47 vaksin diberhentikan secara sementara. Jadwal dan tatalaksana pemberian vaksin
yang dilakukan oleh KEPRAKS dapat dilihat pada Tabel13.
Tabel 13 . Jadwal dan Tata Laksana Pemberian Vaksin
Umur Vaksin
Aplikasi Cara pemberian 4 hari
ND Tetelo Tetes mata Hidung
7 hari IBD Gumboro
Tetes mulut 15 hari
IBD Gumboro Tetes mulut
26 hari ND Tetelo
Minum Sumber: wawancara Anggota KEPRAKS 2010
Peran KEPRAKS dalam pengadaan vaksin yaitu dalam menentukan jenis vaksin yang akan digunakan oleh kelompok. Peternak anggota KEPRAKS
memperoleh vaksin dari dinas peternakan Sukabumi. KEPRAKS berperan dalam pemesanan pakan dari penyedia vaksin, sehingga kegiatan budidaya ayam
kampung yang dilakukan peternak dapat berjalan dengan baik. Selain itu KEPRAKS berperan dalam penyimpanan vaksin untuk kebutuhan budidaya ayam
kampung. Peran KEPRAKS dalam pengadaan DOC, pakan dan vaksin merupakan suatu bagian dari peran kelompok dalam mencapai skala ekonomi dalam
pemenuhan akan kebutuhan baik dari segi kualitas, kuantitas maupun kontunuitas akan usaha ayam kampung.
6.3 Peran KEPRAKS dalam Pemasaran
Pemasaran ayam kampung merupakan kegiatan yang dilakukan dalam menjalankan pendistribusian melalui saluran dan fungsi-fungsi yang dijalankan.
Pemasaran produksi usaha ayam kampung yang dilakukan oleh KEPRAKS adalah penjualan produksi ayam hidup. Penjualan ayam kampung tidak terlalu sulit
karena pembeli lansung datang kepeternakan untuk membeli ternak. KEPRAKS berperan sebagai penghubung antara penjual dan pembeli.
Kegiatan yang dilakukan kelompok yaitu menampung dan memasarkan hasil ternak yang jumlahnya tidak banyak sedangkan pembeli membutuhkan jumlah
ternak yang banyak. Peran KEPRAKS dalam menampung dan memasarkan hasil
48 usaha ternak sangat diperlukan saat menjelang hari raya besar seperti lebaran dan
natal. Harga jual yang diperoleh merupakan kesepakatan antara penjual dan
pembeli. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bahwa harga jual ayam kampung adalah harga ayam kampung yang diterima oleh peternak baik ukuran
peternak besar, sedang dan kecil yaitu sebesar Rp 25.000 per ayam hidup. Ayam hidup yang dijual dengan bobot satu kilogram per ekor. Ayam yang dipanen
anggota KEPRAKS adalah ayam yang berumur 70 hari. Waktu pemanenan yang dilakukan oleh peternak adalah setelah ayam mencapai umur yang ditetapkan.
Proses pemanenan dilakukan oleh peternak dilakukan pada sore hari untuk menghindari stres pada malam hari.
Proses transaksi antara peternak dan pembeli dilakukan langsung dikandang peternak. Kegiatan yang dilakukan di dalam kandang yaitu dengan
melakukan kegiatan sortasi. Fungsi sortasi yang dilakukan yaitu untuk pemisahan produk berdasarkan ukuran ayam kampung yang diperoleh. Setelah itu ayam
dimasukkan kedalam keranjang yang telah disediakan oleh pembeli. KEPRAKS merupakan produsen dari usaha ayam kampung yang
bertindak juga sebagai lembaga pemasaran yang berperan sebagai pembeli hasil produksi dari anggota kelompok yang jumlah produksi yang sedikit sedangkan
permintaan dari pelanggan bertambah banyak. Peternak ukuran kecil dengan jumlah dibawah 499 ekor dalam pemasaran ayam kampung sebagian menjual
langsung kepada pedagang pengumpul ataupun pedagang grosis. Peternak dengan ukuran diatas 500 ekor menjual hasil produksi kepada pedagang grosis. dalam
jumllah yang sangat banyak. Jaringan pemasaran ayam kampung yang dilakukan oleh KEPRAKS yaitu
di pasar unggas Jatinegara dan Pulogadung, Jakarta Timur. Selain itu koperasi alumni IPB, pengusaha pemasok unggas seperti Ranch Market, Sogo, Hero dan
Giant, pedagang penepul untuk pasokan ke pasar tradisional, Pedagang pemasok untuk rumah makan di Bogor dan Sukabumi. Pemasaran ayam kampung yang
dilakukan anggota KEPRAKS sangat berbeda dengan cara tradisional. Hal ini dilakukan karena jumlah ayam yang diproduksi tidak dalam jumlah banyak.
Selain itu peternak menjual ayam hanya untuk menambah pendapatan keluarga
49 dalam waktu mendadak sedangkan anggota KEPRAKS sudah mengganggap
bahwa pemeliharaan ayam kampung 43 persen sudah sebagai pekerjaan utama. Peternak anggota KEPRAKS selain mendapat kepastian pasar hasil
produksi, juga mendapatkan keuntungan lain dalam bidang pemasaran yaitu biaya pemasaran tidak ditanggung oleh peternak. Salah satunya yaitu biaya transportasi
oleh pembeli. Informasi harga yang dimiliki peternak cukup baik, peternak tidak
memerlukan biaya untuk mendapatkan informasi tentang harga. Peternak mendapatkan informasi tentang harga dari pedagang pengumpul ataupun dari
peternak lainnya, sistem penentuan harga ditentukan oleh pedagang berdasarkan harga yang berlaku dipasar sehingga kedudukan peternak dalam sistem tataniaga
sangat tinggi. Peternak memiliki posisi tawar menawar yang memadai yang bertindak sebagai penentu harga.
Berdasarkan uraian di atas, KEPRAKS berperan dalam kegiatan pemasaran hasil usaha budidaya yang dilakukan oleh peternak anggotanya.
Pemasaran hasil membutuhkan kerjasama yang kuat antara kelompok dengan pihak pemasar, dalam hal ini pasar. Dengan demikian, dalam hal pemasaran hasil,
bagian ini termasuk dalam bagian dari peran kelompok sebagai wahana kerjasama. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh kegiatan budidaya ayam
kampung yang lebih efisien.
VII ANALISIS USAHA AYAM KAMPUNG
Analisis usaha ayam kampung dilakukan untuk mengetahui efisiensi usaha di KEPRAKS berdasarkan skala pengukuran yang berbeda. Ukuran usaha yang
dilakukan dilihat dari biaya produksi rata-rata per 100 ekor ayam hidup. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, ukuran dinyatakan dengan jumlah DOC
produksi dalam satu periode panen. Analisis ini dilihat berdasarkan struktur biaya yang terdiri dari biaya tetap, biaya variabel, biaya total, penerimaan dan
pendapatan. Analisis usaha ayam kampung setiap peternak berdasarkan ukuran usaha dapat dilihat pada Lampiran 9, 10 dan 11.
7.1 Biaya Tetap Usaha Ayam Kampung