Tabel 9 Parameter lingkungan perairan pada masing-masing stasiun Lokasi
Salinitas Suhu
Kecepatan Arus Kecerahan
‰ ˚C
mdet Sta. 1
33 26
95 Sta. 2
28 26
0.167 85
Sta. 3 30
28 0.167
90 Sta. 4
30 29
0.167 85
Sta. 5 31
29 0.167
80
4.5. Kesesuaian Kawasan Wisata Selam
Hasil analisis kesesuaian kawasan wisata bahari kategori wisata selam mempertimbangkan enam parameter dengan empat klasifikasi penilaian antara
lain kecerahan perairan, tutupan komunitas karang karang keras, karang lunak dan biota lain, jenis life form, jenis ikan karang, kecepatan arus, dan kedalaman
terumbu karang. Hasil analisis kesesuaian wisata bahari kategori wisata selam dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8 Analisis kesesuaian kawasan wisata bahari kategori selam.
10 20
30 40
50 60
70 80
3 m 10 m
3 m 10 m
3 m 10 m
3 m 10 m
3 m 10 m
Sta. 1 Sta. 2
Sta. 3 Sta. 4
Sta. 5
Lokasi
To rur
is m
S u
ita bi
lity Inde
x T
S I
of D
iv in
g
Dari data analisis penilaian kesesuaian kawasan wisata bahari kategori selam terlihat bahwa seluruh stasiun pengamatan masuk dalam kategori sesuai
suitable karena nilai IKW berada pada kisaran 50 - 83. Adapun total nilai skor tertinggi berada pada stasiun 1 dan 4 Barat P. Biawak kedalaman 10 meter
dan stasiun 4 P. Gosong kedalaman 10 meter dengan nilai IKW 70.37, terendah berada pada stasiun 4 P. Gosong kedalaman 3 meter dengan nilai IKW
50. Dari enam parameter yang dinilai untuk kesesuaian wisata selam pada
seluruh stasiun pengamatan sesuai untuk dikembangkan sebagai wisata bahari kategori selam. Apabila dilihat dari parameter kesesuaian, seluruh stasiun
mempunyai nilai indeks keseuaian yaitu 50.0 sampai 70.37, nilai ini masuk kategori sesuaisuitable S2.
Secara umum kondisi lingkungan perairan Pulau Biawak masih dalam kondisi baik, begitu juga dengan jumlah ikan karang dan tutupan serta life-form
terumbu karang masih mempunyai potensi yang baik untuk dikembangkan sebagai kawasan ekowisata karena fackor-faktor tersebut sangat penting untuk
dapat memberikan kepuasan bagi wisatawan, hal ini sesuai dengan beberapa survey yang dilakukan para peneliti secara khusus terhadap wisatawan yang
melakukan penyelaman dimana berbagai karakteristik biofisik dapat dilihat dalan satu lokasi snorkeling atau penyelaman, dan juga anatara satu lokasi dengan lokasi
lainnya. Perbedaan karakteristik biofisik seperti itu memberikan peluang bagi wisatawan untuk mengunjungi suatu lokasi penyelaman pada berbagai
kesempatan menyelam Miller 2005. Perairan Pulau Biawak dan sekitarnya memiliki terumbu karang yang
beragamheterogen, ini berarti bahwa lokasi tersebut mampu memberikan pengalaman dan sensasi tersendiri bagi wisatawan yang melakukan penyelaman.
Seluruh lokasi untuk dikembangkan sebagai objek wisata selam pada kedalaman 10 meter, karena pada kedalaman ini penyelam dapat menikmati
keindahan yang ada pada ekosistem terumbu karang dengan sedikit gangguan. Berbeda jika menyelam pada kedalaman rendah, penyelam akan tidak nyaman
karena pengaruh arus dan ombak yang kemungkinan besar, begitu juga pada kedalaman lebih tinggi, disamping keanekaragaman terumbu karang dan ikan