matahari sangat penting untuk aktivitas fotosintesis bagi fitoplankton dan tanaman bawah air yang dimana keduanya merupakan produsen di dalam suatu lingkungan
perairan. Selain itu tanaman sejenis eceng gondok tersebut ternyata membuat Sub DAS Saluran Tarum Barat menjadi semakin dangkal dari hari ke harinya.
Gambar 9 Kondisi pendangkalan yang terjadi di wilayah Kayuringin, Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
Gambar 9 menunjukkan terjadinya pendangkalan di Sub DAS Saluran Tarum Barat. Warga masyarakat sekitar tempat tersebut juga merasakan bahwa air
Sub DAS Saluran Tarum Barat dari hari ke harinya seakan naik dan dikhawatirkan ’tumpah’ ke jalan. Hal ini membuat pengelola berencana
melakukan pengerukan kedalaman Sub DAS Saluran Tarum Barat agar di dapat kedalaman yang ideal seperti sedia kala.
5.6 Beban Pencemaran di Sub DAS Saluran Tarum Barat
Beban pencemaran adalah jumlah suatu parameter pencemaran yang terkandung dalam sejumlah air atau limbah PP No 20 Th 1990. Beban
pencemaran di Sub DAS Saluran Tarum Barat dalam penelitian ini dibatasi pada sumber pencemar yang berasal dari sektor penduduk limbah domestik, pertanian
dan industri. Selain itu beban pencemar yang dihitung hanya berasal dari parameter kualitas air BOD.
Beban pencemaran yang akan dibahas adalah yang berasal dari aktivitas penduduk. Beban pencemaran ini dihitung berdasarkan kalkulasi antara jumlah
penduduk di wilayah penelitian dengan koefisien BOD yang ditetapkan untuk limbah domestik. Dalam wilayah penelitian ini tercakup 78 desakelurahan yang
diperkirakan limbah domestiknya mengalir langsung ke Sub DAS Saluran Tarum Barat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 11.
Jumlah penduduk di 78 desa adalah 3.308.000 orang. Data tersebut diambil berdasarkan data tahun 2009 agar dapat dilihat kondisi paling dini dari penelitian
ini dengan kondisi sekarang. Dari lampiran 11 dapat dilihat kontribusi limbah domestik terhadap beban pencemaran BOD sebesar 65.167,60 tontahun. Dari
hasil perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa kontribusi beban pencemaran BOD terbesar terdapat di wilayah kelurahan Gandamegar, kecamatan Cibitung,
Kabupaten Bekasi yani sebesar 3341,53 tontahun, sedangkan kontribusi beban pencemaran BOD terendah ada di wilayah kelurahan Mekarbuana, kecamatan
Tegal Waru, Kabupaten Karawang. Limbah rumah tangga domestik dapat mempengaruhi kualitas air sungai.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Yani et al. 1994 yang menyebutkan bahwa tinja manusia dapat meningkatkan kekeruhan air. Kekeruhan tersebut dapat
menghambat proses transpirasi cahaya di dalam air, dengan kata lain kotoran manusia dapat mempengaruhi kualitas fisik suatu perairan. Lebih lanjut limbah
organik yang berasal dari sisa buangan rumah tangga dapat menurunkan oksigen terlarut yang terkandung pada suatu perairan Ryadi 1985 dalam Yani et al.
1994. Saat observasi di wilayah penelitian memang sangat banyak ditemukan
toilet semi permanen yang terdapat di wilayah Cibitung, hal itu dimungkinkan menjadi penyebab mengapa kontribusi beban pencemaran terbesar terdapat di
Kecamatan Cibitung. Hal lain yang diduga menjadi penyebabnya adalah bahwa hampir keseluruhan rumah tangga yang ada di wilayah penelitian itu tidak
mengolah limbah cair rumah tangganya terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai atau saluran air parit.
Kontribusi beban pencemaran yang selanjutnya akan dibahas adalah yang berasal dari limbah peternakan. Di wilayah penelitian banyak penduduk yang
berternak sapi, kerbau, domba dan kambing sebagai komoditi ekonominya. Data tersebut diperoleh dari BPS badan Pusat Statistik masing-masing wilayah
sepanjang Sub DAS Saluran Tarum Barat. Nilai beban pencemaran tersebut diperoleh dari perhitungan antara jumlah ternak dikalikan dengan koefisien BOD.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 12.
Data pada Lampiran 12 memperlihatkan bahwa kontribusi beban pencemaran dari total populasi ternak sapi di Sub DAS Saluran Tarum Barat
adalah sebesar 8.108 tontahun. Sedangkan jumlah kontribusi beban pencemaran BOD dari total populasi kerbau adalah sebesar 1.009 tontahun. Jika keduanya
dijumlahkan maka total kontribusi beban pencemaran oleh ternak sapi dan kerbau adalah sebesar 9.117 tontahun.
Data pada Lampiran 12 juga memperlihatkan kontribusi beban pencemaran BOD yang berasal dari limbah ternak kambing dan domba. Total beban
pencemaran yang berasal dari total populasi ternak kambing di Sub DAS Saluran Tarum Barat adalah sebesar 23.255,64 tontahun, sedangkan jumlah kontribusi
beban pencemaran BOD yang berasal dari total populasi ternak domba adalah sebesar 42.436,71 tontahun. Jika dijumlahkan maka total kontribusi beban
pencemaran yang berasal dari limbah peternakan kambing dan domba adalah sebesar 65.692,35 tontahun.
