Rumusan Permasalahan Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

melalui buklet yang disebar kepada agen-agen dan biro wisata di kota-kota besar. Bahkan, dalam setiap promosi selalu diperkenalkan objek-objek wisata yang menjadi andalan Kabupaten Indramayu. Sebagai tempat wisata konservasi, juga sudah menawarkan kepada Kementerian Pariwisata dan JICA. Daya tarik yang ada mendorong pihak Pemkab sudah melakukan penawaran kepada asosiasi olahraga selam yang ada di Jakarta untuk mendukung rencana pengembangan kawasan wisata bahari.. Dari kondisi tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang terkait dengan daya dukung ekologi khususnya kondisi biofisik sebagai kawasan wisata bahari, yang perlu dikaji dan dicari solusi pemecahannya, antara lain : 1 Kondisi kekinian biofisik terumbu karang di perairan Pulau Biawak dan sekitarnya. 2 Kesesuaian kawasan dan daya dukung biofisik terumbu karang untuk kawasan wisata bahari kategori selam. 3 Strategi pengembangan wisata selam ke depan berdasarkan daya dukung biofisik dengan tetap menjaga kelestarian terumbu karang.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1 Mengetahui kondisi biofisik terumbu karang terkait sebagai daerah wisata selam di perairan Pulau Biawak dan sekitarnya. 2 Menganalisis kesesuaian kawasan dan daya dukung biofisik terumbu karang untuk pengembangan wisata selam di kawasan tersebut. 3 Merumuskan arahan strategi pengembangan wisata selam berdasarkan daya dukung biofisik terumbu karang.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pelaku wisata dan pemerintah daerah dalam rangka pengembangan kegiatan wisata bahari khusunya wisata selam dengan pemanfaatan secara lestari ekosistem terumbu karang yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar perairan Pulau Biawak dan bermata-pencarian dengan memanfaatkan ekosistem terumbu karang.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Terumbu Karang

Terumbu karang terbentuk dari endapan-endapan masif kalsium karbonat CaCO 3 Terumbu karang Indonesia tergolong yang terkaya di dunia dengan kandungan hayati laut yang luar biasa. 51 terumbu karang di Asia Tenggara, dan 18 terumbu karang dunia berada di perairan Indonesia. Saat ini, lebih dari 480 jenis karang batu di dunia yang telah berhasil dideskripsikan Hopley dan Suharsono 2000. Keanekaragaman tertinggi ikan karang di dunia ditemukan di Indonesia, dengan lebih dari 1650 jenis hanya untuk wilayah Indonesia bagian timur saja Dahuri 2000 in Burke et al. 2004. yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk terumbu hermatifik yang disebut polyp dari filum Cnidaria, ordo Scleractinia yang hidup bersimbiosis dengan Zooxanthellae dan organism lain yang mengekskresikan kalsium karbonat Barnes et al. 1971. Ekosistem terumbu karang juga dikenal dengan ekosistem yang paling sensitif terhadap perubahan kondisi lingkungan yang ada baik akibat manusia atau secara alami. Perubahan lingkungan akan mempengaruhi kondisi terumbu karang dan penyebarannya. Perubahan lingkungan dapat berupa fisik, kimia, dan biologi. Faktor fisik-kimia yang menjadi pembatas kehidupan terumbu karang adalah cahaya matahari, terkait dengan kedalaman 0-30 meter, suhu 25-32 o Ekosistem terumbu karang adalah ekosistem yang paling kompleks dan paling prduktif, serta ekosistem yang atraktif bila dibandingkan dengan ekosistem lain di dunia Spurgeon 1992 . Berbagai organism hidup dan berasosiasi di terumbu karang; mikroorganisme, ikan, moluska, krustasea, ekinodermata, dan berbagai jenis alga. Terumbu karang merupakan tempat mencari makan feeding grounds , berkembang biak breeding grounds, mengasuh nursery grounds, dan berlindung protecting grounds berbagai jenis ikan dan avertebrata lain Stoddart 1969; Odum 1971. C, salinitas 32-35 ppm, dan sedimentasi. Sedangkan faktor biologi yang berpengaruh adalah mangsa prey dan predator Nybakken 1982. Secara ekonomi terumbu karang memegang peranan penting dan sangat potensial terutama bagi sektor perikanan, pariwisata dan kesehatan karena diperkirakan lebih dari 12 perikanan dunia merupakan perikanan karang Lim 1998; Hopley dan Suharsono 2000. Terumbu karang juga menjadi daya tarik utama dalam sektor pariwisata bahari terutama wisata selam. Karena dari berbagai studi melaporkan lebih dari 40 wisatawan dunia melakukan penyelaman Davis dan Tisdell 1995a; Green et al. 2003. Cesar 1997 in Burke et al. 2004 nilai ekonomi terumbu karang seperti dalam Tabel 1. Tabel 1. Nilai ekonomi terumbu karang Penggunaan Sumberdaya Langsung atau Tidak Langsung Kisaran Produksi Potensi Keuntungan Bersih Pertahun US Perikanan secara lestari konsumsi lokal 10-30 ton 12,000 – 36,000 Perikanan secara lestari ekspor ikan hidup 0.5-1 ton 2,500 – 5,000 Perlindungan pantai mencegah erosi _ 5,500 – 110,000 Pariwisata dan rekreasi 100-1000 ind. 700 – 111,000 Nilai estetika dan keanekaragaman hayati 600-2000 ind. 2,400 – 8,000 Total untuk perikanan dan perlindungan pantai 20,000 – 151,000 Total untuk potensi pariwisata dan estetika 23,100 – 270,000 Sumber : Cesar 1997 in Burke et al. 2004.

2.2. Wisata Bahari Kategori Selam

Kegiatan wisata bahari, yaitu wisata selam sangat penting dan merupakan pasar wisata internasional. Tabata 1992 dan Dignam 1990 mengidentifikasi bahwa penyelaman merupakan olah raga yang paling cepat perkembangannya di dunia, bersamaan dengan itu juga semakin banyaknya pelayanan perjalanan untuk wisata penyelaman sebagai salah satu asp.ek olah raga. Data pertumbuhan ini diambil dari data jumlah peserta pelatihan penyelaman di Professional Association of Dive Instructors PADI yang merupakan organisasi pelatihan penyelaman terbesar di dunia. Dari sejak organisasi tersebut berdiri pada tahun