kandungan oksigen, sedangkan COD Chemical Oxygen Demand merupakan parameter kebutuhan oksidasi sampel yang ditentukan dengan menggunakan suatu
oksidan kimiawi.
2.2.2.4 Nitrat
Senyawa nitrogen didalam perairan terdapat dalam bentuk terlarut atau tersuspensi. Nitrat dalam tanah dan air terbanyak dibuat oleh mikroorganisme
dengan cara biologis. Nitrat dapat terbentuk karena tiga proses, yaitu badai listrik, organisme pengikat nitrogen dan bakteri yang menggunakan amoniak. Ketiganya
tanpa adanya campur tangan manusia. Nitrat dapat terbentuk dari manusia jika manusia membuang kotoran dalam air, karena kotoran banyak mengandung
amoniak. Selain itu, konsentrasi nitrat juga dapat dihasilkan manusia dari limbah rumah tangga dan pertanian. Nitrat akan berbahaya jika kandungannya mencapai
45 bpj dalam air. Nitrat akan berubah menjadi nitrit dalam perut dan dapat menyebabkan keracunan Sastrawijaya 1991 dalam Putri 2004.
2.3 Debit Air
Debit adalah volume aliran yang mengalir melalui sungai per satuan waktu. Besarnya biasanya dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik m
3
detik Soewarno 1991. Data debit air sungai berfungsi memberikan informasi
mengenai jumlah air yang mengalir pada waktu tertentu. Oleh karena itu, data debit air berguna untuk mengetahui cukup tidaknya penyediaan air untuk berbagai
keperluan domestik, irigasi, pelayaran, tenaga listrik, dan industri pengelolaan DAS Daerah Aliran Sungai, pengendalian sedimen, prediksi kekeringan, dan
penilaian beban pencemaran air. Dilihat dari segi fisik DAS, Asdak 1995 dalam Hadinugroho 2000
menyebutkan bahwa indikator normal tidaknya suatu DAS ditentukan diantaranya oleh nisbah debit maksimum Qmax dan debit minimum Qmin. Kondisi fisik
DAS dianggap baik apabila nisbah QmaxQmin relatif stabil dari tahun ke tahun, sedangkan kondisi DAS dianggap mulai terganggu apabila nisbah QmaxQmin
terus naik dari tahun ke tahun.
Tutupan hutan berpengaruh terhadap tinggi-rendahnya debit air. Asdak 1995 dalam Supangat 2008 menyatakan bahwa tutupan hutan dapat
menghasilkan debit yang rendah disebabkan oleh meningkatnya stabilitas tanah karena tingginya kapasitas infiltrasi, adanya perlindungan dari tutupan tajuk
pohon, tingginya konsumsi air tanah oleh akar pohon. Hal-hal tersebut memberikan keuntungan bagi daerah yang memiliki tutupan hutan, yakni
perlindungan terhadap bahaya banjir pada saat musim hujan.
2.4 Penggunaan Lahan
Penutupan lahan land cover dan tata guna lahan land use atau penggunaan lahan merupakan istilah yang sering kali diartikan sama, padahal
keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Menurut Lillesand dan Kiefer 1990 dalam Wardhana 2003 penggunaan lahan merupakan kegiatan manusia
pada sebidang lahan tertentu, sedangkan penutupan lahan lebih pada perwujudan fisik dari obyek dan yang menutupi permukaan tanpa mempersoalkan kegiatan
manusia terhadap obyek-obyek tersebut. Vink 1975 dalam Fitriyana 2004 menjelaskan bahwa perubahan atau perkembangan penggunaan lahan dipengaruhi
oleh dua faktor, yaitu faktor alam seperti iklim, topografi tanah dan bencana alam; serta faktor manusia yang berupa aktivitas manusia pada sebidang lahan. Dari
kedua faktor tersebut dikatakan bahwa faktor manusia memberikan pengaruh dominan dibandingkan dengan faktor alam.
1. Permukaan bervegetasi Pepohonan merupakan suatu komponen yang penting dalam suatu ekosistem.
Keberadaan pohon di perkotaan memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah pengendali bahang, banjir, erosi dan mengurangi kecepatan angin.
Pengurangan kecepatan angin dapat berpengaruh terhadap suhu air Wardhana 2003.
2. Permukaan terbuka tidak bervegetasi Daerah perkotaan ditandai dengan adanya permukaan berupa parit, selokan dan
pipa saluran drainase, sehingga sebagian air hujan yang jatuh tidak meresap kedalam tanah. Akibatnya air untuk proses evaporasi menjadi kurang tersedia
dan penguapan menjadi sedikit. Dampak lainnya adalah banyaknya genangan air akibat kurangnya daerah resapan atau saluran drainase.
2.5 Pengaruh Penggunaan Lahan terhadap Kualitas Air