Pengaruh Pemanfaatan Sumberdaya Air di Sub DAS Saluran Tarum Barat

Parameter-parameter yang mempengaruhi rendahnya nilai IMKA di lokasi- lokasi tersebut diantaranya adalah oksigen terlarut, BOD dan nitrat. Rendahnya oksigen terlarut dan tingginya nilai BOD diduga berasal dari limbah industri dan aktivitas pencucian barang bekas yang ada di Kota Bekasi dan Jakarta Timur. Sedangkan nitrat diduga berasal dari kotoran manusia yang dibuang langsung ke Saluran Tarum Barat. Secara keseluruhan nilai IMKA di tahun 2004 dengan nilai IMKA di tahun 2009 menunjukkan perubahan yang kurang signifikan. Nilai IMKA tahun 2004 lebih baik dibandingkan dengan nilai IMKA tahun 2009 atau dengan kata lain terjadi penurunan kualitas air dari tahun 2004 ke tahun 2009 meskipun nilainya tidak terlalu jauh. Hal ini karena baik perubahan penggunaan lahan maupun penambahan penduduk di Sub DAS Saluran Tarum Barat tergolong relatif sedikit perubahannya. Penambahan permukiman sebesar 17,29 dan pertumbuhan penduduk sebesar 11,27 di seluruh wilayah penelitian adalah salah satu bukti bahwa baik perubahan penggunaan lahan dan aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan kualitas air di Sub DAS Saluran Tarum Barat tidak terlalu signifikan.

