61 Aeromonas dan jamur Achyla
atau Sapolegnia. Kematian terbanyak yang diakibatkan oleh penyakit terjadi pada bulan Maret hingga Mei.
6.3. Analisis Dampak Sumber Risiko Produksi
Analisis dampak risiko yang dilakukan menggunakan metode VaR value at risk bertujuan mengetahui dampak kerugian yang ditimbulkan oleh masing
masing sumber risiko produksi dengan satuan mata uang rupiah. Nilai besarnya kerugian yang diperkirakan tentu tidak tepat sama dengan kondisi sebenarnya.
Jika risiko produksi tersebut terjadi maka dilakukan penetapan besarnya kerugian dengan suatu tingkat kepercayaan.
Pada perhitungan dampak risiko produksi ditentukan tingkat keyakinan yang digunakan yaitu 70 persen dan sisanya error yaitu 30 persen. Tingkat
keyakinan tersebut ditetapkan berdasarkan kegiatan usaha yang dijalankan adalah menghasilkan produk yang hidup atau bernyawa, sehingga tingkat kelangsungan
hidup rentan berfluktuasi. Harga jual benih ikan lele sangkuriang berukuran 2-3 cm yaitu Rp 40ekor. Harga sebesar Rp 40ekor untuk benih lele berukuran 2-3
cm adalah harga yang ditetapkan oleh pemilik usaha dan disepakati oleh pembeli atau konsumen. Harga benih tersebut dapat dikatakan stabil, karena harga tersebut
berlaku sejak kegiatan usaha dimulai hingga saat ini. Perhitungan dampak dari masing
masing sumber risiko dapat dilihat pada Lampiran 10 sampai Lampiran 13. Nilai hasil perhitungan dampak risiko dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Dampak Risiko dari Sumber Risiko Produksi di Saung Lele Tahun
2012 No.
Sumber Risiko Produksi Dampak Rp
1. Hama
538.082 2.
Penyakit 549.271
3. Kualitas Air
857.929 4.
Kanibalisme 575.740
Berdasarkan Tabel 10 diketahui bahwa dampak yang diakibatkan oleh masing-masing sumber risiko produksi dari yang terbesar sampai yang terkecil
yaitu kualitas air sebesar Rp 857.929, kanibalisme sebesar Rp 575.740, penyakit sebesar Rp 549.271, dan hama sebesar Rp 538.082.
62 Dampak yang diakibatkan oleh sumber risiko kualitas air adalah Rp 857.929
pada tingkat kepercayaan 70 persen. Hal tersebut berarti bahwa kerugian maksimal yang diterima akibat kualitas air adalah Rp 857.929, namun
kemungkinan kerugian diluar Rp 857.929 sebesar 30 persen. Kerugian terbesar akibat kualitas air ditahun 2012 terjadi pada bulan Januari, Februari, Oktober,
November dan Desember. Bulan-bulan tersebut adalah bulan dengan musim penghujan yang dapat mempengaruhi kualitas air terutama perubahan suhu air
yang drastis dan membuat kandungan pH air menjadi asam sehingga mengakibatkan kematian benih hingga 60 persen.
Dampak yang diakibatkan oleh sumber risiko kanibalisme adalah Rp 575.740 pada tingkat kepercayaan 70 persen. Hal tersebut berarti bahwa kerugian
maksimal yang diterima akibat kanibalisme adalah Rp 575.740, namun kemungkinan kerugian diatas Rp 575.740 sebesar 30 persen. Kerugian terbesar
akibat kanibalisme ditahun 2012 terjadi pada bulan Januari dan Februari. Bulan- bulan tersebut adalah bulan dengan musim penghujan sehingga Saung Lele
kesulitan untuk mendapatkan pasokan pakan alami. Kekosongan pasokan pakan alami tersebut dapat memicu tingginya tingkat kematian benih yang disebabkan
kanibalisme. Dampak yang diakibatkan oleh sumber risiko penyakit adalah Rp 549.271
pada tingkat kepercayaan 70 persen. Hal tersebut berarti bahwa kerugian maksimal yang diterima akibat penyakit adalah Rp 549.271, namun kemungkinan
kerugian diluar Rp 549.271 sebesar 30 persen. Kerugian terbesar akibat penyakit ditahun 2012 terjadi pada bulan April dan Agustus. Penyakit pada bulan tesebut
disebakan karena pengelolaan kualitas air yang kurang baik sehingga memicu timbulnya penyakit.
Dampak yang diakibatkan oleh sumber risiko hama adalah Rp 538.082 pada tingkat kepercayaan 70 persen. Hal tersebut berarti bahwa kerugian maksimal
yang diterima akibat hama adalah Rp 538.082, namun kemungkinan kerugian diluar Rp 538.082 sebesar 30 persen. Kerugian terbesar akibat penyakit ditahun
2012 terjadi pada bulan Agustus. Bulan tersebut adalah masa dimana larva kumbang air dan larva capung mencapai ukuran yang lebih besar dan menjadi
predator yang tingkat memangsanya lebih banyak dibandingkan bulan
63 sebelumnya. Karena awal mulainya siklus hama tersebut terjadi pada bulan
pancaroba dimana pada bulan tersebut banyak terjadi perkawinan serangga yang mengeluarkan larva-larva predator tersebut.
6.4. Pemetaan Risiko Produksi