Kesesuaian Kawasan Wisata Selam
Dari data analisis penilaian kesesuaian kawasan wisata bahari kategori selam terlihat bahwa seluruh stasiun pengamatan masuk dalam kategori sesuai
suitable karena nilai IKW berada pada kisaran 50 - 83. Adapun total nilai skor tertinggi berada pada stasiun 1 dan 4 Barat P. Biawak kedalaman 10 meter
dan stasiun 4 P. Gosong kedalaman 10 meter dengan nilai IKW 70.37, terendah berada pada stasiun 4 P. Gosong kedalaman 3 meter dengan nilai IKW
50. Dari enam parameter yang dinilai untuk kesesuaian wisata selam pada
seluruh stasiun pengamatan sesuai untuk dikembangkan sebagai wisata bahari kategori selam. Apabila dilihat dari parameter kesesuaian, seluruh stasiun
mempunyai nilai indeks keseuaian yaitu 50.0 sampai 70.37, nilai ini masuk kategori sesuaisuitable S2.
Secara umum kondisi lingkungan perairan Pulau Biawak masih dalam kondisi baik, begitu juga dengan jumlah ikan karang dan tutupan serta life-form
terumbu karang masih mempunyai potensi yang baik untuk dikembangkan sebagai kawasan ekowisata karena fackor-faktor tersebut sangat penting untuk
dapat memberikan kepuasan bagi wisatawan, hal ini sesuai dengan beberapa survey yang dilakukan para peneliti secara khusus terhadap wisatawan yang
melakukan penyelaman dimana berbagai karakteristik biofisik dapat dilihat dalan satu lokasi snorkeling atau penyelaman, dan juga anatara satu lokasi dengan lokasi
lainnya. Perbedaan karakteristik biofisik seperti itu memberikan peluang bagi wisatawan untuk mengunjungi suatu lokasi penyelaman pada berbagai
kesempatan menyelam Miller 2005. Perairan Pulau Biawak dan sekitarnya memiliki terumbu karang yang
beragamheterogen, ini berarti bahwa lokasi tersebut mampu memberikan pengalaman dan sensasi tersendiri bagi wisatawan yang melakukan penyelaman.
Seluruh lokasi untuk dikembangkan sebagai objek wisata selam pada kedalaman 10 meter, karena pada kedalaman ini penyelam dapat menikmati
keindahan yang ada pada ekosistem terumbu karang dengan sedikit gangguan. Berbeda jika menyelam pada kedalaman rendah, penyelam akan tidak nyaman
karena pengaruh arus dan ombak yang kemungkinan besar, begitu juga pada kedalaman lebih tinggi, disamping keanekaragaman terumbu karang dan ikan
karang kecil, juga semakin rendahnya tingkat kecerahan perairan sehingga visibilitasnya rendah. Tingkat spesialisasi penyelam merupakan faktor kunci
untuk pengelolaan pariwisata menyelam Dearden et al. 2006; Miller 2005. Perlu juga diperhatikan kerentanan dari life-form pengisi substrat dasar
kawasan yang akan dijadikan lokasi wisata selam, karena masing-masing life- form mampunyai daya tahan yang berbeda terhadap kerusakan yang disebabkan
oleh aktivitas selam, berdasarkan penelitian terdahulu mengindikasikan bahwa karang bercabang coral branching paling sensitif terhadap dampak yang
ditimbulkan oleh kerusakan akibat trampling menginjak dibandingkan bentuk pertumbuhan karang massive, digitate, submassive ataupun karang lunak
Plathong et al. 2000; Schleyer dan Tomalin 2000; Walters dan Samway 2001; Zakai dan Chadwick-Furman 2002; Hasler dan Ott 2008. Sedangkan karang
lunak kurang sensitif dibandingkan dengan jenis life-form lainnya Rielg dan Rielg 1996; Plathong et al. 2000; Schleyer dan Tomalin 2000; Tratalos dan Austin
2001, dan karang encrusting cenderung paling tidak sensitif Rielg dan Rielg 1996; Schleyer dan Tomalin 2000.