Pengelompokan Habitat Ketertarikan Ikan Chaetodontidae terhadap Habitat Tertentu

72 0.1 0.4 0.3 0.2 0.6 0.5 0.8 0.7 ST 1 ST 4 ST 3 ST 2 ST 5 ST 8 ST 9 ST 7 ST 6 ST 10 IV III II I Hubungan antara persentase tutupan karang hidup dan kelimpahan ikan Chaetodontidae di Perairan Pulau Liwutongkidi menunjukkan nilai yang kecil daripada hasil penelitian dari Soekarno 1989 yang dilakukan di Laut Flores yang mencatat nilai koefisien determinasi sebesar 72. Namun hal ini tidak mengurangi arti dari hubungan antara karang keras dengan ikan Chaetodontidae, Bouchon-Navaro 1986 menyatakan bahwa area dengan tutupan karang yang tinggi sangat mungkin dihuni oleh lebih banyak ikan kepe-kepe dibandingkan dengan area yang tutupan karangnya kurang.

4.7 Ketertarikan Ikan Chaetodontidae terhadap Habitat Tertentu

4.7.1 Pengelompokan Habitat

Pengelompokan stasiun pengamatan berdasarkan persentase tutupan substrat dasar dengan menggunakan cluster analysis melalui pendekatan metode hierarki. Analisis ini bertujuan untuk mengelompokkan kemiripan stasiun pengamatan berdasarkan persentase tutupan substrat dasar dengan melihat indeks kesamaan Bray-Curtis. Hasilnya adalah mengelompokkan 10 stasiun menjadi 4 empat habitat. Hasil pengelompokan habitat berdasarkan substrat dasar dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12 Dendogram pengelompokan habitat. 56 73 Pengelompokan habitat adalah sebagai berikut: a Kelompok habitat I terdiri dari Stasiun 1 Karakteristik habitat I adalah: - Pada habitat I hanya terdiri dari Stasiun 1 yang memiliki persentase abiotik patahan karang sebesar 75.83 dan merupakan persentase yang terbanyak dari semua stasiun pengamatan. b Kelompok habitat II terdiri dari Stasiun 2, 4 dan 5 Karakteristik habitat II adalah: - Persentase tutupan karang mati sebesar rata-rata 34.67 dan DCA rata- rata 11.67. Pada Stasiun 2,4 dan 5 memiliki karakteristik yang sama dalam hal jumlah persentase DC dan DCA mendominasi pada ketiga stasiun ini. c Kelompok habitat III terdiri dari Stasiun 3 dan 8 Karakteristik habitat III adalah: - Persentase tutupan karang keras sebesar rata-rata 68.15 yang didominasi ACB sebesar rata-rata 42.42 dan persentase karang keras Non-Acropora sebesar rata-rata 22.09 yang didominasi oleh CB sebesar 10.58. Tutupan karang keras yang tinggi pada kedua stasiun ini merupakan penciri dari kemiripan kelompok Habitat III. d Kelompok habitat IV terdiri dari Stasiun 6,7,9 dan 10 Karakteristik habitat IV adalah: - Persentase biota lainnya, seperti soft coral, sponge dan hewan bentik lainnya yang terdapat di substrat pada stasiun-stasiun ini sebesar 17.48 dan merupakan penciri utama dari kelompok habitat ini. Secara umum karakteristik stasiun pengamatan di Pulau Liwutongkidi terbagi kedalam 4 kelompok. Penentuan banyaknya kelompok dapat dilihat dari karakteristik masing-masing stasiun. Pada habitat IV yaitu pada Stasiun 1 memiliki tingkat Indeks Mortalitas Karang MI sangat tinggi dibanding stasiun lainnya di Pulau Liwutongkidi. Pada habitat IV kondisi total persentase tutupan karang keras sebesar 10.34 yang merupakan terendah dari semua stasiun serta memiliki kondisi abiotik berupa patahan karang. 57 74 Penurunan persen tutupan karang keras secara tidak langsung dapat merubah komunitas karang dan biota yang berasosisasi di dalamnya dalam hal rekruitmen dan kematian biota. Namun dari kondisi persentase tutupan karang keras yang rendah masih dijumpai ikan-ikan yang keberadaannya cukup tinggi terutama jenis ikan karang herbivora. Keberadaan jenis ikan ini sangat berhubungan dengan karang mati yang ditumbuhi oleh alga. Satmanatran 1992 menyatakan kekayaan jenis ikan berkolerasi tidak nyata dengan berbagai komponen-komponen tutupan karang keras Acropora, Non-Acropora, total karang dan total karang mati, sedangkan kelimpahan individu berkolerasi sangat nyata dengan komponen Non-Acropora Coral Branching, Coral Encrusting, Coral Foliose, Coral Massive, dan Coral Mushroom dan total karang hidup.

4.7.2 Pengelompokan Ikan