Latar Belakang Pengaruh perubahan tata guna lahan dan aktivitas manusia terhadap kualitas air sub das saluran tarum barat

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan di berbagai sektor. Seperti yang diketahui selama ini, pembangunan memberikan banyak sekali manfaat terutama penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia, tetapi di samping itu pembangunan juga membutuhkan pengorbanan-pengorbanan lingkungan seperti perubahan penggunaan lahan, dari semula merupakan ruang hijau menjadi gedung-gedung bertingkat atau permukiman. Dari tahun ke tahun jumlah ruang hijau, terutama yang berada di kota-kota besar di Indonesia semakin berkurang. Perubahan penggunaan lahan dari ruang hijau menjadi bangunan industri atau permukiman turut mempengaruhi kualitas air di sepanjang daerah aliran sungai DAS. Kegiatan industri, peternakan, pertanian dan permukiman di sepanjang aliran sungai bantaran sungai menghasilkan bermacam limbah, baik padat maupun cair, ke dalam sungai. Belum lagi erosi yang ditimbulkan akibat tidak adanya pohon sebagai penahan air menyebabkan terbawanya lapisan permukaan atas tanah top soil menuju aliran sungai. Kondisi ini terjadi semakin parah ketika aliran sungai mencapai kota-kota besar di Indonesia. Perubahan penggunaan lahan dari ruang hijau menjadi permukiman meningkatkan aktivitas manusia di sekitar aliran sungai. Aktivitas manusia ini kebanyakan memberikan dampak negatif terhadap kualitas air sungai setempat. Kegiatan mencuci, mandi dan kakus yang dilakukan di sungai serta limbah domestik yang dihasilkan dari permukiman setempat secara langsung maupun tidak langsung turut memperburuk kualitas air sungai setempat. Saluran Tarum Barat merupakan sungai buatan yang mengalir melalui dua kabupaten, yakni Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat, Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat serta Kotamadya Jakarta Timur Provinsi D.K.I Jakarta. Aliran sungainya berasal dari Waduk Jatiluhur. Sungai ini termasuk ke dalam DAS Citarum yang memiliki aliran sepanjang 70 km. Hulu sungai ini berada pada Kabupaten Purwakarta dan hilirnya terdapat di Jakarta Timur yang kemudian dialirkan melalui pipa – pipa bawah tanah menuju Jakarta. Perubahan penggunaan lahan di Bekasi, Karawang dan Jakarta menyebabkan kualitas air di sungai ini semakin memburuk dari tahun ke tahun. Daerah yang dulunya merupakan ruang hijau beralih fungsi menjadi lahan pertanian kemudian lebih buruk lagi menjadi daerah industri dan permukiman. Penduduk bantaran sungai tersebut memanfaatkannya untuk keperluan mandi, kakus, mencuci dan sebagainya. Saluran Tarum Barat merupakan sumber air bersih untuk masyarakat Jakarta yang disalurkan oleh Perusahaan Air Minum PAM di daerah Jakarta Timur. Apabila kondisi ini dibiarkan, dikhawatirkan kualitas air di sungai ini tidak lagi memenuhi kriteria air yang layak untuk dikonsumsi sebagai bahan baku air minum yang pada akhirnya mengancam kesehatan dan kesejahteraan penduduk di sepanjang Saluran Tarum Barat, untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap perubahan penggunaan lahan di sepanjang sungai ini dan dampak perubahannya bagi kualitas air di sungai tersebut.

1.2 Tujuan