Kajian Penelitian Struktur Biaya dan Pendapatan

8 ayam kampung sudah dimiliki hanya bagaimana untuk mengusahakan ayam kampung yang baik belum dikembangkan. Perkembangan usaha ternak ayam kampung dilakukan dengan cara memperbaiki kondisi pemeliharaan yang lebih baik dengan memperhatikan kondisi ayam dan lingkungan. Perkembangan usaha ternak ayam kampung yang semakin meningkat dilihat dari semakin banyaknya rumah makan yang menjual masakan ayam kampung sebagai menu utama.

2.2 Kajian Penelitian Struktur Biaya dan Pendapatan

Biaya merupakan segala pengorbanan yang dikeluarkan selama proses produksi. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan merupakan struktur biaya yang dilakukan yang nantinya akan diperoleh suatu pendapatan. Pendapatan merupakan penerimaan yang diperoleh dikurangi biaya total yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani yang dilakukan. Penelitian tentang pendapatan telah banyak dilakukan dalam berbagai komoditas seperti cabai merah, kacang tanah, padi, jambu biji, domba, sapi perah, dan ayam ras pedaging. Kajian penelitian yang dilakukan dibagi dua yaitu pada komoditas tanaman dan komoditas ternak dengan maksud untuk melihat perbedaan biaya terbesar dari kegiatan produksi. Penelitian Hendrawanto 2008 tentang pendapatan dan biaya produksi cabang usahatani cabai merah. Berdasarkan penelitian Hendrawanto 2008 menjelaskan bahwa struktur biaya pada usahatani cabai merah di desa Suhagalih dibedakan menjadi tiga komponen biaya. Ketiga komponen biaya tersebut adalah biaya tidak tetap, biaya tetap dan biaya sewa lahan. Di dalam biaya tidak tetap diperoleh struktur biaya yang paling dominan yaitu pada tenaga kerja luar keluarga dan dalam keluarga dilakukan pada kegiatan panen. Berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan diperoleh biaya tidak tetap 95,59 persen. Biaya tersebut meliputi biaya tenaga kerja 56,17 persen dan 39,42 persen biaya sarana produksi. Tenaga yang paling banyak dikeluarkan yaitu pada kegiatan panen, sehingga dalam usahatani cabai merah yang berperan penting adalah tenaga kerja. Aryani 2009 melakukan penelitian tentang pengaruh kemitraan terhadap pendapatan usahatani kacang tanah. Hasil penelitian Aryani 2009 menjelaskan struktur biaya yang dilakukan terdiri dari biaya tunai dan biaya diperhitungkan. 9 Biaya yang dikeluarkan dalam usahatani kacang tanah yang paling besar yaitu pada biaya tenaga kerja sebesar 13,5 persen baik yang bermitra maupun non bermitra. Biaya yang kedua yang paling besar yaitu pada sarana produksi bibit. Penelitian Kusumawati 2009 tentang pendapatan usahatani padi pandan wangi dan varietas unggul baru. Analisis yang digunakan yaitu analisis pendapatan dengan metode acak sederhana dengan responden 40 : 40. Biaya usahatani padi pandan wangi menghasilkan total biaya paling kecil dibanding dengan varietas unggul baru. Biaya yang paling besar yaitu biaya tunai pada biaya tenaga kerja non keluarga sebesar 34,02 persen dan 35,34 persen. Aktivitas tenaga kerja meliputi penyemaian benih, pengolahan lahan, penanaman, penyiangan, penyulaman, pemupukan, penen pengendalian hama penyakit dan pemanenan. Dari seluruh aktivitas ini yang paling banyak yaitu pada pengolahan tanah dan panen dengan HOK 33,32 persen dan 34,61 persen dari proses budidaya yang dilakukan. Tirtayasa 2008 meneliti tentang pendapatan usahatani jambu biji petani primatani. Salah satu tujuan dari penelitiannya adalah untuk menganalisis tingkat pendapatan dan efisiensi pendapatan usahatani jambu biji. Hasil pendapatan yang diperoleh yaitu pendapatan atas biaya tunai dan biaya total. Perhitungan yang dilakukan yaitu pada usahatani tahun 2008 dengan jumlah 1.000 pohon diperoleh pendapatan non primatani lebih menguntungkan dan lebih efisien dari total produksi. Biaya yang dikeluarkan meliputi biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Biaya yang paling besar dikeluarkan pada biaya tunai yaitu pada biaya pupuk dan pestisida. Biaya pupuk dan pestisida pada petani primatani sebesar 30,50 persen dan 68,19 persen sedangkan pada petani non primatani sebesar 38.83 persen dan 57.31 persen. Penelitian pada Pamungkas 2009 tentang pelaksanaan program peningkatan produksi dan produkstivitas ternak domba. Salah