Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Pengambilan Data dan Jumlah Responden Konsep dan Definisi Operasional

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada kelompok peternakan rakyat ayam Kampung Sukabumi KEPRAKS yang berada di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa kelompok ini bergerak dalam bidang pembudidayaan ayam kampung dengan pola intensif. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai Januari 2010 untuk pengumpulan data dan analisis data.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara, pengamatan dan penyebaran kuisioner secara langsung kepada responden di daerah penelitian. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber buku dan laporan – laporan yang erat kaitannya dengan topik penelitian. Data penunjang lainnya didapat dari situs internet, artikel majalah, surat kabar, dan penelitian-penelitian terdahulu.

4.3 Pengambilan Data dan Jumlah Responden

Pengambilan data dilakukan dengan wawancara. Pemilihan responden dilakukan pada seluruh populasi secara sengaja purposive sampling adalah anggota KEPRAKS. Pada awalnya pengambilan data dilakukan sebanyak 60 responden yaitu 30 responden KEPRAKS dan 30 Non KEPRAKS. Akan tetapi setelah kelapangan bahwa peternak ayam kampung yang non KEPRAKS tidak diperoleh sehingga pengambilan responden khusus dilakukan kepada anggota KEPRAKS. Jumlah anggota KEPRAKS pada saat penelitian keseluruhannya adalah sebanyak 30 orang. 28

4.4. Metode Analisis Data

Data yang yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diolah secara deskriptif untuk menjelaskan hal-hal yang terkait dalam budidaya ayam kampung yang dilakukan oleh peternak. Data kuantitatif dianalisis dengan menghitung struktur biaya, pendapatan dan RC rasio. Analisis data yang dilakukan diawali dengan transfer data, editing data serta pengolahan data dengan kalkulator, komputer software microsoft Excel 2007 dan Minitab 15. Setelah itu, data yang dianalisis disajikan dalam bentuk tabulasi untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah di baca dan diuraikan secara deskriptif.

4.4.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bertujuan untuk mempelajari kegiatan-kegiatan anggota KEPRAKS, menggambarkan kondisi umum daerah penelitian, karakteristik peternak, karakteristik usaha peternak yang meliputi ukuran usaha, pengalaman beternak ayam, dan budidaya pola intensif ayam kampung di Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Analisis deskriptif memberikan informasi mengenai sekumpulan data dan mendapatkan gagasan untuk keperluan analisis selanjutnya. Analisis deskriptif meliputi upaya penelusuran dan pengungkapan informasi dari peternak. Penyajian hasil dibuat dalam bentuk yang lebih ringkas dan pada akhirnya mengarah pada keperluan adanya analisis yang lebih mendalam.

4.4.2 Analisis Struktur Biaya Usaha Ayam Kampung

Analisis struktur biaya dilakukan dengan mengelompokkan biaya - biaya yang terjadi pada usaha ayam kampung. Struktur biaya tersebut terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Perhitungan struktur biaya dilakukan berdasarkan skala peternak yaitu jumlah DOC per periode produksi. Skala usaha yang dilakukan dibagi menjadi tiga peternak. Peternak pertama yaitu peternak kecil dengan jumlah DOC kurang dari 499 ekor. Peternak kedua yaitu peternak sedang dengan jumlah DOC 500-999 ekor. Peternak ketiga yaitu peternak besar dengan jumlah DOC lebih dari 1000 ekor. 29 Perhitungan dilakukan berdasarkan biaya yang dihasilkan dari jumlah ayam hidup pada setiap peternak. Metode perhitungan struktur biaya usaha ayam kampung dapat dilihat dalam Tabel 5. Tabel 5. Struktur Biaya Usaha Ayam Kampung Keterangan Peternak 1 Peternak 2 Peternak n BIAYA TETAP Penyusutan Kandang Penyusutan Peralatan Total Biaya Tetap BIAYA VARIABEL DOC Pakan Vaksin dan Herbal Bahan Bakar Pemanas Lainnya Total Biaya Variabel Total Biaya Secara matematis, perhitungan untuk biaya total TC adalah keseluruhan dari biaya produksi yang dikeluarkan. Biaya produksi yang dikeluarkan diperoleh dari jumlah total dari biaya tetap TFC yang dikeluarkan jumlah total variabel yang dikelurkan TVC. Dengan demikian rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu TC = TVC + FVC Sedangkan untuk menghitung total biaya tetap rata-rata AFC adalah total biaya tetap TFC untuk memproduksi sejumlah barang yang diproduksi Q dibagi jumlah barang yang diproduksi. Rumus untuk menghitung biaya tetap rata-rata yaitu AFC = Q TFC 30 Perhitungan untuk total biaya variabel AVC adalah total biaya variabel TVC untuk memproduksi dengan jumlah barang yang diproduski Q dibagi jumlah barang yang diproduksi. Rumus untuk menghitung biaya variabel rata-rata yaitu AVC = Q TVC Perhitungan untuk biaya total rata-rata diperoleh dari total biaya TC dari jumlah barang diproduksi Q dibagi dengan jumlah barang yang diproduksi. Nilai yang diperoleh yaitu dari total biaya rata-rata. Rumus untuk menghitung biaya rata-rata yaitu AC = TC Q atau AC = AFC - AVC