5.5 Pengaruh Pemanfaatan Sumberdaya Air di Sub DAS Saluran Tarum Barat

Sub Daerah Aliran Sungai Sub DAS Saluran Tarum Barat merupakan sungai buatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, terutama kebutuhan air golongan I dan II, yang pengelolaannya diserahkan kepada Perusahaan Umum Jasa Tirta bekerjasama dengan PDAM wilayah setempat. Sebagai saluran ‘pembawa’, menurut salah satu pegawai yang bekerja di PJT Perusahaan Jasa Tirta, diharapkan Sub DAS Saluran Tarum Barat bebas dari pencemaran dari segala bentuk limbah maupun sampah. Untuk mewujudkan hal tersebut Pemerintah Daerah setempat bekerjasama dengan pihak PJT telah mengatur agar air buangan limbah rumah tangga maupun industri diarahkan melalui gotgorong-gorong yang dengan kata lain berbeda aliran airnya dengan Sub DAS Saluran Tarum Barat itu sendiri. Bisa ditarik kesimpulan bahwa seharusnya dalam teori, Sub DAS Saluran Tarum Barat bebas dari segala bentuk pencemaran yang diakibatkan oleh manusia. Gambar 3 Saluran buangan air limbah rumah tangga gotgorong-gorong di wilayah Jaka Setia, Bekasi Selatan, Kota Bekasi. Saluran Tarum Barat sebagai sumber air bersih seharusnya bebas dari pencemaran, namun dalam kenyataannya tidak demikian. Masih banyak ditemukan banyaknya sampah yang terapung di Sub DAS Saluran Tarum Barat seperti sampah plastik, sayur, karet ban bekas dan sebagainya. Sampah-sampah tersebut erat kaitannya dengan aktivitas warga di bantaran Sub DAS Saluran Tarum Barat. Berdasarkan data dari hasil wawancara 120 responden, sebanyak 3 responden atau sekitar 2,5 mengaku membuang sampah langsung ke sungai sedangkan sisanya sebanyak 39,2 mengaku punya tempat sampah dan membakar sampah-sampah yang telah menumpuk dan sisanya sebanyak 58,3 mengaku punya tempat sampah dan sampah yang telah menumpuk diangkut nantinya oleh petugas kebersihan. Limbah organik yang berasal dari sisa buangan rumah tangga dapat menurunkan oksigen terlarut yang terkandung pada suatu perairan Ryadi 1985 dalam Yani et al. 1994. Oksigen terlarut yang rendah dapat berimplikasi pada aktivitas organisme bawah air yang ada di Sub DAS Saluran Tarum Barat atau dengan kata lain mengganggu ekosistem yang ada di Sub DAS Saluran Tarum Barat. Gambar 4 Sampah yang menumpuk di depan Universitas Borobudur dan sampah yang tercecer di bantaran Saluran Tarum Barat. Sub Daerah Aliran Sungai Sub DAS Saluran Tarum Barat merupakan saluran pembawa yang menyuplai kebutuhan air bersih untuk tujuan rumah tangga dan industri yang ada di wilayah Bekasi dan Jakarta. Selain itu Sub DAS Saluran Tarum Barat juga diperuntukkan untuk memberikan suplai air irigasi bagi petani- petani yang ada di wilayah Karawang – Bekasi. Sebenarnya penggunaan air secara langsung oleh masyarakat sekitar tidak dibenarkan oleh pihak pengelola karena dapat mempengaruhi volume air yang dibutuhkan oleh PDAM atau pun industri-industri yang berlangganan air Sub DAS Saluran Tarum Barat. Tetapi pada kenyataannya masih cukup banyak masyarakat sekitar yang menggunakan air Sub DAS Saluran Tarum Barat meskipun dalam volume yang relatif kecil. Dari 120 responden yang diwawancarai, sebanyak 76 responden 63,33 masih menggunakan air Sub DAS Saluran Tarum Barat dan sisanya sebanyak 44 responden 36,67 menyatakan tidak menggunakan air secara langsung dari STB. Data menyebutkan dari 76 orang yang menggunakan air Sub DAS Saluran Tarum Barat hanya sekitar 38,15 yang menggunakannya untuk keperluan irigasi. Sisanya sebanyak 21 orang 27,63 menggunakan air Sub DAS Saluran Tarum Barat untuk mencuci piring dan pakaian, 12 orang 15,78 untuk mandi, 11 orang 14,47 untuk keperluan ternak, dan 3 orang 3,94 untuk kebutuhan air minum. Gambar 5 Mencuci pakaian dan mencuci barang bekas yang dilakukan oleh masyarakat bantaran Saluran Tarum Barat. Masyarakat sekitar juga menjadikan Sub DAS Saluran Tarum Barat sebagai tempat pembuangan limbah manusia fesestinja. Pada saat observasi setidaknya ditemukan belasan hingga puluhan bangunan tidak tetap berupa bilik yang dijadikan sebagai tempat buang hajat. Dari hasil wawancara pun ditemukan dari 120 responden, sebanyak 13 orang responden 10,83 yang menyatakan tidak punya kakus di rumahnya. Dari 13 orang tersebut, 10 diantaranya 76,92 mengaku melakukan aktivitas buang tinjafeses di bilik tertutup tersebut, sedangkan sebanyak 3 orang 23,07 mengaku buang air besar di wc umum. Yani et al. 1994 menyebutkan bahwa tinja manusia dapat meningkatkan kekeruhan air. Kekeruhan tersebut dapat menghambat proses transpirasi cahaya di dalam air, dengan kata lain kotoran manusia dapat mempengaruhi kualitas fisik suatu perairan. Gambar 6 Bilik WC sederhana yang dibuat oleh masyarakat di tepi Saluran Tarum Barat Seyogyanya limbah cair yang berasal dari limbah rumah tangga masyarakat setempat dibuang melalui gorong-gorong yang mengarah ke Laut Jawa. Tapi pada kenyataannya tidak semua masyarakat yang membuang limbah cair rumah tangganya ke gotgorong-gorong bawah tanah tersebut. Dari data perolehan wawancara dengan masyarakat setempat sebanyak 36 orang responden 30 mengaku membuang limbah cair rumah tangga langsung ke Sub DAS Saluran Tarum Barat sedangkan sisanya sebanyak 84 orang 70 mengaku membuang limbah cair rumah tangga ke gotgorong-gorong. Gambar 7 Permukiman kumuh di bantaran Sub DAS Saluran Tarum Barat dan salah satu rumah produksi industri pengolahan barang bekas. Aktivitas-aktivitas di atas sedikit banyaknya memberikan pengaruh negatif terhadap keadaan Sub DAS Saluran Tarum Barat. Salah satu implikasi adanya pencemaran di Sub DAS Saluran Tarum Barat bisa dilihat dari ada atau tidaknya bioindikator pencemar. Seperti yang kita ketahui, salah satu bioindikator yang cukup dikenal adalah tanaman eceng gondok akibat adanya eutrofikasi di dalam suatu lingkungan perairan. Di sepanjang Sub DAS Saluran Tarum Barat dapat ditemukan banyak sekali tanaman eceng gondok yang hidup berdampingan dengan rumput liar atau tanaman lainnya. Bahkan di tengah-tengah badan sungai pun tanaman tersebut dapat dengan mudah kita jumpai. Gambar 8 Tanaman sejenis eceng gondok yang memenuhi Sub DAS Saluran Tarum Barat. Gambar 8 merupakan salah satu gambaran mengenai padatnya tanaman sejenis eceng gondok yang menutupi permukaan air Sub DAS Saluran Tarum Barat. Tanaman ini bisa jadi sangat merugikan dan mematikan kehidupan bawah air yang ada di Sub DAS Saluran Tarum Barat karena tanaman ini menutupi masuknya sinar matahari yang seharusnya masuk. Seperti kita ketahui sinar matahari sangat penting untuk aktivitas fotosintesis bagi fitoplankton dan tanaman bawah air yang dimana keduanya merupakan produsen di dalam suatu lingkungan perairan. Selain itu tanaman sejenis eceng gondok tersebut ternyata membuat Sub DAS Saluran Tarum Barat menjadi semakin dangkal dari hari ke harinya. Gambar 9 Kondisi pendangkalan yang terjadi di wilayah Kayuringin, Bekasi Selatan, Kota Bekasi. Gambar 9 menunjukkan terjadinya pendangkalan di Sub DAS Saluran Tarum Barat. Warga masyarakat sekitar tempat tersebut juga merasakan bahwa air Sub DAS Saluran Tarum Barat dari hari ke harinya seakan naik dan dikhawatirkan ’tumpah’ ke jalan. Hal ini membuat pengelola berencana melakukan pengerukan kedalaman Sub DAS Saluran Tarum Barat agar di dapat kedalaman yang ideal seperti sedia kala.

5.6 Beban Pencemaran di Sub DAS Saluran Tarum Barat