63 sebelumnya. Karena awal mulainya siklus hama tersebut terjadi pada bulan
pancaroba dimana pada bulan tersebut banyak terjadi perkawinan serangga yang mengeluarkan larva-larva predator tersebut.
6.4. Pemetaan Risiko Produksi
Penempatan risiko pada peta risiko didasarkan atas perkiraan posisinya berada dimana dari hasil perhitungan probabilitas dan dampak. Untuk mengetahui
posisi yang sebenarnya maka perlu dihitung status risikonya. Status risiko diperoleh dari hasil perkalian antara probabilitas dan dampak. Status risiko
menggambarkan urutan risiko dari yang paling berisiko sampai dengan yang paling tidak berisiko. Nilai dari status risiko dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Status Risiko dari Sumber Risiko Produksi di Saung Lele Tahun 2012
No. Sumber Risiko
Produksi Probabilitas
Dampak Rp
Status Risiko
Prioritas 1.
Hama 38,6
538.082 20.769.947
3 2.
Penyakit 37,4
549.271 20.542.740
4 3.
Kualitas Air 48,0
857.929 41.180.577
1 4.
Kanibalisme 42,5
575.740 24.468.934
2
Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui tingkatan risiko dari keempat sumber risiko yang ada pada kegiatan usaha pembenihan ikan lele Sangkuriang di Saung
Lele. Status risiko dari yang terbesar sampai yang terkecil yaitu kualitas air, kanibalisme, hama, dan penyakit. Status risiko diperoleh sumber risiko produksi
pada prioritas pertama yaitu kualitas air, prioritas kedua yaitu kanibalisme, prioritas ketiga yaitu hama, dan prioritas keempat yaitu penyakit. Berdasarkan
status risiko, sumber risiko yang paling krusial dibandingkan sumber risiko lainnya adalah kualitas air. Sumber ini menempati prioritas pertama sehingga
harus mendapatkan perhatian utama dalam pengelolaan risiko. Setelah diperoleh hasil probabilitas dan dampak risiko maka langkah
selanjutnya adalah pemetaan risiko. Peta risiko adalah gambaran tentang posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu yaitu sumbu vertikal menggambarkan
probabilitas dan sumbu horizontal menggambarkan dampak. Penempatan posisi
64 risiko dilakukan berdasarkan hasil perhitungan probabilitas dan dampak risiko
yang dilakukan sebelumnya. Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kemungkinan besar dan kemungkinan
kecil. Sementara itu, dampak risiko dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak besar dan dampak kecil. Batas antara probabilitas atau kemungkinan besar dan kecil
terjadinya risiko ditentukan oleh pemilik usaha yaitu 29,8 persen. Nilai batas probabilitas tersebut berdasarkan dari rata-rata derajat kematian atau mortalitas
rate. Sama halnya dengan probabilitas, batas dampak risiko besar dan kecil juga ditentukan oleh pemilik usaha yaitu Rp 556.189. Nilai batas dampak tersebut
berdasarkan rata-rata dari dampak kematian setiap sumber. Hasil analisis probabilitas dan dampak risiko dari masing
masing sumber risiko produksi dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Hasil Pemetaan Sumber Risiko
Pada Gambar 13 dapat dilihat posisi dari sumber risiko produksi yang ada pada kegiatan usaha pembenihan ikan lele Sangkuriang di Saung Lele di dalam
peta risiko. Sumber risiko produksi yang terdapat pada kuadran I yaitu hama dan penyakit. Sumber risiko yang berada pada kuadran I memiliki probabilitas yang
besar namun dampak yang kecil. Sumber risiko yang terdapat pada kuadran II yaitu kualitas air dan kanibalisme. Sumber yang berada pada kuadran II memiliki
probabilitas dan dampak yang besar. Hasil dari pemetaan risiko akan digunakan untuk menentukan strategi penanganan risiko yang tepat dalam pengendalian
risiko produksi yang dihadapi.
Probabilitas
Besar
Kecil
Dampak Rp Besar
Kecil
Kuadran 1 :
Hama
Penyakit Kuadran 2 :
Kualitas Air
Kanibalisme
Kuadran 3 Kuadran 4
29,8
Rp 556.515
65
6.5. Strategi Penanganan Risiko Produksi