yang cukup luas untuk melakukan aktivitas seperti selam diving untuk menikmati keindahan pesona alam bawah laut, sehingga perlu adanya prediksi
waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata seperti tersaji pada Tabel 7 berikut:
Tabel 7 Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata Jenis kegiatan
Waktu yang dibutuhkan WP-jam
Total waktu 1 hari WT-jam
Selam Diving 2
8 Sumber : Yulianda 2007.
3.5.5. Analisis nilai visual objek wisata bahari SBE
Nilai visual pengembangan wisata bahari menggunakan metode SBE. Tahapan yang dilakukan dalam menentukan nilai SBE diawali dengan penentuan
titik pengamatan, pengambilan foto, seleksi foto, dan penilaian oleh resp.onden Tabel 8. Perhitungan nilai visual dengan tabulasi data : frekuensi tiap skor f,
frekuensi komulatif cf, dan cumulative probabilities cp. Dengan menggunakan table z ditentukan nilai z untuk setiap nilai cp. Untuk nilai cp = 1.00 atau cp =
z=± ∝ digunakan rumus perhitungan cp = 12n. Rata-rata nilai z yang diperoleh
untuk setiap foto kemudian dimasukkan dalam rumus SBE sebagai berikut :
SBEx = Zx – Zo x 100
Dimana : SBEx = nilai penduga nilai keindahan objek ke-i Zx
= nilai rata-rata z untuk objek ke-i Zo
= nilai rata-rata suatu objek tertentu sebgai standar Klasifikasi sebaran menjadi 3 yaitu nilai SBE tinggi, sedang dan rendah
dengan menggunakan jenjang sederhana simplified rating menurut Hadi 2001; diacu dalam Khakim 2009 dengan rumus:
Nilai Tertinggi – Nilai Terendah I =
Jumlah Kelas
Nilai SBE Kategori
…………… - …………… …………… - ……………
…………… - …………… Rendah
Sedang Tinggi
Tabel 8 Matrik perhitungan nilai SBE
ObjekFoto ke- x Skor F Cf Cp Z
1 2
3 4
5 dst…….
Z = ………. Z = ……….
SBE = Zx – Zo x 100 = ……………..
3.5.6. Analisis SWOT untuk strategi pengelolaan
Analisis SWOT Strength, Weakness, Opportunity, Threat adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
Rangkuti, 1997. Analisis strategi pengelolaan merupakan analisis untuk memperoleh strategi yang akan dilakukan dalam mengelola kawasan konservasi
dan kawasan wisata bahari. Atas dasar hasil suatu analisis yang didapat selanjutnya dilakukan analisis rencana pengelolaan kawasan sumberdaya terumbu
karang di perairan Pulau Biawak dan sekitarnya sebagai kawasan wisata selam. Analisis dilakukan dengan menerapkan kriteria kesesuaian data kuantitatif dan
deskripsi keadaan.