4.4.3 Analisis Pendapatan Usaha Ayam Kampung

Penerimaan usahatani adalah semua nilai produk yang dihasilkan dari usahatani dalam suatu periode tertentu, satu musim panen dalam satu periode kegiatan usaha. Adapun rumusanya adalah sebagai berikut : TR = Q x P Dimana : TR = Penerimaan usahatani per periode, dalam rupiah Rp Q = Hasil produksi per periode, dalam kilogram Kg P = Harga jual produk per unit, dalam RpKg Dalam usaha ternak terdapat kandang dan peralatan. Oleh karena itu perlu diperhitungkan penyusutan. Biaya penyusutan alat-alat pertanian diperhitungkan dengan membagi selisih antar nilai pembelian dengan nilai sisa yang ditafsirkan dengan lamanya modal yang dipakai metode garis lurus , dengan rumus sebagai berikut : Dimana : Nb = Nilai Pembelian, dalam Rp Ns = Tafsiran nilai sisa, dalam Rp 31 n = Jangka usia ekonomi, dalam tahunan Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan usahatani dengan biaya usahatani per periode atau per musim, dirumuskan : π kotor = TR – VC π bersih = TR – VC + FC Dimana : π = Pendapatan usahatani per periode dalam rupiah Rp TP = Total penerimaan per periode, dalam rupiah Rp VC = Biaya variabel per periode, dalam rupiah Rp FC = Biaya tetap per periode dalam rupiah Rp Analisis RC ratio adalah rasio penerimaan biaya yang menunjukkan besarnya tambahan penerimaan yang diperoleh setiap orang yang dikeluarkan dalam produksi. RC ratio menunjukkan berapa besar tambahan penerimaan yang diperoleh sebagai manfaat di setiap rupiah yang dikeluarkan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pendapatan, digunakan rumus sebagai berikut : RC ratioTotal = P Dimana R = Total penerimaan C = Total biaya usahatani Suatu usaha dikatakan berhasil jika bila nilai RC rasio lebih besar dari satu. Nilai tersebut mengartikan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan untuk usaha akan memberikan tambahan penerimaan lebih besar dari satu rupiah. Sebaliknya, bila nilai RC kecil dari satu maka setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memberikan tambahan penerimaan kurang dari satu rupiah, sehingga petani menderita kerugian. Jika nilai RC ratio = 1 berarti kegiatan usahatani berada pada kondisi keuntungan nomal. 32

4.4.4 Uji Statistik dengan Uji Kruskal Wallis

Uji kruskal wallis dilakukan untuk melihat perbedaan antara nilai RC peternak. Perbedaan kedua kondisi tersebut dilakukan dengan cara membandingkan nilai RC setiap peternak. Rincian hipotesis dari uji kruskal wallis ini adalah sebagai berikut : Ho : tidak terdapat perbedaan nilai RC antara peternak. H1 : minimal ada dua peternak yang mempunyai nilai RC yang berbeda Statistik Uji: Keterangan : R ij k = Banyaknya populasi = Jumlah rangking i sampel n i N = Jumlah total sampel = jumlah dalam I sampel

4.5 Konsep dan Definisi Operasional

DefInisi Operasional digunakan untuk menghindari kesalahan pengertian dan untuk menyamakan persepsi mengenai istilah yang terdapat dalam teks. Istilah yang digunakan antara lain : 1. Output produksi adalah produksi yang dihasilkan dalam usaha ayam kampung. 2. Harga produk untuk peternak adalah harga produk yang berlaku di tingkat peternak dalam satu periode produksi pada saat penelitian . 3. Skala produksi adalah jumlah ayam yang dibudidayakan dalam sekali periode siklus yang dihitung berdasarkan DOC masuk. Dalam satu tahun umumnya peternak mampu memproduksi tiga siklus. 33 4. Pengeluaran tunai adalah pengeluaran yang dikeluarkan dalam bentuk uang oleh peternak. 5. Pengeluaran atau biaya total adalah total input dan output yang dikeluarkan selama satu proses produksi. 6. Penerimaan adalah hasil kali jumlah yang dihasilkan dengan harga persatuan kilogram output. 7. Penyusutan adalah nilai barang yang dihitung dengan metode garis lurus yaitu membagi nilai investasi dengan jangka waktu produktif dari investasi dengan asumsi nilai sisa sama dengan nol. 8. Pendapatan adalah penerimaan dikurangi dengan biaya total keseluruhan 9. DOC Day Old Chick adalah ayam yang berumur satu hari 10. Satu Periode Produksi adalah waktu sejak DOC mulai dipelihara sampai waktu untuk dijual. 11. Cuci kandang adalah pembersihan seluruh bagian kandang dan lingkungan sekitar kandang setelah proses panen dilakukan, pencucian kandang disertai dengan proses sanitasi kandang dan lingkungan untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme dan kotoran yang masih tersisa. 12. Kosong kandang adalah masa setelah panen dimana kandang tidak dipakai untuk budidaya melainkan dikosongkan untuk mencegah penyebaran penyakit. 13. Mortalitas adalah banyaknya ayam yang mati selama pemeliharaan dibagi dengan jumlah ayam pada awal pemeliharaan dikali 100 persen 14. Tenaga Kerja adalah seluruh tenaga kerja yang digunkan untuk dalam proses produksi yang disetarakan dengan hari orang kerja HOK. Tingkat upah berdasarkan tingkat upah yang berlaku di daerah penelitian. V GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian