38 Setelah nilai z-
× Ø
o
Ù Ú
dari produksi pembenihan ikan lele diketahui, selanjutnya dapat dicari probabilitas terjadinya risiko produksi yang diperoleh dari
tabel distribusi z normal sehingga diketahui persen kemungkinan terjadinya keadaan dimana produksi benih lele Sangkuriang mendatangkan kerugian.
Contoh penetapan nilai probabilitas sumber hama berdasarkan tabel Z :
Tabel 7. Distribusi Z 0,0 0,4 Normal
Z 0,00
0,01 0,02
0,03 0,04
0,05 0,06
0,07 0,08
0,09 0,0
0,500 0,496
0,492 0,488
0,484 0,480
0,476 0,472
0,463 0,464
0,1 0,460
0,456 0,452
0,448 0,444
0,440 0,436
0,433 0,429
0,425 0,2
0,421 0,417
0,413 0,409
0,405 0,401
0,397 0,394
0,390 0,386
0,3 0,382
0,378 0,374
0,371 0,367
0,363 0,359
0,356 0,352
0,384 0,4
0,345 0,341
0,377 0,334
0,330 0,326
0,323 0,319
0,316 0,312
Nilai Z = 0,29 maka nilai probabilitasnya adalah 0,386 atau 38,6 persen.
4.5.3. Analisis Dampak Risiko
Metode yang sering digunakan untuk mengukur dampak risiko adalah VaR
ÛÜÝ ÞÚ Ü ß
àá × â
. VaR adalah kerugian terbesar yang mungkin terjadi dalam rentang waktu tertentu yang diprediksikan dengan tingkat kepercayaan tertentu.
Penggunaan VaR dalam mengukur dampak risiko hanya dapat dilakukan apabila terdapat data historis sebelumnya. Data yang terkait adalah jumlah benih
berukuran 2-3 cm yang dihasilkan, total benih yang mati pada setiap siklusperiode, jumlah benih yang mati yang diakibatkan oleh setiap sumber risiko
pada setiap siklusperiode, dan harga jual benih berukuran 2-3 cm yaitu Rp 40ekor. Data mengenai harga jual benih ukuran 2-3 cm dan jumlah benih
berukuran 2-3 cm yang dihasilkan didapat dari catatan perusahan, sedangkan data jumlah benih yang mati yang diakibatkan oleh setiap sumber risiko pada setiap
siklusperiode diperoleh dari manajer produksi berdasarkan wawancara dengan metode
Ù Ú ØÜÝ
l. Data yang digunakan adalah data pada Januari - Desember tahun 2012.
Analisis menggunakan metode VaR dilakukan untuk mengukur dampak dari risiko pada kegiatan produksi pembenihan ikan lele di Saung Lele. Kejadian yang
dianggap merugikan berupa penurunan produksi sebagai akibat dari terjadinya
39 sumber-sumber risiko. Angka atau jumlah kematian benih yang digunakan dalam
pengaplikasian rumus dapat dilihat pada Lampiran 5. Menurut Kountur 2006, VaR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Dimana : VaR = Dampak kerugian yang ditimbulkan oleh kejadian berisiko
X = Nilai rata-rata kerugian akibat kejadian berisiko Rp
Z = Nilai z yang diambil dari tabel distribusi normal dengan alfa 30
ã
= Standar deviasi kerugian akibat kejadian berisiko Rp n
= Banyaknya kejadian berisiko atau siklus 12
Contoh perhitungan nilai rata-rata kerugian akibat kejadian berisiko adalah sebagai berikut :
Nilai rata-rata kerugian akibat hama pada tahun 2012 adalah Rp 470.487.
Contoh penetapan nilai z yang diambil dari tabel distribusi normal dengan alfa 30 :
Tabel 8. Distribusi Z 0,2
0,6 Normal
Z 0,00
0,01 0,02
0,03 0,04
0,05 0,06
0,07 0,08
0,09 0,2
0,421 0,417
0,413 0,409
0,405 0,401
0,397 0,394
0,390 0,386
0,3 0,382
0,378 0,374
0,371 0,367
0,363 0,359
0,356 0,352
0,384 0,4
0,345 0,341
0,377 0,334
0,330 0,326
0,323 0,319
0,316 0,312
0,5 0,309
0,305 0,302
0,298 0,295
0,291 0,288
0,284 0,281
0,278 0,6
0,274 0,271
0,268 0,264
0,261 0,258
0,255 0,251
0,248 0,245
Nilai rata-rata kerugian akibat hama pada tahun 2012 X = 3.315 + 5.199 + ........+ 1.192 + 2.335 x Rp 40
12 = Rp 470.487
40 Nilai z yang diambil dari tabel distribusi normal dengan alfa 30 dilihat
dari angka yang mendekati 30 atau 0,300 yaitu 0,302 dan 0,298 sehingga nilai z dengan alfa 30 adalah 0,523.
Contoh perhitungan nilai standar deviasi kerugian akibat kejadian berisiko adalah sebagai berikut :
Nilai standar deviasi kerugian akibat hama pada tahun 2012 adalah Rp 447.618.
Contoh perhitungan nilai dampak kerugian yang ditimbulkan oleh kejadian berisiko adalah sebagai berikut :
Nilai dampak kerugian akibat hama pada tahun 2012 adalah Rp 470.487.
4.5.4. Pemetaan Risiko