17
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekosistem terumbu karang dan segala kehidupan yang terdapat di dalam laut merupakan salah satu sumberdaya alam yang bernilai tinggi. Indonesia merupakan
salah satu negara yang memiliki sumberdaya terumbu karang yang tersebar hampir di seluruh perairannya. Luas terumbu karang Indonesia sekitar 51 000 km
2
Burke et al. 2002 dengan keanekaragaman hayati tertinggi dunia dengan 70 genera dan 450 spesies Veron 1995. Saat ini lebih dari 480 jenis karang batu
telah didata di wilayah timur Indonesia dan merupakan 60 dari jenis karang batu di dunia yang telah berhasil dideskripsikan. Selain itu keanekaragaman tertinggi
ikan karang di dunia ditemukan di Indonesia, dengan lebih dari 1 650 jenis hanya untuk wilayah Indonesia bagian timur Suharsono Purnomohadi 2001 in Burke
et al. 2002. Ekosistem terumbu karang banyak menyumbang berbagai biota laut seperti
ikan konsumsi, ikan hias, kerang dan udang bagi masyarakat pesisir, selain itu terumbu karang menjadi sumber mata pencaharian bagi nelayan dan masyarakat
pesisir baik ketika musim penangkapan ikan maupun waktu paceklik. Para nelayan menangkap berbagai jenis ikan dari komunitas terumbu karang seperti
kerapu, baronang, napoleon, kakap, lobster, kima, teripang dan ikan hias lainnya. Dengan banyaknya sumberdaya ikan yang berasosiasi di daerah terumbu karang
maka dapat dikatakan bahwa terumbu karang merupakan ekosistem yang paling kaya di dasar laut.
Kelompok ikan merupakan organisme terbesar dari hewan-hewan vertebrata yang berasosiasi dengan terumbu karang. Salah satu diantara banyak suku famili
ikan yang penting dari ordo Perciformes di terumbu karang adalah kelompok ikan kepe-kepe butterfly fishes dari suku Chaetodontidae.
Ikan Chaetodontidae merupakan komponen penting dari ikan-ikan yang terdapat di terumbu karang tropis, dikarenakan beberapa dari taksa ikan tersebut
memakan karang scleractinian Glynn 1990. Chaetodontidae mempunyai variasi makanan yang luas, termasuk alga, karang dan alcyotaceans, hidrozoa, sponge,
polychaeta dan krustacea. Namun begitu, kebanyakan spesies ini makanan
18
utamanya adalah karang Pratchett 2005. Zekeria et al. 2002 menyatakan bahwa Chaetodontidae yang memakan karang adalah jenis pemangsa karang a
Obligatif, yang memangsa khusus hanya karang; b fakultatif, yang memangsa karang namun juga memangsa invertebrata; dan c bukan pemangsa karang, jenis
ini lebih menyukai organisme bentik daripada karang. Beberapa studi yang pernah dilakukan bahwa ikan Chaetodontidae
merupakan jenis ikan indikator dan keberadaannya dapat dipakai untuk menduga kondisi terumbu karang, sehingga penurunan jumlah populasi atau ketidak hadiran
dari jenis ini merupakan petunjuk bahwa terumbu karang telah mengalami tekanan. Ikan Chaetodontidae sangat sensitif terhadap perubahan dan kerusakan
karang, karena ikan ini sangat terikat terhadap makanan dan tempat berlindung yang disediakan oleh karang Harmelin-Vivien Bouchon-Navaro1983.
Dari jenis ikan Chaetodontidae, ikan pemakan karang secara obligatif merupakan jenis yang paling sensitif dan paling baik digunakan sebagai indikator
kesehatan karang. Jenis ikan obligatif terdapat pada terumbu karang yang memiliki kualitas perairan, keanekaragaman karang, keragaman habitat relatif
baik dan pergerakan air relatif terjamin. Disamping itu bahwa berdasarkan bentuk pertumbuhan karang, jenis ikan Chaetodontidae obligatif dapat berasosiasi dengan
Acropora bercabang Bawole 1998. Kelimpahan ikan kepe-kepe Chaetodon octofasciatus yang merupakan jenis pemangsa karang memiliki hubungan positif
dengan persentase karang hidup di perairan Kepulauan Seribu, sehingga ikan ini dapat dijadikan sebagai bioindikator ekosistem terumbu karang Madduppa 2006.
Ikan Chaetodontidae merupakan ikan yang memiliki penyebaran luas, ditemukan hidup berasosiasi dan menetap di terumbu karang. Kelimpahan ikan
Chaetodontidae Chaetodon trifasciatus, C. trifascialis, C. baronessa dan C. octofasciatus dapat mengindikasikan bahwa terumbu karang sudah mengalami
perubahan, selain itu beberapa penelitian menunjukkan bahwa kehadiran ikan Chaetodontidae mempunyai korelasi yang positif dengan persen penutupan karang
hidup di beberapa perairan Indonesia Laut Flores, perairan Teluk Ambon dan Kepulauan Seribu Adrim Hutomo 1989; Bawole 1998; Madduppa 2006.
Suharsono 1998, menyatakan bahwa kondisi terumbu karang di kepulauan Indonesia bagian timur lebih baik daripada di bagian barat, secara umum karang
2
19
yang tumbuh di perairan Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara didominasi oleh Acropora spp. Kondisi terumbu karang yang baik menggambarkan tingginya
keanekaragaman dan kelimpahan ikan karang. Berdasarkan keberadaan ikan Chaetodontidae yang termasuk jenis ikan pemakan karang di perairan Indonesia
Timur belum banyak dipelajari maka penelitian ini memfokuskan kepada hubungan kondisi terumbu karang dengan kelimpahan ikan Chaetodontidae di
Kawasan Konservasi Laut Daerah Pulau Liwutongkidi, Kabupaten Buton.
1.2 Perumusan Masalah