60 Adanya perubahan sistem pemeliharaan pada usaha ayam kampung yang
dilakukan oleh KEPRAKS mengakibatkan naiknya biaya produksi. Hal ini juga terjadi pada usaha ayam broiler. Biaya produksi yang paling besar seperti sudah
dijelaskan sebelunya adalah biaya pakan dan DOC sebesar 80 persen. Hal ini juga dinyatakan oleh Prof. Dr. Ir. Jafendi Hasoloan Purba, Guru Besar Fakultas
Peternakan Universitas Gadjah Mada dimana perbaikan sistem pemeliharaan akan meningkatkan biaya produksi. Hal yang dinyatakan oleh guru besara tersebut
adalah bahwaPemeliharaan semi-intensif selalu diikuti dengan perbaikan kandang dan pakan dengan penambahan biaya 60 dan pemeliharaan intensif
yang dilakukan setara dengan penambahan biaya 100,
5
5
7.4 Penerimaan Usaha Ayam Kampung
Penerimaan usaha merupakan nilai dari total produksi usahatani output yang dikelola peternak. Penerimaan usahatani dapat dikatakan sebagai
pendapatan kotor atau total produksi dikalikan dengan harga per satuan. Penerimaan dari hasil penjualan output usahatani adalah pendapatan kotor yang
diperoleh peternak sebelum dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan pada usahataninya. Penerimaan yang diperoleh berasal dari penjualan ayam hidup.
Penjualan ayam kampung dilakukan oleh peternak adalah satu ekor ayam hidup. Harga satu ekor ayam hidup yang dijual oleh kelompok peternak adalah Rp
25.000 kgekor. Ketetapan harga diperoleh oleh kelompok peternak berdasarkan kondisi pasar dan diketahui oleh masing-masing anggota kelompok. Rata-rata
penerimaan usaha kelompok peternak ayam kampung Sukabumi per 100 ekor dapat dilihat pada Tabel 17 berikut ini.
http:equilibrium.fe.ugm.ac.idBerita-UGMprof-jafendi-pemeliharaan-intensif-tingkatkan- produksi-telur-ayam-kampung.php Akses tanggal 7 Maret 2011, Jam 08.00 am
61
Tabel 17. Penerimaan Usaha Ayam Kampung per 100 Ekor Ayam Hidup
Uraian Ukuran Kecil
499 ekor, n= 7
Ukuran sedang 500-999 ekor,
n = 15 Ukuran Besar
1000 ekor, n = 8
Produksi ekor 100
100 100
Harga Jual Rp 25.000
25.000 25.000
Penerimaan Rp 2.500.000
2.500.000 2.500.000
Berdasarkan Tabel 17, jumlah penerimaan yang diperoleh oleh peternak adalah sama. Hal ini terjadi karena perhitungan biaya yang dilakukan berdasarkan
produksi 100 ekor ayam hidup. Berdasarkan perhitungan pada usaha ayam yang dilakukan dianggap bahwa tidak ada kematian yang terjadi. Penerimaan usaha
ayam kampung untuk masing-masing peternak berdasarkan ukuran adalah 100 ekor ayam hidup adalah Rp 2.500.000 baik untuk peternak ukuran kecil, sedang,
dan besar.
7.5 Pendapatan Usaha Ayam Kampung
Pendapatan usaha ayam kampung diperoleh dari selisih antara penerimaan yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan. Besarnya pendapatan usaha ayam
kampung yang diterima merupakan balas jasa untuk tenaga kerja, modal kerja yang dipakai dan pengelolan yang dilakukan. Keberhasilan usaha ayam kampung
dapat dilihat dari sisi pendapatan dengan cara membandingkan tingkat pendapatan dan nilai RC rasio. Pendapatan rata-rata usaha ayam kampung per 100 ekor ayam
hidup dapat dilihat pada Tabel 18.
62
Tabel 18.
