Nilai SBE HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari sebaran apabila dibuat menjadi 3 klasifikasi yaitu nilai SBE tinggi, sedang dan rendah dengan menggunakan njenjang sederhana simplified rating menurut Sutrisno Hadi 2001 dalam Khakim 2009, dengan rumus: Nilai Tertinggi – Nilai Terendah 109.67 I = = = 36.56 Jumlah Kelas 3 Nilai SBE Kategori 0.00–36.56 35.16–73.13 73.14 – 109.67 Rendah Sedang Tinggi Hasil pengklasifikasian menggunakan jenjang sederhana tersebut maka masing-masing foto objek dengan nilai SBE yang menunjukkan life-form atau biota yang ada pada terumbu karang dan lokasi dapat dibuat tabel seperti yang tersaji pada Tabel 11. Tabel 11 Nilai SBE dari setiap jenis life-formbiota yang ada di terumbu karang dan lokasi life-form biota tersebut dijumpai Kelas SBE Nilai SBE Jenis Life-form Lokasi Tinggi 109.67 Ikan karang Chepalopholis sp.. Barat P. Biawak 6 m, Utara P. Biawak 10, P. Candikian 6 m, P. Gososng 6 m 104.45 Ikan karang Amphiprion ocellaris Barat P. Biawak 6 dan 10 m, P. Gososng 10 m 101.34 ACB Acropora sp.. Seluruh stasiun 100.45 CS Physogira sp.. Barat P. Biawak 6 m, Selatan P. Biawak 10 m, P. Gosong 6 m 96.67 Ikan karang Platax orbicularis Utara P. Biawak 10 m 94.23 Ikan karang Ostracion cubicus Utara P. Biawak 10 m 92.89 ACB Acropora sp.. Seluruh stasiun 92.23 Ikan karang Pterois volitants Barat P. Biawak 10 m 91.67 CM Goniopora sp.. P. Candikian 3 dan 6 m, P. Gosong 6 m, Utara P. Biawak 6 dan 10 m 89.78 Ikan karang Plectorinchus sp.. P. Candikian 3 m 88.56 Ikan karang Halichoeres leucurus Seluruh stasiun di Pulau Biawak 84.67 CM Platygyra sp.. P. Gosong 6 m, Utara P. Biawak 6 dan 10 m 84.12 CE Montipora sp.. Barat P. Biawak 10 m, P. Candikian 6 m, P. Gosong 10 m, Utara P. Biawak 6 dan 10 m 81.00 CE Montiphora sp.. Barat P. Biawak 10 m, P. Candikian 6 m, P. Gosong 10 m, Utara P. Biawak 6 dan 10 m 78.45 ACB Acropora sp.. Seluruh stasiun 76.89 OT Amplexidiscus sp.. Barat P. Biawak 10 m, Selatan P. Biawak 3 m, P. Candikian 3 dan 6 m, P. Gosong 6 dan 10 m, Utara P. biawak 6 dan 10 m 76,00 Ikan karang Amphiprion clarkii Barat P. Biawak 10 m, P. Candikian 6 m Tabel 11 lanjutan Kelas SBE Nilai SBE Jenis Life-form Lokasi Sedang 71.45 Ikan karang Heniochus sp.. Utara P. Biawak 10 m 71.34 CS Pavona sp.. Hampir seluruh stasiun kecuali di P. Gosong 6 m 68.45 OT Sp..onge P. Candikian 6 m 67.12 Ikan karang Pomacentrus sp.. Seluruh stasiun 65.78 OT Trdagna gigas P. Gosong 10 m 65.00 CM Favites sp.. Hampir seluruh stasiun kecuali di P. Gosong dan Utara P. Biawak 3 m 64.89 CM Favites sp.. Hampir seluruh stasiun kecuali di P. Gosong dan Utara P. Biawak 3 m 61.12 CE Astreopora sp.. Selatan P. Biawak 3 m, P. Gosong 10 m, Utara P. Biawak 6 m 59.56 OT Xestosp..ongia sp.. P. Gosong 10 m 53.12 CMR Fungia s. Barat P. Biawak 6 m, Selatan P. Biawak 3 m, P. Candikian 6 m, P. Gosong 6 dan 10 m, Utara P. Biawak 6 m 50.78 CM Symphyllia sp.. Barat P. Biawak 6 m, Selatan P. Biawak 3 dan 10 m, P. Candikian 6 m, P. Gosong 10 m, Utara P. Biawak 6 m 50.34 CMR Ctenactis sp.. Utara P. Biawak 6 m Rendah 0.00 OT Diadema Barat P. Biawak 6 m, Utara P. Biawak 10 m, Tiga puluh 30 foto dibagi dalam tiga jenis yaitu life-form karang, ikan karang dan biota lain yang dinilai oleh resp..onden. Nilai SBE kategori tinggi ada 17 jenis, sedang 12 jenis dan rendah 1 jenis. Nilai SBE tertinggi dari jenis ikan karang Chepalopholis sp.. sebesar 109.67, terendah dari jenis OT Diadema sp.. sebesar 0.00. Jenis life-form karang tertinggi diduduki oleh ACB Acropora sp.. dengan nilai SBE 101.34 Gambar 10. Berdasarkan nilai visual suatu objek atau biota ada kecenderungan terutama bagi karang yang dapat terlihat polyp-nya dan karang lunak dengan berbagai warna yang menarik juga ikan karang yang mendominasi nilai SBE tertinggi. Warna