III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Teori Produksi
Produksi merupakan kegiatan untuk menghasilkan barang atau jasa. Barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi disebut sebagai input dan
produk yang dihasilkan disebut sebagai output. Input dan ouput merupakan suatu gabungan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap produksi yang dijalankan.
Teori produksi dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara kedua input dan output.
Hubungan antara input dan output disebut sebagai fungsi produksi. Secara umum fungsi produksi menunjukkan bahwa jumlah barang produksi tergantung
dari jumlah faktor produksi yang digunakan. Menurut Hernanto 1991 faktor produksi terdiri dari tanah, tenaga kerja, modal dan pengelolaan. Ketiga faktor
produksi selain pengelolaan merupakan syarat yang penting dalam suatu proses produksi. Proses menghasilkan produksi yang diinginkan merupakan hal yang
sangat penting untuk diperhatikan dalam hal kepemilikan dan penguasaan. Tanah merupakan faktor produksi yang penting karena tempat
berlangsungnya suatu usaha. Faktor produksi ini terdiri dari faktor alam lainnya seperti air, udara, sinar matahari, kimia tanah, temperatur dan lainnya. Semua
faktor produksi ini akan menentukan keputusan pada hasil produksi yang diharapkan.
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang ke dua dalam proses produksi. Jumlah tenaga kerja dan curahan waktu yang diberikan pada suatu
proses produksi akan mempengaruhi output produksi yang dihasilkan. Dalam pengukuran potensi tenaga kerja biasanya dilakukan konversi tenaga kerja yaitu
menyetarakan jenis-jenis penggunaan tenaga kerja ke dalam tenaga kerja pria. Penggunaan tenaga kerja dalam produksi sifatnya tidak tetap karena harus
disesuaikan dengan tahapan proses produksi. Modal merupakan hasil gabungan dari faktor produksi lahan dan tenaga
kerja. Modal yang tinggi diantara fakor produksi yang lain yaitu model operasional. Model operasional dimaksudkan sebagai modal dalam bentuk tunai
15 yang dapat ditukarkan dengan barang modal lain seperti sarana produksi dan
tenaga kerja, bahkan untuk pembiayaan pengolahan. Menurut sifatnya modal dibedakan menjadi dua yaitu : 1 modal tetap yaitu modal yang tidak habis dalam
satu proses produksi seperti kandang dan peralatan, 2 modal lancar yaitu modal yang habis dalam satu proses produksi seperti DOC, pakan, obat-obatan dan
tenaga kerja. Pengelolaan usaha ternak adalah kemampuan peternak menentukan,
mengorganisir dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi. Keberhasilan
mengelola usaha ternak dapat diukur dari pengeluaran dan pendapatan yang diperoleh. Tolak ukur keberhasilan dalam pengelolaan suatu usaha yaitu dadanya
peningkatan produktivitas usaha. Menurut Soekartawi et al 1986, fungsi produksi mempunyai notasi
sebagai berikut : Y
= f X1, X2, X3,...Xn
Dimana : Y
= Output F
= bentuk hubungan yang mentransformasikan faktor-faktor produksi dengan hasil produksi
X1, X2, X3,.....Xn = Input-input yang digunakan
Berdasarkan fungsi diatas maka dapat dilihat bahwa besar kecilnya Y produksi ditentukan peranan X1, X2, X3...Xn dan faktor-faktor lain yang tidak
terdapat pada persamaan. Hubungan X dan Y produksi berlaku hukum kenaikan yang bekurang The law of diminishing return. Artinya bahwa setiap tambahan
unit masukan pada saat tertentu akan mengakibatkan proporsi unit tambahan produksi semakin kecil dibanding dengan masukan tersebut, seperti pada Gambar
1.
16 Y
Fungsi Produksi
X
Gambar 1. Bentuk Fungsi Produksi Sumber : Soekartawi et al 1986
3.1.2 Struktur Biaya Produksi dan Skala Usaha