18 harga output, inflasi, daya beli masyarakat, persaingan, dan lain-lain. Sementara
itu risiko yang ditimbulkan oleh harga antara lain harga dapat naik akibat dari inflasi.
3. Risiko Kelembagaan
Risiko yang ditimbulkan dari kelembagaan antara lain adanya aturan tertentu yang membuat anggota suatu organisasi menjadi kesulitan untuk
memasarkan ataupun meningkatkan hasil produksinya. 4.
Risiko Kebijakan Risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan-kebijakan antara lain adanya
kebijakan-kebijakan tertentu yang keluar dari dalam hal ini sebagai pemegang kekuasaan pemerintah yang dapat menghambat kemajuan suatu usaha. Dalam
artian kebijakan tersebut membatasi gerak dari usaha tersebut. Contohnya adalah kebijakan tarif ekspor.
5. Risiko Finansial
Risiko yang ditimbulkan oleh risiko finansial antara lain adalah adanya piutang tak tertagih, likuiditas yang rendah sehingga perputaran usaha terhambat,
perputaran barang rendah, laba yang menurun akibat dari krisis ekonomi dan sebagainya.
3.1.3. Manajemen Risiko
Menurut Lam 2008, manajemen risiko dapat didefinisikan dalam pengertian bisnis seluas-luasnya. Manajemen rsiko adalah mengelola keseluruhan
risiko yang dihadapi perusahaan, dimana dapat mengurangi potensi risiko yang bersifat merugikan dan terkait dengan upaya untuk meningkatkan peluang
keberhasilan sehingga perusahaan dapat mengoptimalisasi profil risiko atau hasilnya. Hal penting untuk mengoptimailisasi profil risiko atau hasil adalah
dengan mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam proses bisnis perusahaan. Manajemen risiko sebagai suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta
mengendalikan risiko dalam setiap kerugian perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi perusahaan yang lebih tinggi Darmawi,
2010.
19 Menurut Darmawi 2010, manajemen risiko mungkin dapat mencegah
perusahaan atau suatu usaha dari kegagalan. Sebagian kerugian seperti hancurnya fasilitas produksi mungkin dapat menyebabkan perusahaan atau suatu usaha harus
ditutup, jika sebelumnya tidak ada kesiapsediaan menghadapi musibah seperti itu. Dengan manajemen risiko tersebut perusahaan dapat terhindar dari kehancuran.
Menurut Djohanputro 2008, siklus manajemen risiko terdiri dari lima tahap seperti pada Gambar 2 berikut ini :
Keterangan : = Hubungan langsung
= Hubungan tidak langsung
Gambar 2. Siklus Manajemen Risiko
Sumber : Djohanputro 2008
Tahap 1. Identifikasi risiko Tahap ini mengidentifikasi apa yang dihadapi oleh perusahaan, langkah
pertama dalam mengidentifikasi risiko adalah melakukan analisis pihak yang berkepentingan.
Tahap 2. Pengukuran risiko Pengukuran risiko mengacu pada dua faktor yaitu faktor kuantitatif dan
kualitatif, kuantitas risiko menyangkut berapa banyak nilai yang rentan terhadap Pengawasan dan
Pengendalian Risiko
Evaluasi Pihak Berkepentingan
Identifikasi Risiko
Pengukuran Risiko
Pemetaan Risiko
Model Pengelolaan
Risiko
20 risiko, sedangkan kualitatif menyangkut kemungkinan suatu risiko muncul,
semakin tinggi kemungkinan risiko terjadi maka semakin tinggi pula risikonya. Tahap 3. Pemetaan risiko
Pemetaan risiko ditujukan untuk menetapkan prioritas risiko berdasarkan kepentingan bagi perusahaan, disini dilakukan prioritas risiko mana yang lebih
dahulu dilakukan, selain itu prioritas juga ditetapkan karena tidak semua risiko memiliki dampak pada tujuan perusahaan. Pemetaan risiko adalah suatu gambaran
tentang posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu yaitu sumbu vertikal menggambarkan probabilitas, dan sumbu horizontal menggambarkan dampak.
Tahap 4. Model pengelolaan risiko Model pengelolaan risiko terdapat beberapa macam diantaranya model
pengelolaan risiko secara konvensional, penetapan model risiko struktur organisasi pengelolaan dan lain-lain.
Tahap 5. Monitor dan pengendalian Monitor dan pengendalian penting karena :
1. Manajemen perlu memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko berjalan
sesuai rencana. 2.
Manajemen juga perlu memastikan pelaksanaan pengelolaan risiko cukup efektif
Monitor dan pengendalian bertujuan untuk memantau perkembangan terhadap kecenderungan-kecenderungan berubahnya profil risiko perubahan ini
berdampak pada pergeseran data risiko yang otomatis pada perubahan prioritas risiko.
Menurut Kountur 2008, manajemen risiko perusahaan adalah cara bagaimana menangani semua risiko yang ada di dalam perusahaan tanpa memilih
risiko-risiko tertentu saja. Manajemen risiko merupakan cara atau langkah yang dapat dilakukan pengambil keputusan untuk menghadapi risiko dengan cara
meminimalkan kerugian yang terjadi. Tujuan manajemen risiko adalah untuk mengelola risiko dengan membuat pelaku usaha sadar akan risiko, sehingga laju
organisasi bisa dikendalikan. Strategi pengelolaan risiko merupakan suatu proses yang berulang pada setiap periode produksi Gambar 3.
21 Keterangan gambar :
Proses Hasil output
Gambar 3. Proses Pengelolaan Risiko Perusahaan
Sumber : Kountur 2008
Dengan manajemen risiko dapat diidentifikasi adanya potensi risiko, dengan seluruh faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan organisasi. Manajemen risiko
dapat meningkatkan probabilitas keberhasilan dan pencapaian yang baik dari suatu organisasi. Manjemen risiko juga dapat mengurangi probabilitas kegagalan
dan ketidakpastian dari suatu pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.
3.1.4. Pengukuran Risiko