17
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Situ Pengasinan, Kecamatan Sawangan Depok, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
purposive dikarenakan karakteristik yang dimiliki oleh Situ Pengasinan sesuai dengan minat peneliti, yaitu pengelolaaan sumber daya alam berbasis masyarakat lokal. Situ
Pengasinan merupakan sebuah situ di kawasan Depok yang dikelola dengan pendekatan kelembagaan berbasis masyarakat. Pengambilan data dilakukan selama dua bulan, yaitu
bulan April hingga Mei 2013.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil kuesioner, wawancara, pengamatan serta arsip data
internal. Sedangkan data sekunder sebagai data pendukung yang didapat dari berbagai dokumen-dokumen yang diperoleh dari buku, internet, dokumen pemerintah desa, serta
skripsi dan tesis yang telah dipublikasikan.
4.3 Metode Penentuan Sampel
Pengelolaan Situ Pengasinan sebagai objek penelitian meliputi Pokja, Pemda Depok, Dinas Pariwisata, BLH, Dinas Pertanian, Dinas Tata Kota, BPN, Bapeda,
Kelurahan, dan masyarakat Situ Pengasinan. Sampel diambil dari responden yang dapat memberikan informasi mengenai diri sendiri, keluarga, pihak lain, dan lingkungannya
melalui key person yang dianggap mewakili stakeholders. Data penelitian kualitatif diperoleh melalui kuisioner dengan menggunakan teknik wawancara langsung kepada
responden. Kemudian hasil kuisioner tersebut dicatat sesuai dengan hipotesis yang sudah dibuat, selanjutnya diolah, dianalisis diinterpretasikan, dan dibuat kesimpulan
tentang hasil kuisioner. Informan dipilih dengan sengaja purposive sesuai dengan tujuan. Sedangkan untuk menentukan responden wisatawan dilakukan dengan teknik
accidental sampling, yaitu sampel dipilih berdasarkan seseorang yang ditemui oleh peneliti di lokasi penelitian.
18
Informan yang dipilih terkait pengelolaan Situ Pengasinan dari pemerintah kota, Pokja, LSM, dan masyarakat lokal. Pemilihan informan kunci ini didasarkan pada
asumsi bahwa mereka adalah orang-orang yang mengetahui dan memiliki pengalaman secara mendalam terkait dengan pengelolaan Situ Pengasinan Depok.
Teknik pemilihan jumlah sampel pada analisis kelembagaan sebanyak 10 sampel, sedangkan untuk responden pada wisatawan sebanyak 100 sampel yang dianggap telah
mewakili jumlah pengunjung Situ Pengasinan, pelaku usaha 19 unit dan tenaga kerja sebanyak 10 karyawan. Sedangkan untuk stakeholders berjumlah 12 instansi yang
dilakukan melalui snowball sampling.
4.4 Metode dan Prosedur Analisis Data
Metode pengambilan data yang digunakan dalam wawancara menggunakan teknik pendekatan informan kunci key informant approach. Pendekatan ini mencoba
mengumpulkan data melalui orang-orang tertentu yang dipandang sebagai pemimpin, pengambil keputusan atau juga dianggap sebagai juru bicara dari kelompok atau
komunitas yang menjadi objek pengamatan, dan orang tersebut dianggap dapat memberikan informasi akurat guna mengidentifikasi masalah-masalah dalam komunitas
tersebut. Orang-orang tersebut merupakan atau dianggap sebagai pemimpin dalam masyarakat dan biasanya diwakili oleh tokoh-tokoh informal, seperti tokoh agama,
tokoh adat atau pejabat setempat, dan masyarakat. Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.
Pengolahan data dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan penghitungan kuesioner dan pengkodean untuk penyeragaman data. Setelah pengkodean data, tahap selanjutnya
adalah penghitungan presentase responden dan merepresentasikannya secara deskriptif melalui tabel dan grafik. Analisis data dilakukan secara manual menggunakan komputer
dengan program Microsoft Excel 2007. Tabel 2 merupakan matriks yang berkaitan dengan tujuan, indikator, parameter penelitian, jenis, cara mendapatkan, sumber, dan
metode analisis data. Berikut matriks metode pengolahan data:
19
Tabel 2 Matriks metode pengolahan data
No Tujuan
Penelitian Indikator
Data yang di- peroleh
Sumber Data
Cara Memperoleh
Data Metode
Analisis 1
Menganalisas kelembagaan
pengelolaan Situ
Pengasinan Proses
Kualitas Kelembagaan
Kinerja kelembagaan
Proses terbentuknya
kelembagaan Presepsi
Kelengkapan dan kejelasan
aturan kelembagaan
Presepsi Pelaksanaan
aturan
dan dampak yang
terjadi Data
primer Data
primer Data
primer Wawan
cara mendalam
kuesioner kepada
anggota Pokja
kuesioner kepada
wisatawan, pelaku usaha,
anggota Pokja
Analisis deskriptif
Persepsi aggota
Pokja
2 Pengaruh dan
kepentingan aktor
Pengaruh dan kepentingan
Manfaat bagi masyarakat
setempat Data
primer Kuesioner
kepada instansi
terkait Analisis
stakeholder
3 Multiplier
effect Peningkatan
pendapatan Manfaat
ekonomi yang dirasakan
masyarakat Data
primer Kuesioner
kepada wisatawan,
pelaku usaha dan
tenaga kerja
Metode Multiplier
Effect
4.4.1 Analisis Kelembagaan Situ Pengasinan
Analisis dan identifikasi karakteristik kelembagaan dan aturan anggota Pokja dilakukan secara deskriptif kualitatif terhadap pengurus Pokja. Analisis deskriptif
adalah suatu metode dalam meneliti status yang biasanya digunakan untuk kelompok manusia, objek, kondisi sistem pemikiran, maupun peristiwa pada masa sekarang.
Tujuannya adalah membuat suatu deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta antar fenomena yang
diselidiki. Analisis kelembagaan Pokja diawali dengan menganalisis proses terbentuknya
kelembagaan Pokja. Prinsipnya, proses pembuatan hukum kelembagaan Pokja memiliki empat tahap besar yakni, tahap inisiasi, tahap socio-politis, tahap juridis, dan tahap
penyebarluasan atau desiminasi. Secara sederhana, proses pembentukan kelembagaan Pokja Situ Pengasinan dianalisis sesuai fakta yang terjadi di lapangan dengan paramater