Pemetaan Risiko Penanganan Risiko

40 Nilai z yang diambil dari tabel distribusi normal dengan alfa 30 dilihat dari angka yang mendekati 30 atau 0,300 yaitu 0,302 dan 0,298 sehingga nilai z dengan alfa 30 adalah 0,523. Contoh perhitungan nilai standar deviasi kerugian akibat kejadian berisiko adalah sebagai berikut : Nilai standar deviasi kerugian akibat hama pada tahun 2012 adalah Rp 447.618. Contoh perhitungan nilai dampak kerugian yang ditimbulkan oleh kejadian berisiko adalah sebagai berikut : Nilai dampak kerugian akibat hama pada tahun 2012 adalah Rp 470.487.

4.5.4. Pemetaan Risiko

Menurut Kountur 2008 dan Djohanputro 2008, sebelum melakukan penanganan pada risiko, hal yang perlu dilakukan adalah membuat peta risiko. Peta risiko adalah gambaran tentang posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu yaitu sumbu vertikal menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal menggambarkan dampak. Peta risiko untuk mengetahui letak sumber risiko pada Saung Lele memiliki 4 kuadran yang masing-masing kuadaran memiliki tingkat probabilitas dan dampak yang berbeda. Peta risiko dapat dilihat pada Gambar 8 berikut ini : Nilai standar deviasi kerugian akibat hama pada tahun 2012 S = 132.600- 470.487 2 +..........................+ 93.400- 470.487 2 12-1 = Rp 447.618 Nilai dampak kerugian yang ditimbulkan akibat hama pada tahun 2012 VaR = 470.487 + 0,523 447.618 12 = Rp 538.067 41 Gambar 8. Peta Risiko Sumber: Kountur 2008 dan Djohanputro 2008 Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kemungkinan besar dan kemungkinan kecil. Demikian juga dampak risiko dapat dibagi menjadi dua yaitu dampak besar dan dampak kecil. Batas antara probabilitas atau kemungkinan besar dan kecilnya terjadinya risiko ditentukan oleh pemilik usah. Sama halnya dengan probabilitas, batas dampak risiko besar dan kecil juga ditentukan oleh pemilik usaha.

4.5.5. Penanganan Risiko

Berdasarkan hasil pemetaan risiko pada peta risiko, maka selanjutnya dapat ditetapkan strategi penanganan risiko yang sesuai. Terdapat dua strategi yang dapat dilakukan untuk menangani risiko, yaitu : 1. Penghindaran Risiko Preventif Strategi preventif dilakukan untuk risiko yang tergolong dalam probabilitas risiko yang besar. Strategi preventif akan menangani risiko yang berada pada kuadran 1 dan 2. Penanganan risiko dengan menggunakan strategi preventif, maka risiko yang ada pada kuadran 1 akan bergeser ke kuadran 3 dan risiko yang berada pada kuadran 2 akan bergeser ke kuadran 4 Kountur, 2008. Pergesaran tersebut menandakan bahwa upaya yang dilakukan bertujuan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya atau nilai probabilitas sehingga sebisa mungkin untuk Probabilitas Besar Kecil Dampak Rp Besar Kecil Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4 42 mengurangi atau bahkan mencegah terjadinya sumber risiko tersebut. Penanganan risiko menggunakan strategi preventif dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 . Preventif Risiko Sumber: Kountur 2008 Strategi preventif yang dapat dilakukan dalam kegiatan usaha pembenihan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut : 1. Menjaga ketersediaan pakan alami pada wadah pemeliharaan. 2. Melakukan kultur pakan alami. 3. Melakukan sortasi dan äå æçè n ä é 4. Menjaga kualitas air dan pemberian probiotik. 5. Mengoptimalkan dalam pembuatan wadah pemeliharaan. 6. Persiapan wadah secara optimal. 2. Mitigasi Risiko Strategi mitigasi digunakan untuk meminimalkan atau mengurangi dampak risiko yang terjadi. Risiko yang berada pada kuadran dengan dampak yang besar diusahakan dengan menggunakan strategi mitigasi dapat bergeser ke kuadran yang memiliki dampak risiko yang kecil. Strategi mitigasi akan menangani risiko sedemikian rupa sehingga risiko yang berada pada kuadran 2 bergeser ke kuadran 1 dan risiko yang berada pada kuadran 4 akan bergeser ke kuadran 3. Pergesaran tersebut menandakan bahwa upaya yang dilakukan bertujuan untuk memperkecil dampak kerugian yang ditimbulkan akibat terjadinya sumber risiko tersebut. Probabilitas Besar Kecil Dampak Rp Besar Kecil Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4 43 Strategi mitigasi pada pembenihan ikan lele sangkuriang dapat dilakukan dengan metode diversifikasi dan pengalihan risiko. Mitigasi risiko dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10 . Mitigasi Risiko Sumber: Kountur 2008 Strategi mitigasi yang dapat dilakukan dalam kegiatan usaha pembenihan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut : 1. Pemberian obat pada ikan yang terjangkit penyakit. 2. Menjalin kerjasama dengan pemasok pakan alami. 3. Diversifikasi dengan pendirian kolam atau wadah pemeliharaan di lokasi yang lebih ideal untuk melakukan kegiatan pembenihan. 4. Pengalihan risiko dilakukan dengan êëìë í î ïîðñò n ñ oleh pelaku pendederan atau pembesaran yang membutuhkan pasokan benih berkesinambungan. Probabilitas Besar Kecil Dampak Rp Besar Kecil Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4 44 V. GAMBARAN UMUM SAUNG LELE

5.1. Profil, Lokasi Usaha dan Fasilitas Saung Lele