Biaya Total Usaha Ayam Kampung

58 disediakan oleh peternak, sedangkan desinfektan sudah disiapkan oleh pemerintah. Berdasarkan biaya total variabel usaha ayam kampung baik peternak ukuran kecil, sedang dan besar adalah hampir sama. Hal ini menunjukkan penggunaan input yang dikeluarkan oleh peternak sudah memenuhi standar penggunaan input yang dilakukan kelompok. Jika dilihat berdasarkan pendapatan jasa dari input yang digunakan maka yang paling menguntungkan adalah produsen pakan dan produsen DOC. Hal ini dilihat dari biaya variabel yang dikeluarkan pada biaya DOC dan Pakan sebesar 80 persen sehingga untuk mengurangi biaya ini peternak harus memperhitungkan agar penggunaan biaya lebih efisien. Dengan adanya kelompok, peternak dapat saling berbagi jika harga atau ketersedian produksi yang kurang dan harga yang tinggi dapat diatasi.

7.3 Biaya Total Usaha Ayam Kampung

Biaya total usaha ayam kampung merupakan penjumlah dari total biaya tetap dan total biaya variabel. Berdasarkan total keseluruhan persentase biaya tetap sebesar 2,28 persen dan biaya variabel sebesar 97, 72 persen. Jumlah biaya variabel yang lebih besar seiring dengan bertambahnya populasi ayam yang diusahakan. Struktur biaya total rata-rata usaha ayam kampung per 100 ekor ayam hidup dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Biaya Total Rata-Rata Usaha Ayam Kampung Per 100 Ekor Ayam Hidup Keterangan Ukuran Kecil Ukuran Sedang Ukuran Besar Total ≤ 499 ekor DOC, n= 7 500-999 ekor DOC, n = 15 ≥ 1000 ekor DOC, n = 8 n = 30 Nilai Nilai Nilai Nilai Rp Rp Rp Rp Total Biaya Tetap 55.063 2,80 37.897 1,92 48.657 2,51 44.772 2,28 Total Biaya Variabel 1.912.645 97,2 1.936.612 98,08 1.892.946 97,49 1.919.375 97,72 Total Biaya 1.967.708 100 1.974.510 100 1.941.603 100 1.964.147 100 Berdasarkan Tabel 16, dengan membandingkan terhadap biaya produksi usaha ayam broiler mempunyai biaya yang sama. Hasil Penelitian Ferdinia 59 2009, pada usaha ayam broiler diperoleh persentase biaya tetap sebesar 6,08 persen dan biaya variabel sebesar 93,93 persen. Hal ini menunjukkan bahwa struktur biaya usaha ayam kampung hampir mendekati usaha ayam broiler. Jika dibandingkan dengan usaha ayam kampung dengan pemeliharaan secara tradisional biaya tetap dan biaya variabel hampir tidak ada. Hal ini disebabkan biaya pemeliharaan kandang, pakan dan manajemen tidak ada karena ayam mencari makan sendiri. Berdasarkan biaya total produksi, maka dapat ditentukan biaya usaha ayam kampung per 100 ekor ayam hidup untuk masing-masing ukuran usaha peternak yaitu ukuran kecil sebesar Rp 1.967.708, ukuran sedang Rp 1.974.510 dan ukuran besar Rp 1.941.603. Jika mengacu pada kurva amplop skala usaha Kurva LRAC, maka bentuk kurva LRAC pada ukuran kecil, sedang dan besar pada lokasi penelitian adalah berbentuk kurva U terbalik. Dimana Q1 ukuran kecil, Q2 ukuran sedang dan Q3 ukuran besar. Skala usaha yang paling efisien dalam usaha ayam kampung adalah pada Q3 yaitu ukuran besar. Hal ini ditunjukkan dari biaya rata-rata yang dihasilkan yaitu paling kecil. Bentuk grafik biaya total rata-rata usaha ayam kampung Gambar 7 berikut ini. Gambar 7. Grafik Biaya Total Rata-Rata Usaha Ayam Kampung 60 Adanya perubahan sistem pemeliharaan pada usaha ayam kampung yang dilakukan oleh KEPRAKS mengakibatkan naiknya biaya produksi. Hal ini juga terjadi pada usaha ayam broiler. Biaya produksi yang paling besar seperti sudah dijelaskan sebelunya adalah biaya pakan dan DOC sebesar 80 persen. Hal ini juga dinyatakan oleh Prof. Dr. Ir. Jafendi Hasoloan Purba, Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada dimana perbaikan sistem pemeliharaan akan meningkatkan biaya produksi. Hal yang dinyatakan oleh guru besara tersebut adalah bahwaPemeliharaan semi-intensif selalu diikuti dengan perbaikan kandang dan pakan dengan penambahan biaya 60 dan pemeliharaan intensif yang dilakukan setara dengan penambahan biaya 100, 5 5

7.4 Penerimaan Usaha Ayam Kampung