Tarum pada kondisi real digolongkan ke dalam kelas air nomor tiga danatau empat.
5.3.5 Biochemical Oxygen Demand BOD
Biochemical oxygen demand BOD menunjukkan jumlah oksigen terlarut
yang dibutuhkan organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan- bahan buangan di dalam air Fardiaz 1992. Kadar BOD max tahunan di Sub DAS
Daerah Aliran Sungai Saluran Tarum Barat berfluktuasi dari tahun ke tahun. Kadar BOD max tahunan paling tinggi tercatat di tahun 2008 di titik sampel air
Btb 10 dengan angka sebesar 18,77 mgl, sedangkan kadar BOD min tahunan terkecil tercatat di tahun 2009 di titik sampel air Intake Pulogadung dengan angka
sebesar 1,02 mgl. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Kadar BOD tahunan di Sub DAS Saluran Tarum Barat periode 2004 –
2009
BOD mgl 2004
2005 2006
2007 2008
2009
max 15,20
8,97 14,60
11,35 18,77
13,06 min
3,30 1,41
2,10 1,36
1,11 1,02
PP No 82 Th 2001 kelas air no II
3 3
3 3
3 3
Sumber: Perusahaan Jasa Tirta periode 2004 – 2009 .
Biological Oxygen Demand BOD merupakan petunjuk dari pengeruh yang
terjadi pada badan air sungai berkaitan dengan pengurangan kandungan oksigen Soeparman Suparmin 2001. Hal ini berarti BOD memiliki korelasi negatif
dengan kadar oksigen. Jika dilihat dari data, pada bulan dimana kadar oksigen terlarut tercatat tinggi maka kadar BOD di STB menunjukkan penurunan angka.
Contoh paling menonjol ada pada Bulan Febuari tahun 2009 yang memiliki angka BOD relatif kecil, yakni sebesar 1,02 mgl, tetapi kadar oksigen terlarutnya paling
tinggi diantara bulan-bulan di tahun yang lainnya, yakni sebesar 8,5 mgl. Kadar BOD di Saluran Tarum Barat tergolong buruk dari tahun ke
tahunnya. Menurut PP No 82 Tahun 2001 kadar maksimum BOD yang diijinkan untuk memenuhi kelas II adalah 3 mgl sedangkan kadar BOD max tahunan di
Sub DAS Saluran Tarum Barat melebihi batas BOD yang diperuntukkan untuk air kelas IV. Dengan demikian dilihat dari kadar BOD-nya kualitas air di Sub DAS
Saluran Tarum Barat tergolong buruk atau tercemar berat.
5.3.6 Nitrat
Kategori