karang diketahui secara nyata dapat mempengaruhi kepuasan pengunjung yang berpengalaman Shafer et al. 1998. Popularitas atau status ikonik suatu organisme didorong oleh berbagai faktor, termasuk daya tarik fisik, danatau publisitas yang telah diterima dalam media publik Reynolds dan Braithwaite 2001. Gambar 10 Nilai SBE berdasarkan jenis life-form atau biota lain. 20 40 60 80 100 120 OT OT OT OT OT Ikan karang Ikan karang Ikan karang Ikan karang Ikan karang Ikan karang Ikan karang Ikan karang Ikan karang Ikan karang CM CM ACB CE CE CMR CE CMR CS CM CM ACB ACB CM CS L ife -fo rm Bio ta L a in Nilai SBE Nilai SBE Rendah Nilai SBE Sedang Nilai SBE Tinggi Dari 30 gambar orgainsme yang disurvey dalam penelitian ini ikan kerapu karang Chepalopholis sp.., ikan badut Amphiprion ocellaris, dan karang Acropora sp. yang dianggap khas karena memiliki warna yang indah dan popularitas atau status ikonik mereka. Jika organisme yang cukup dikenal dan familiar bagi penyelam, organisme tersebut memiliki kesempatan lebih besar untuk dilihat dan diidentifikasi lebih awal.

4.8. Arahan Strategi Pengelolaan Kawasan Ekowisata Bahari

Arahan strategi pengelolaan kawasan ekowisata bahari menggunakan metode analisis SWOT, dimana asp..ek biofisik, lingkungan, sosial dan ekonomi dilakukan identifikasi sebagai faktor internal dan eksternal pengembangan ekosistem terumbu karang. Faktor-faktor internal dan eksternal tersebut kemudian dilakukan pembobotan secara linear dengan kisaran nilai 0.0 sampai 1.0. Nilai 0.0 berarti tidak penting dan nilai 1.0 berarti sangat penting, kemudian diperhitungkan juga tingkatrangking untuk masing-masing faktor antara 1 sampai 4 untuk unsur kekuatan dan peluang serta kelemahan dan ancaman. Selanjutnya antara bobot dan tingkatrangking dikalikan untuk menghasilkan skor. Proses-proses dari unsur SWOT strength, weakness, opportunity, threats tersebut secara lengkap disajikan pada Tabel 12 dan 13. Tabel 12 Bobot, rangking, dan skoring unsur internal kawasan wisata selam di Perairan Pulau Biawak dan sekitarnya Kode Unsur Internal Bobot Rangking Skor S Kekuatan Strength 1 Kondisi perairan ekosistem terumbu karang yang cukup baik 0.1 4 0.4 2 Kondisi karag dan ikan karang serta biota laut lainnya 0.2 4 0.8 3 Keinginan dan partisipasi yang tinggi dari masyarakat 0.2 4 0.8 W Kelemahan Weakness 1 Lemahnya pengawasan dan sulitnya penegakan hukum 0.2 2 0.4 2 Belum memadainya sarana dan prasarana untuk 0.2 2 0.4 pengembangan kegiatan wisata bahari 3 Masih rendahnya tingkat pendapatan masyarakat 0.1 1 0.1 Jumlah 1.0 17 2.9 Tabel 13 Bobot, rangking, dan skoring unsur eksternal kawasan wisata selam di Perairan Pulau Biawak dan sekitarnya Kode Unsur Eksternal Bobot Rangking Skor O Peluang Opportunity 1 Pengalokasian Pulau Biawak dan sekitarnya sebagai kawasan konservasi 0.1 4 0.4 2 Letak geografis Pulau Biawak dan sekitarnya dekat dengan Cirebon dan Jakarta 0.2 3 0.6 3 Peluang alternatif peningkatan ekonomi masyarakat di bidang pariwisata 0.2 4 0.8 T Ancaman Threats 1 Masih beroperasinya alat tangkap dan perilaku penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan destructive fishing 0.2 4 0.8 2 Penggunaan jangkar yang merusak terumbu karang 0.2 3 0.6 3 Sampah dan sanitasi lingkungan 0.1 3 0.3 Jumlah 1 21 3.5 Tabel 14 Formulasi arahan strategi pengelolaan kawasan wisata bahari di Perairan Pulau Biawak dan sekitarnya Faktor Internal Faktor Eksternal Kekeuatan Strength Kelemahan Weakness 1. Kondisi perairan ekosistem terumbu karang yang cukup baik 2. Kondisi karang, ikan karang dan biota laut lainnya 3. Keinginan dan partisipasi yang tinggi 1. Lemahnya pengawasan dan sulitnya penegakan hukum 2. Belum memadainya sarana dan prasarana untuk pengembangan kegiatan wisata bahari kategori selam 3. Masih rendahnya