Kontribusi beban pencemaran BOD yang akan dibahas selanjutnya adalah yang berasal dari limbah industri, khususnya industri besar dan menengah. Seperti
yang diketahui di sepanjang wilayah penelitian banyak sekali industri-industri yang menggunakan air yang berasal dari Sub DAS Saluran Tarum Barat, tetapi
hanya sedikit industri yang membuang limbahnya langsung ke aliran Sub DAS Saluran Tarum Barat. Untuk itu dalam penelitian ini hanya akan dibahas
kontribusi beban pencemaran yang berasal dari industri-industri yang diduga membuang air limbahnya langsung ke Sub DAS Saluran Tarum Barat.
Total industri besar dan menengah yang ada di wilayah penelitian, yang menggunakan air langsung dari Sub DAS Saluran Tarum Barat berdasarkan data
yang diperoleh dari Perusahaan Jasa Tirta, adalah sebanyak 60 buah industri. Dari 60 industri tersebut yang diduga menghasilkan limbah dan membuang ke Sub
DAS Saluran Tarum Barat ada 28 buah industri tetapi hanya 14 industri yang dihitung beban pencemarannya dikarenakan 14 industri sisanya menghasilkan
limbah yang dapat diabaikan menurut panduan perhitungan secara cepat limbah industri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 13.
Data pada Lampiran 13 memperlihatkan beban pencemaran BOD yang dihasilkan oleh keempat belas industri yang diperoleh dari hasil perhitungan
antara kapasitas limbah industri dengan koefisien pengali BOD per tahunnya. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh bahwa kontribusi beban pencemaran BOD
yang berasal dari aktivitas industri adalah sebesar 3.105,32 tontahun. Sebagian besar industri tersebut berada pada wilayah Kabupaten Bekasi da Kota Bekasi.
Kontribusi beban pencemaran BOD di wilayah penelitian merupakan jumlah dari kontribusi beban pencemaran BOD yang berasal dari limbah domestik,
limbah peternakan dan limbah industri. Dari ketiga sumber pencemaran tersebut dapat dijumlahkan total jumlah kontribusi pencemaran BOD di Sub DAS Saluran
Tarum Barat sebesar 138.472,02 tontahun. Untuk lebih jelasnya dapa dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26 Prediksi kontribusi beban pencemaran potensial BOD pada berbagai tipe sumber pencemar di wilayah penelitian
No Sumber Pencemar
Prediksi Kontribusi BOD tontahun
1 Limbah Domestik
65.167,60 2
Limbah Peternakan Sapi dan Kerbau 4.506,75
3 Limbah Peternakan Kambing dan Domba
65.692,35 4
Limbah Industri 3.105,32
Total 138.472,02
Data pada Tabel 26 memperlihatkan bahwa kontribusi beban pencemaran BOD yang paling besar berasal dari sumber pencemar limbah peternakan,
khususnya limbah peternakan kambing dan domba yakni sebesar 65.692, 35 tontahun. Selain itu limbah domestik juga memperlihatkan nilai kontribusi yang
sangat besar yakni 65.167,60 tontahun. Dari data tersebut diharapkan bisa menjadi tolak ukur pengelolaan DAS ke depannya. Agar lebih baik ke depannya
perlu diadakan penekanan terhadap laju pertumbuhan penduduk di wilayah penelitian dan pengelolaan limbah peternakan sebelum dibuang ke sungaisaluran
air setempat. Kontribusi beban pencemaran riil di Sub DAS Saluran Tarum Barat
merupakan banyaknya beban pencemaran BOD yang masuk secara langsung ke dalam aliran air Sub DAS Saluran Tarum Barat. Berbeda dengan beban
pencemaran potensial yang merupakan nilai prediksi beban pencemaran BOD yang diperkirakan masuk ke sungai, beban pencemaran riil ini merupakan nilai
kontribusi yang masuk secara langsung ke dalam sungai.
Data perhitungan dan observasi di lapang menunjukkan bahwa kontribusi beban pencemaran BOD riil per tahun menunjukkan angka 1.207,15 tontahun
jauh lebih kecil dari kontribusi beban pencemaran potensialnya yang menunjukkan angka 65.167,60 tontahun. Jika diasumsikan bahwa di dalam jarak
pinggir kanan dan kiri sungai tidak ditemukan peternakan maka nilai beban pencemaran riil di Saluran Tarum Barat hanya berasal dari sumber pencemar
domestik dan industri. Kontribusi beban pencemaran riil dari sumber pencemar industri memiliki nilai sebesar 3.105,32 tontahun. Jika keduanya digabungkan
maka nilai kontribusi beban pencemaran riil di Saluran Tarum Barat adalah sebesar 4.312,47 tontahun. Untuk lebih jelasnya data disajikan pada Tabel 27.
Tabel 27 Prediksi kontribusi beban pencemaran riil BOD pada berbagai tipe sumber pencemar di wilayah penelitian
No Sumber Pencemar
Kontribusi BOD tontahun
1 Limbah Domestik
1.207,15 2
Limbah Industri 3.105,32
Total 4.312,47
5.7 Daya Tampung Beban Pencemaran di Sub DAS Saluran Tarum Barat