Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN

11 pelaksanaannya, alokasi sumber daya yang dimiliki, dan hubungan dengan pihak luar. 4. Kinerja kelembagaan. Terdapat tiga hal pokok yang harus diperhatikan, yaitu keefektifan lembaga dalam mencapai tujuan tujuannya, efisiensi penggunaan sumber daya, dan keberlanjutan kelembagaan berinteraksi dengan para kelompok kepentingan di luar.

2.1.7 Dampak Ekonomi

Dampak merupakan perubahan yang terjadi di dalam suatu lingkup lingkungan akibat adanya perbuatan manusia. Untuk menilai terjadinya dampak perlu adanya satuan acuan, yaitu kondisi lingkungan sebelum adanya aktivitas Soemarwoto 1988 dalam Praseti B 2011. Dampak dari suatu kegiatan akan berpengaruh terhadap aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Wisatawan yang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata merupakan sumber pendapatan income generator dan sekaligus juga berfungsi sebagai alat pemerataan redistribution of income. Dampak ekonomi yang dihasilkan oleh sektor pariwisata umumnya diukur dari keseluruhan pengeluaran pengunjung untuk keperluan akomodasi, konsumsi, perjalanan, dokumentasi dan keperluan lainnya. Jumlah dari seluruh pengeluaran diestimasi daru jumlah total hari kunjungan dan pengeluaran pengunjung. Dampak ekonomi yang dirasakan adanya kegiatan wisata ada tiga jenis, yakni dampak langsung, dampak tidak langsung dan dampak lanjutan Vanhove 2005.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pemanfaatan situ sudah banyak dilakukan. Akan tetapi, sebagian besar meneliti tentang kerusakan situ dan dampak wisata. Penelitian pengaruh dan dampak keberadaan lembaga Pokja dalam pengelolaan situ masih jarang diteliti. Oleh karena itu, penulis memilih untuk melakukan penelitian mengenai dampak ekonomi dan ekologis kelembagaan Pokja dalam pengelolaan Situ Pengasinan Depok. Penelitian ini meliputi analisis kualitas kelembagaan, analisis stakeholders, dan dampak multiplier effect. Penelitian mengenai situ atau danau sebelumnya pernah dilakukan oleh Listiani 2010 yang berjudul “Aspek Kelembagaan Pengelolaan Situ Rawa Besar”. Metode 12 analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitiannya menyatakan Pengelolaan Situ di Rawa Besar belum mencerminkan pengelolaan situ secara berkelanjutan. Lemahnya kapasitas kelembagaan pengelolaan situ dikarenakan kurangnya sumberdaya pengelolaan, baik sumber daya manusia, pendanaan, serta tidak efektifnya koordinasi antar instansi yang terkait dalam pengelolaan situ. Penelitian lain pernah dilakukan oleh Pusporini 2010 yang berjudul “Strategi Pengembangan Wisata di Situ Pengasinan Kota Depok ”. Metode yang digunakan adalah regresi logistik untuk kesediaan membayar, regresi linier, analisis finansial dan Analytical Hierrachy Proccess AHP untuk menentukan strategi yang harus diambil dalam rangka pengembangan wisata. Hasil penelitian menunjukan persepsi responden umumnya menyambut baik terhadap rencana pengembangan jika nantinya situ tersebut dikembangkan asalkan tidak mengganggu fungsi utama situ sebagai daerah konservasi air permukaan. Sebanyak 51 responden bersedia untuk membayar jika nantinya akan diterapkan pemberlakuan tarif masuk kawasan dengan nilai WTP Rp 7 309.52orang. Strategi yang dilakukan strategi sosialisasi program kepada stakeholders dan promosi wisata, strategi pemberdayaan dan pengembangan daya saing produk. Penelitian lain yang dilakukan oleh Osly 2008 denga n judul “Analisis Kesesuaian dan Perencanaan Tapak Kawasan Situ Pengasinan sebagai Kawasan Pariwisata Kota Depok ”. Metode penelitian dilakukan dengan analisis keruangan dengan menggunakan metode scoring dan pembobotan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Situ Pengasinan cocok untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata kota dengan konsep pedesaan dengan lahan sawah dan kolam besar dan target pengunjung adalah keluarga dan perorangan dan tidak ada batasan umur.