satu tujuan yang dilakukan yaitu menganalisis pendapatan peternak dari usaha penggemukan ternak domba program peningkatan produksi dan produktivitas. Pendapatan peternak yang diperoleh selama empat bulan yaitu pada KTT Mekar sebesar Rp 8.958.223 dan KTT Sinar Tani sebesar Rp 13.334.522. Proses budidaya yang dilakukan oleh peternak diperoleh dari dana anggaran program peningkatan 10 produksi dengan batuan yang diperoleh berupa uang. Biaya yang paling banyak dikeluarkan pada proses budidaya domba sejumlah 52 ekor yaitu pada modal pembelian bibit domba yaitu sebesar 69,80 persen baik pada KTT Sinar Tani dan Mekar. Kamiluddin 2009 tentang pendapatan usaha peternakan sapi perah. Penelitian Kamiluddin menjelaskan biaya usaha yang dikeluarkan terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap secara periode penelitian satu tahun. Biaya yang paling besar pada usaha ini adalah biaya pakan sebesar 44,71 persen yang terdiri dari pakan konsentrat dan ampas tahu. Biaya kedua terbesar yaitu pada tenaga kerja luar dan dalam yaitu berkisar 36,75 persen. Menurut Sudono 1990 biaya tenaga kerja merupakan biaya produksi terbesar kedua setelah biaya pakan yaitu 20-30 persen. Hal ini disebabkan oleh karakter pemilik yang mementingkan kesejahteraan tenaga kerja seperti pemberian bonus, sembako dan THR. Penerimaan tunai yang diperoleh dari peternakan susu yaitu penjualan susu dan penjualan ternak. Pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 1.659.699.831 dengan rata-rata per bulan Rp 138.308.319,3. Febridinia 2010 penelitian tentang peranan kemitraan dalam pendapatan peternak ayam broiler. Tujuan penelitian ini untuk menghitung pendapatan yang diperoleh beternak mitra dan non mitra. Biaya yang dikeluarkan dari usaha ini terdiri dari biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Biaya yang dikeluarkan baik peternak mitra dan non mitra tidak lah berbeda jauh hanya dari kedua mitra ini biaya yag paling banyak dikeluarkan yaitu pada biaya DOC dan pakan. Biaya DOC dan pakan pada peternak mitra sebesar 29,26 persen dan 62 persen dan peternak non mitra 30,75 persen dan 58,73persen. Perbedaan ini hanya pada peternak non mitra bebas memilih sapronak yang dilakukan. Pendapatan yang diperoleh atas biaya total peternak mitra sebesar Rp 2.644.733,5 per periode jauh lebih besar dari non mitra yang hanya memperoleh Rp 1.607.375 per periode. Pendapatan yang diperoleh dari pendapatan atas biaya tunai diperoleh sebesar Rp 7.019.773,5 per periode sedangkan non mitra yaitu Rp 5.052.375 per periode. Berdasarkan tinjauan penelitian, kesimpulan yang diperoleh dibedakan menjadi dua yaitu jenis tanaman musiman dan tahunan. Penelitian pada jenis tanaman musiman dilakukan oleh Hendrawanto 2008, Aryani 2009 dan 11 Kusumawati 2009. Kesimpulan yang diperoleh strktur biaya yang paling besar dikeluarkan pada biaya tenaga kerja. Biaya tenaga kerja menjadi paling besar karena pada usahatani tanaman tersebut membutuhkan tenaga kerja yang banyak dalam pengolahan dan pemanenan. Penelitian pada jenis tanaman tahunan dilakukan oleh Tirtayasa 2008. Struktur biaya yang paling besar dikeluarkan yaitu biaya pupuk dan pestisida. Biaya pupuk dan pestisida pada usaha ini termasuk dalam kegiatan pemeliharaan. Tinjauan penelitian pada komoditas ternak dilakukan oleh Pamungkas 2009, Kamiluddin 2009 dan Febridinia 2010. Kesimpulan yang diperoleh yaitu struktur biaya paling tinggi pada usaha ternak domba yaitu biaya bibit domba, usaha sapi perah mengeluarkan biaya paling besar pada biaya tenaga kerja dan usaha ayam ras pedaging mengeluarkan biaya paling besar pada biaya DOC dan pakan. Dengan demikian struktur biaya pada usaha peternakan mengeluarkan biaya yang berbeda-beda. Berdasarkan tinjauan penelitian yang dibahas dari kedua komoditi dapat disimpulkan bahwa setiap komoditas tanaman maupun ternak mengeluarkan biaya yang berbeda-beda. Dengan demikian penelitian tentang usahatani ayam kampung yang dilakukan peneliti tidak lah jauh berbeda bahwa kemungkinan besar biaya yang dikeluarkan yaitu pada biaya produksi DOC dan Pakan. Pendapatan yang diperoleh peternak diperoleh tergantung dari jumlah produksi yang dilakukan oleh peternak dalam berusaha.

2.3 Kajian Penelitian Tentang Peranan Kelompok