21 Keterangan gambar :
Proses Hasil output
Gambar 3. Proses Pengelolaan Risiko Perusahaan
Sumber : Kountur 2008
Dengan manajemen risiko dapat diidentifikasi adanya potensi risiko, dengan seluruh faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan organisasi. Manajemen risiko
dapat meningkatkan probabilitas keberhasilan dan pencapaian yang baik dari suatu organisasi. Manjemen risiko juga dapat mengurangi probabilitas kegagalan
dan ketidakpastian dari suatu pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.
3.1.4. Pengukuran Risiko
Menurut Darmawi 2010, setelah tahap identifikasi sumber risiko maka selanjutnya sumber risiko diukur untuk menentukan derajat kepentingannya dan
untuk memperoleh informasi yang akan membantu dalam menetapkan kombinasi peralatan manajemen risiko yang cocok untuk digunakan. Informasi yang
diperlukan berkaitan dengan dua dimensi risiko yang perlu diukur, yaitu : a frekuensi atau jumlah kerugian yang akan terjadi; b keparahan dari kerugian.
Sementara itu, paling sedikit untuk masing-masing dimensi yang ingin diketahui adalah : a rata-rata nilainya dalam periode anggaran; b variasi nilai dari suatu
periode ke periode anggaran sebelumnya dan berikutnya; c dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian itu jika kerugian tersebut ditanggung sendiri.
Menurut Kountur 2006, tujuan pengukuran risiko yaitu menghasilkan apa yang disebut dengan status risiko dan peta risiko. Status risiko adalah ukuran yang
PROSES OUTPUT
Evaluasi Identifikasi
Risiko Pengukuran
Risiko Penanganan
Risiko Daftar Risiko
1. Peta Risiko 2. Status Risiko
Strategi
22 menunjukkan tingkatan risiko, sehingga dapat diketahui mana risiko yang lebih
krusial dari risiko lainnya. Risiko dapat diukur jika diketahui kemungkinan terjadinya risiko dan
besarnya dampak risiko. Ukuran pertama dari risiko adalah besarnya kemungkinan terjadinya yang mengacu pada seberapa besar probabilitas risiko
yang akan terjadi. Metode yang digunakan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya risiko
adalah metode nilai standar atau z-
s t
o
u v w
Metode ini dapat digunakan apabila ada data historis dan berbentuk kontinus desimal. Menurut Kountur 2006, langkah
yang dilakukan untuk melakukan perhitungan kemungkinan terjadinya risiko menggunakan metode ini dan aplikasinya adalah :
1. Menghitung rata-rata kejadian berisiko
Dimana: X
= Nilai rata-rata dari kejadian berisiko Xi = Nilai per siklus dari kejadian berisiko
n = Jumlah data
2. Menghitung nilai standar deviasi dari kejadian berisiko
Dimana:
x
= Standar deviasi dari kejadian berisiko Xi = Nilai per siklus dari kejadian berisiko
X = Nilai rata-rata dari kejadian berisiko
n = Jumlah data
3. Menghitung z-
s t
o
u v
23 Dimana:
Z = Nilai z-
y z
o
{ |
dari kejadian berisiko Xi = Batas risiko yang dianggap masih dalam taraf normal
X = Nilai rata-rata kejadian berisiko
}
= Standar deviasi dari kejadian berisiko Jika hasil z-
y z
o
{ |
yang diperoleh bernilai negatif, maka nilai tersebut berada di sebelah kiri nilai rata-rata pada kurva distribusi normal dan sebaliknya jika nilai
z-
y z
o
{ |
positif, maka nilai tersebut berada di sebelah kanan kurva distribusi normal z.
4. Nilai probabilitas terjadinya risiko produksi
Setelah nilai z-
y z
o
{ |
diketahui, selanjutnya dapat dicari probabilitas terjadinya risiko produksi yang diperoleh dari tabel distribusi z normal sehingga
diketahui persen kemungkinan terjadinya keadaan dimana kegiatan mendatangkan kerugian.
Metode yang sering digunakan untuk mengukur dampak risiko adalah VaR
~ |
y
. VaR adalah kerugian terbesar yang mungkin terjadi dalam rentang waktu tertentu yang diprediksikan dengan tingkat kepercayaan tertentu.
Penggunaan VaR dalam mengukur dampak risiko hanya dapat dilakukan apabila terdapat data historis sebelumnya. Analisis ini dilakukan untuk mengukur dampak
dari risiko pada suatu kegiatan. Kejadian yang dianggap merugikan berupa penurunan produksi sebagai akibat dari terjadinya sumber-sumber risiko. Menurut
Kountur 2006, VaR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Dimana : VaR = Dampak kerugian yang ditimbulkan oleh kejadian berisiko
X = Nilai rata-rata kerugian akibat kejadian berisiko
Z = Nilai z dari tabel distribusi normal dengan alfa yang ditentukan
}
= Standar deviasi kerugian akibat kejadian berisiko n
= Banyaknya kejadian berisiko
24
3.1.5. Teknik Pemetaan