Kondisi Terumbu Karang a Ikan Chaetodontidae

48

3.4.4 Parameter Lingkungan

Pengambilan data parameter lingkungan dilakukan secara in situ di lokasi penelitian. Metodealat yang digunakan untuk mendapatkan data parameter lingkungan selengkapnya disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Metode dan peralatan untuk pengambilan data parameter lingkungan Parameter Unit MetodeAlat Keterangan Kedalaman m Deep Gauge in situ Kecerahan m Secchi disc in situ Suhu o C Thermometer in situ Salinitas ppt Refraktometer in situ Kecepatan Arus mdt Floating drough in situ

3.5 Analisa Data

3.5.1 Kondisi Terumbu Karang a

Persentase Tutupan Persentase tutupan karang hidup dihitung menurut persamaan yang dikemukakan dalam English et al. 1997 : Keterangan : tutupan = Persentase tutupan karang hidup A = Panjang total komponen karang hidup cm B = Panjang total transek garis cm Gomes dan Yap 1988 mengkategorikan kriteria persentase tutupan karang hidup sebagai berikut : 1. Kondisi sangat baik, persentase tutupan karang hidup : 75 – 100 2. Kondisi baik, persentase tutupan karang hidup : 50 – 74,9 3. Kondisi cukup, persentase tutupan karang hidup : 25 – 49,9 4. Kondisi rusak, persentase tutupan karang hidup : 0 – 24,9 . 100 x B A tutupan = 32 49 b Indeks Mortalitas Karang Nilai Indeks Mortalitas karang didapatkan dari persentase tutupan karang mati dan patahan karang dibagi dengan persentase karang hidup modifikasi dari Gomez Yap 1998. Keterangan : MI = Indeks Mortalitas Karang A = Persentase karang mati dan patahan karang B = Persentase karang hidup

3.5.2 Ikan Chaetodontidae

a Kelimpahan Kelimpahan ikan famili Chaetodontidae yang diperoleh melalui pendataan visual sensus sepanjang transek 70 m dan lebar 5 m 70 x 5 = 350 m 2 dihitung dengan rumus: Keterangan : N = Kelimpahan ikan individu350 m 2 ni = Jumlah individu ikan jenis ke-i A = Luas area sensus ikan 350 m 2 b Indeks Keanekaragaman H’ Indeks Keanekaragaman H’ digunakan untuk mendapatkan gambaran populasi melalui jumlah individu masing-masing jenis dalam suatu komunitas Odum 1994. Keanekaragaman jenis mengikuti Formula Shannon-Wiener Odum 1994. Indeks keanekaragaman Shannon digunakan untuk mengukur keanekaragaman ikan di masing-masing stasiun penelitian. Keterangan : H’ = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener pi = proporsi jumlah individu pada spesies ikan karang ni = jumlah spesies jenis ke-i N = jumlah spesies seluruh jenis ke-i A n N i = B A A MI + = ∑ = − = s i pi pi H 1 ln N ni pi = 33 50 c Indeks Keseragaman E Indeks Keseragaman E digunakan untuk mengukur keseimbangan komunitas. Hal ini didasarkan pada ukuran kesamaan jumlah individu antar spesies dalam suatu komunitas. Rumus Indeks Keseragaman Pielou 1975 in Magurran 2004 adalah sebagai berikut: Keterangan : E = Indeks Keseragaman H’ = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener Hmax = ln S S = Jumlah individu dalam spesies ke-i Keanekaragaman maksimum Hmax terjadi bila kelimpahan spesies di semua stasiun merata. Nilai Indeks Keseragaman berkisar antara 0 -1, indeks yang mendekati 0 menunjukkan adanya jumlah individu yang terkonsentrasi pada satu atau beberapa jenis. Hal ini dapat diartikan ada beberapa jenis ikan yang memiliki jumlah individu relatif banyak, sementara jenis lainnya memiliki jumlah yang relatif sedikit. Nilai Indeks Keseragaman yang mendekati 1 menunjukkan bahwa jumlah individu di setiap spesies adalah sama atau hampir sama. Semakin kecil nilai E, semakin kecil pula kelimpahan ikan Chaetodontidae. Hal ini menunjukkan adanya penyebaran kelimpahan ikan setiap jenis tidak sama dan ada kecenderungan satu jenis mendominasi kelimpahan ikan Chaetodontidae di stasiun pengamatan. d Indeks Dominansi C Jika nilai H’ menurun, maka nilai E juga menurun, menandakan adanya dominansi suatu spesies terhadap spesies-spesies lainnya. Besarnya dominansi akan mengarahkan kondisi komunitas menjadi labil atau tertekan. Rumus yang dipergunakan untuk mengetahui indeks dominansi suatu spesies mengacu pada indeks dominansi modifikasi Simpson Simpson 1949 in Magurran 2004. Keterangan : C = Indeks dominansi ni = Jumlah individukoloni dari spesies Chaetodontidae ke-i N = Jumlah total individu untuk semua spesies max H H E = 2 1 ∑ = = s i N ni 34 51 e Analisis makanan Untuk mengetahui jenis makanan yang dikonsumsi oleh ikan Chaetodontidae maka perlu dilakukan analisa makanan. Dengan mengetahui jenis dan jumlah makanan ikan, maka dapat disusun urutan kebiasaan makanan ikan. Urutan makanan tersebut adalah makanan utama makanan yang dimanfaatkan dalam jumlah besar, makanan pelengkap makanan yang ditemukan dalam pencernaan dalam jumlah sedikit, makanan tambahan jenis makanan dalam jumlah sangat sedikit dan makanan pengganti makanan yang dikonsumsi jika makanan utama tidak ada. Cara identifikasi makanan yang dikonsumsi oleh ikan Chaetodontidae Madduppa 2006 adalah sebagai berikut: 1. Ikan Chaetodon ditangkap di alam menggunakan jaringpanah untuk kemudian dilakukan pembedahan isi perut. 2. Dilakukan pengambilan usus dan diawetkan menggunakan formalin. 3. Sampel usus ikan dibersihkan dari bahan pengawet. 4. Isi usus dikerik kemudian usus dipisahkan dengan daging usus. 5. Isi usus diencerkan sekitar 20 ml. 6. Proses pengamatan di bawah mikroskop dengan mengambil satu tetes dari usus yang sudah diencerkan. 7. Pengamatan dilakukan dengan 3 x ulangan dengan lima strip lapang pandang. 8. Jenis makanan diidentifikasi dan jumlah organisme dicatat. Metode yang digunakan dalam analisis makanan adalah metode perkiraan dalam persen yaitu dengan mengambil sebagian makanan yang terdapat dalam isi perut ikan dan menaruh ke dalam cawan petri, kemudian diperiksa isi perut dengan mikroskop. Organisme yang tampak pada cawan petri diidentifikasi dan di catat kedalam persen. Pengamatan dilakukan pada lima sudut pandang dan kemudian dibuat rata-ratanya dan dinyatakan dalam persen. Metode ini baik untuk makanan ikan yang ukurannya agak besar atau kalau makanan ikan ini sudah menjadi potongan-potongan tetapi masih dapat dikenali misalnya bagian tubuh dari suatu organisme atau bagian dari tumbuhan. Sedangkan untuk makanan yang ukurannya kecil-kecil susah memperkirakannya Effendie, 1979. 35 52

3.5.3 Analisis Statistik