24 Namun arealnya terbatas dimana hanya disekitar pekarangan rumah atau pelataran
khusus yang disediakan. Pagi hari ayam diberi pakan sekedarnya lalu dilepas untuk mencari pakan sendiri pada siang hari. Sistem ini memungkinkan ayam
terlindung dari serangan pemangsa. Pada sore hari ayam masuk  ke  kandang kemudian diberi pakan kembali.
Dalam pemeliharaan ini peternak dapat memperoleh manfaat usaha yang dilakukan. Sistem pemeliharaan ini menguntungkan karena pakan yang diberikan
setiap hari berupa sisa makanan yang tak dipedulikan lagi nilainya.  Pakan yang dibeli hanyalah berupa bekatul atau jagung yang jumlahnya tidak memenuhi
kebutuhan ayam. Dari segi produksi sistem ini kurang baik karena dibatasi dengan serangan penyakit. Sehingga ayam yang dapat dijual adalah ayam-ayam yang
terbebas dari penyakit.
3. Sistem Pemelihaaran Intensif
Sistem pemeliharaan intensif merupakan sistem yang paling baik. Sistem ini semua dilakukan oleh pemelihara. Ayam tidak dibiarkan mencari pakan diluar
namun pakan disediakan di  dalam kandang. Dalam sistem ini  hambatan yang sering ditemui adalah mengatasi persedian bibit  dan pakan. Untuk skala kecil
persediaan bibit tidak masalah tetapi jika  bibit ditingkatkan akan menjadi masalah.   Cara pemeliharaan yang baik  merupakan kandang berperan penuh
sebagai tempat hidup ayam sepanjang hidupnya. Dimana pertumbuhan ayam tergantung dari pemiliknya karena ayam tidak dapat keluar masuk dengan
seenaknya. Sehingga makanan dan minuman dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya harus disediakan secara teratur. Termasuk juga dalam vaksinasi,
kebersihan kandang, dan kebutuhan lainnya yang membutuhkan perhatian dengan baik.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Produksi ayam kampung  yang semakin meningkat diiringi dengan konsumsi yang semakin meningkat juga. Permasalahan yang dihadapi yaitu sistem
pemeliharaan yang masih bersifat tradisional ekstensif yang dilakukan secara
25 perorangan. Upaya peningkatan produksi ayam kampung telah dilakukan dengan
merubah sistem pemeliharaan dengan cara intensif. Pengusahaan  ayam  kampung  pada umumnya dilakukan dengan cara
perorangan yang masih tradisional  baik  dipedesaan maupun diperkotaan. Salah satu  upaya  peningkatan produksi ayam kampung  dengan cara intensif dilakukan
dengan cara berkelompok.  Salah satu kelompok yang mengusahakan  ayam kampung adalah  Kelompok Peternak Rakyat Ayam Kampung Sukabumi
KEPRAKS. Berdasarkan  konsep biaya produksi pengusahaan yang dilakukan dengan
cara berkelompok dapat menghasilkan biaya produksi per unit output menjadi lebih kecil dibandingkan dengan pengusahaan secara perorangan.  Hal ini karena
pengadaan input yang digunakan dalam skala besar lebih tinggi dibanding dengan skala kecil. Melalui KEPRAKS perlu untuk mempelajari sistem usaha  ayam
kampung, mempelajari struktur biaya, dan mempelajari pendapatan. Hal ini dilakukan dengan membandingkan ukuran peternak kecil, peternak sedang dan
peternak besar. Pengusahaan  pada KEPRAKS dibedakan berdasarkan skala usaha
kelompok peternak yang dilihat berdasarkan jumlah DOC. Berdasarkan hal ini perlu diketahui skala usaha kelompok peternak  yang paling efisien. Skala usaha
yang efisien dapat dilihat dengan analisis  struktur biaya, pendapatan dan RC rasio. Secara singkat alur kerangka operasional dapat dilihat pada Gambar 5.
26
Gambar 5 . Kerangka Pemikiran Operasional
•  Upaya peningkatan produksi ayam kampung dilakukan dengan merubah sistem pemeliharaan dengan cara intensif
•  Salah satu kelompok ini adalah Kelompok Peternakan Ayam Kampung Sukabumi KEPRAKS
Peran KEPRAKS •
Mempelajari sistem budidaya ayam kampung •
Mempelajari struktur biaya •
Mempelajari pendapatan Konsumsi ayam
kampung yang semakin meningkat
•  Peternak Kecil •  Peternak Sedang
•  Peternak Besar Sistem pemeliharaan pada
umumnya dilakukan dengan cara tradisional ektensif
secara perseorangan
IV  METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian