19
Tabel 2 Matriks metode pengolahan data
No Tujuan
Penelitian Indikator
Data yang di- peroleh
Sumber Data
Cara Memperoleh
Data Metode
Analisis 1
Menganalisas kelembagaan
pengelolaan Situ
Pengasinan Proses
Kualitas Kelembagaan
Kinerja kelembagaan
Proses terbentuknya
kelembagaan Presepsi
Kelengkapan dan kejelasan
aturan kelembagaan
Presepsi Pelaksanaan
aturan
dan dampak yang
terjadi Data
primer Data
primer Data
primer Wawan
cara mendalam
kuesioner kepada
anggota Pokja
kuesioner kepada
wisatawan, pelaku usaha,
anggota Pokja
Analisis deskriptif
Persepsi aggota
Pokja
2 Pengaruh dan
kepentingan aktor
Pengaruh dan kepentingan
Manfaat bagi masyarakat
setempat Data
primer Kuesioner
kepada instansi
terkait Analisis
stakeholder
3 Multiplier
effect Peningkatan
pendapatan Manfaat
ekonomi yang dirasakan
masyarakat Data
primer Kuesioner
kepada wisatawan,
pelaku usaha dan
tenaga kerja
Metode Multiplier
Effect
4.4.1 Analisis Kelembagaan Situ Pengasinan
Analisis dan identifikasi karakteristik kelembagaan dan aturan anggota Pokja dilakukan secara deskriptif kualitatif terhadap pengurus Pokja. Analisis deskriptif
adalah suatu metode dalam meneliti status yang biasanya digunakan untuk kelompok manusia, objek, kondisi sistem pemikiran, maupun peristiwa pada masa sekarang.
Tujuannya adalah membuat suatu deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta antar fenomena yang
diselidiki. Analisis kelembagaan Pokja diawali dengan menganalisis proses terbentuknya
kelembagaan Pokja. Prinsipnya, proses pembuatan hukum kelembagaan Pokja memiliki empat tahap besar yakni, tahap inisiasi, tahap socio-politis, tahap juridis, dan tahap
penyebarluasan atau desiminasi. Secara sederhana, proses pembentukan kelembagaan Pokja Situ Pengasinan dianalisis sesuai fakta yang terjadi di lapangan dengan paramater
20
pertama, pihak mana yang menginisiasi terbentuknya Pokja. Inisisasi ini menandakan lahirnya suatu gagasan dalam masyarakat. Kedua, menganalisis bagaimana proses
pembentukan kelembagaan. Biasanya pada proses pembentukan ini akan terlihat diskusi, kritisi, tukar pendapat antar berbagai golongan kekuatan dan selanjutnya
diskusi ini dijabarkan atau dirumuskan lebih lanjut secara lebih teknis. Ketiga, bagaimana sosialisasi atau penyebarluasan aturan yang telah dibuat oleh Pokja kepada
masyarakat Rodyah 2012. Selain proses terbentuknya kelembagaan, pengelolaan kelembagaan dianalisis
berdasarkan kualitas kelembagaan. Kualitas kelembagaan dapat dilihat dari substansi aturan dan perangkat-perangkat yang ada memenuhi kriteria kelengkapan dan kejelasan.
Aturan main dalam sebuah kelembagaan menjadi penting dan berfungsi untuk memberikan arahan kepada anggota atau masyarakat dalam pemanfaatan Situ
Pengasinan. Aturan main kelembagaan dikatakan lengkap dan jelas jika tugas pokok fungsi dan pembagian peran masing masing anggota jelas, sanksi yang diberlakukan
jelas, dan keberadaan pihak yang mengawasi pun harus jelas atau transparan. Sistem manajemen yang diberlakukan mampu mewakili seluruh keinginan yang ada pada
masyarakat dan pembagian tugas pokok fungsi masing masing harus jelas dan bertujuan memberikan perubahan yang lebih baik.
Setelah menganalisis proses dan kualitas kelembagaan Pokja, hal terakhir yang perlu dilakukan adalah menganilisis kinerja kelembagaan untuk menilai apakah
kelembagaan Pokja dapat dikatakan baik atau tidak, guna mencapai output yang diharapkan. Kinerja kelembagaan didefinisikan sebagai kemampuan suatu kelembagaan
untuk menggunakan sumber daya yang dimilikinya secara efisien dan menghasilkan output yang sesuai dengan tujuannya dan relevan dengan kebutuhan pengguna Peterson
dalam Syahyuti 2004. Kinerja dapat dianalisis berdasarkan pelaksanaan di lapangan apakah sesuai dengan substansi aturan yang berlaku, seperti bagaimana mekanisme
pelaksanaan di lapangan, hak kepemilikan, sanksi yang berlaku, monitoring dan kontrol, kepatuhan terhadap peraturan yang telah dibuat, dan dampak yang diberikan baik dari
segi ekonomi dan ekologi. Adanya kelembagaan, dari segi ekonomi memberi dampak terbukanya peluang tenaga kerja baru, jumlah investasi, serta kenaikan pendapatan dan
dari segi ekologi, meliputi kualitas lingkungan berupa kuantitas sampah, kualitas air,