Pendapatan Rata-Rata Usaha Ayam Kampung
P
er 100 Ekor Ayam Hidup
Keterangan
Ukuran Kecil
Ukuran Sedang
Ukuran Besar
Total 499 ekor,
n= 7 500-1000 ekor,
n = 15 1000 ekor,
n = 8 n = 30
Nilai Nilai
Nilai Nilai
Rp Rp
Rp Rp
Total Biaya 1.967.708
1.974.510 1.941.603
1.964.147 Total
Penerimaan 2.500.000
2.500.000 2.500.000 2.500.000
Pendapatan 532.292
525.490 558.397
535.853 RC Rasio
1,27 1,27
1,29 1,27
Berdasarkan Tabel 18, dapat dilihat bahwa pendapatan peternak berdasarkan peternak ukuran kecil, sedang dan besar adalah hampir sama. Hal ini
dapat dilihat juga dari nilai RC rasio yang diperoleh tidak jauh berbeda yaitu dengan rata-rata total usaha ayam kampung 1,27. Besarnya pendapatan yang
diperoleh peternak ukuran besar yaitu Rp 558.397 22,3 persen, peternak sedang Rp 532.292 21 persen dan pendapatan peternak kecil Rp 525.490 21,3 persen.
Akan tetapi bila dibandingkan besarnya biaya usaha ayam kampung terhadap pendapatan yang diterima yaitu peternak ukuran kecil 78,7 persen, sedang 79
persen dan besar 77,3 persen. Perbandingan besarnya biaya dan pendapatan yang diperoleh pada usaha
ayam kampung di KEPRAKS sangat besar sekali. Hal ini juga dapat ditinjau dari tujuan dibentuknya kelompok. Pendapatan usaha ayam kampung ditinjau
berdasarkan visi dan misi KEPRAKS. Visi KEPRAKS yaitu menuju peternakan yang berdaulat dan salah satu misi yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Hasil yang diperoleh yaitu biaya uasaha ayam kampung yang dikeluarkan sebesar 78,3 persen dan
pendapatan yang diperoleh dari usaha yam kampung yaitu sebesar 21,43 persen. Berdasarkan perbandingan persentase biaya dan pendapatan dilihat
dari segi visi dan misi yang dilakukan oleh KEPRAKS sangat jelas belum diperoleh kesesuaian sehingga kelompok harus lebih memperhatikan kembali visi
dan misi yang akan dituju. Usaha ayam kampung yang dilakukan oleh KEPRAKS apabila
dibandingkan pada dengan usaha ayam broiler diperoleh pada usaha ayam
63 kampung memang lebih menguntungkan. Hal ini dilihat dari persentase biaya dan
pendapatan yang diperoleh pada penelitian Ferdinia 2009. Persentase biaya rata- rata sebesar 96,63 persen terhadap pendapatan yaitu rata-rata sebesar 3, 23 persen.
Pada dasarnya usaha ayam kampung mempunyai nilai keuntungan yang lebih besar dibanding dengan usaha ayam broiler. Akan tetapi hal yang paling penting
untuk diperhatikan adalah jangka waktu pemeliharaan dari usaha yang dilakukan.
Analisis penerimaan atas biaya atau RC ratio adalah penerimaan untuk setiap rupiah yang dikeluarkan. Berdasarkan Tabel 18 diperoleh bahwa nilai RC
rasio peternak diatas satu, artinya bahwa kegiatan usaha yang dilakukan oleh peternak adalah secara keseluruhan efisien. Berdasarkan nilai yang diperoleh dari
jumlah DOC yang diusahakan maka usaha yang efisien adalah peternak ukuran besar. Besarnya nilai RC yang diperoleh oleh peternak ukuran besar adalah 1,29.
Artinya bahwa setiap satuan biaya yang dikeluarkan akan memberikan pendapatan pengembalian sebesar 1,29 satuan. Secara keseluruhan besarnya
penerimaan dari usaha ayam kampung di KEPRAKS baik untuk peternak ukuran kecil, ukuran sedang dan ukuran besar adalah sama.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan terhadap nilai RC yang diperoleh dapat diperoleh peran dari suatu kelompok terhadap usaha ayam
kampung. Besarnya peran kelompok dalam usaha ayam kampung dilakukan dengan perhitungan berdasarkan uji kruskal wallis. Hasil perhitungan yang
diperoleh yaitu nilai nilai H ≥ 3,74 adalah lebih besar dari pada nilai p 0,102,
maka Ho diterima. Hal ini menjelaskan bahwa KEPRAKS berperan terhadap kegiatan usaha ayam kampung pada kelompok peternak. Pada Lampiran 8 dapat
dilihat hasil uji statistik dengan uji kruskal wallis.
VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan