5.3.6 Nitrat
Kadar nitrat di Sub DAS Daerah Aliran Sungai Saluran Tarum Barat menunjukkan perubahan yang mencolok dari tahun ke tahunnya. Kadar nitrat max
tahunan terus naik dari tahun 2004 ke tahun 2008 tetapi kemudian turun drastis di tahun 2009. Kadar max tahunan tertinggi tercatat di tahun 2008 di titik sampel air
Intake Pejompongan dengan angka sebesar 13,68 mgl, sedangkan kadar nitrat
max tahunan terkecil tercatat di tahun 2004 di titik sampel air Suplesi Cibeet
dengan angka sebesar 1,56 mgl. Untuk kadar nitrat min tahunan tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 18.
Tabel 18 Kadar nitrat tahunan di Sub DAS Saluran Tarum Barat periode 2004 – 2009
Nitrat mgl 2004
2005 2006
2007 2008
2009
max 1,560
2,220 4,472
8,530 13,680
2,690 min
0,010 0,075
0,050 0,010
0,030 0,010
PP No 20 Th 1990 Kriteria air Gol B
10 10
10 10
10 10
Sumber: Perusahaan Jasa Tirta periode 2004 – 2009 .
Angka nitrat max tahunan yang cenderung naik dari tahun ke tahun selama periode 2004 – 2008 di Sub DAS Saluran Tarum Barat diduga berasal dari
aktivitas pertanian di daerah hulu Bendung Curug – Bendung Cibeet dan limbah manusia feses di daerah Kabupaten Bekasi karena pada daerah tersebutlah angka
nitrat tercatat paling tinggi. Selain itu bukti lainnya adalah masih banyaknya warga yang buang air besar langsung ke Sub DAS Saluran Tarum Barat, hal ini
bisa dilihat dari banyaknya toilet sementara yang terdapat di sepanjang Cibeet – Bekasi.
Menurut PP No 20 Tahun 1990 kadar maksimum yang diizinkan agar suatu perairan sungaisaluran dapat memenuhi golongan air b air yang dapat
digunakan sebagai bahan baku air minum adalah 10 mgl, sedangkan kadar nitrat max
tahun 2007 di Sub DAS Saluran Tarum Barat menunjukkan angka sebesar 13,68 mgl. Dengan demikian kualitas air Saluran Tarum Barat pada tahun 2007
tergolong tercemar.
5.4 Kajian Perubahan Tata Guna Lahan dan Aktivitas Manusia dengan Nilai IMKA