Pengelolaan kawasan wisata bahari dengan berbagai upaya pencegahan

b. Pengendalian atas pembuangan jangkar, pemasangan tambatan mooring bouys yang lebih tepat di kawasan yang akan dijadikan lokasi penyelaman. c. Perbaikan sarana dan prasaran yang sudah ada dan pembuatan sarana dan prasarana yang belum ada. Untuk menghindari dampak negatif, baik secara alami maupun buatan, perlu adanya instansi yang bertanggung jawab melakukan pengawasan terhadap ekosistem terumbu karang dalam waktu yang panjang. Pengawasa juga harus melibatkan masyarakat, pengawasan tidak hanya dilakukan pada perairan saja tetapi juga seluruh aktivitas manusia di peisir yang berdampak terhadap terumbu karang.

3. Mengembangkan sistem informasi dan kelembagaan serta meningkatkan

sarana dan prasarana pengelolaan wisata bahari Tujuan pengelolaan terumbu karang untuk wisata bahari adalah untuk dapat memanfaatkan segenap sumberdaya terumbu karang secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat. Informasi sumberdaya terumbu karang sangat penting dalam pengelolaan suatu kawasan wisata bahari. Informasi dapat berupa: 1 data potensi kawasasan selam berdasarkan karakteristik sumberdaya, 2 data daya dukung tingkat pemanfaatan terumbu karang untuk kegiatan wisata selam, 3 informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan keselamatan wisatawan sperti musin dan pola arus. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat berupa : a. Pelatihan standar dengan sertifikasi kelulusan dan ijin resmi untuk bekerja di kawasan penyelaman. b. Penyuluhan pengelolaan usaha wisata dan kelompok sadar wisata Pokdarwis serta pelaksanaan sapta pesona. c. Pelatihan pengelolaan usaha wisata d. Pelatihan keterampilan kerajinan tangan e. Penguatan dan efektifitas kelompok sadar wisata POKDARWIS f. Pengelolaan operasional perahu dan pengadan perlengkapan selam g. Kursus dasar bahasa asing kepada Pokdarwis, pemandu dan pengelola usaha wisata. h. Studi banding ekowisata ke daerah ekowista lain yang sudah maju.

4. Menjalankan dan menegakkan hukum dan perundang-undangan yang

berlaku Dalam rangka penerapan pengelolaan terumbu karang secara lestari dan berkelanjutan sangat diperlukan instrument hukum dan perundang-undangan yang memadai. Selama ini implementasi dan penegakkan hukum masih sangat rendah. Sangsi hukum bagi perusak terumbu karang dan sumberdaya perikanan selama ini belum setimpal dengan perbuatannya bahkan tidak ada sama sekali.. Peningkatan efektifitas upaya penegakkan hukum melibatkan masyarakat dalam hal ini perlu dibentuk kelompok masyarakat yang berfungsi sebagai pengawas.