Wisata Bahari Kategori Selam

1967 sampai dengan Pebruari 1994 terdapat lebih dari 5,000,000 orang peserta yang bersertifikat. Kecepatan pertumbuhan wisata selam karena selam merupakan kombinasi olahraga, wisata dan pengetahuan serta didukung oleh relatif murahnya harga perlengkapan selam Davis dan Tisdell 1995b. Menurut Davis dan Tisdell 1995a, ada dua pertanyaan yang sangat penting untuk menilai meningkatnya permintaan demand akan wisata selam, yaitu : a Mengapa orang senang atau mau melakukan wisata selam? b Faktor penting apa sehingga orang memilih lokasi tertentu untuk melakukan penyelaman? Dari beberapa hasil studi juga dilaporkan bahwa faktor yang menyebabkan orang atau wisatawan senang melakukan wisata selam adalah : a Keinginan untuk berpetualangan di dunia liar perairan. b Pada umumnya menyukai interest pada ekologi laut. c Secara umum melihat image bahwa olahraga ini beda dan sangat sp.esial. d Karena faktor menyukai geologi laut, atau kehidupan laut. e Hobi fotografi bawah laut. f Sederhana atau mudah untuk melakukannya terkait dengan perlengkapan. g Bisa mendapatkan penghargaan dengan adanya petualangan yang cukup beresiko. Pesatnya perkembangan wisata bahari khusus penyelaman memberikan kontribusi ekonomi yang cukup besar dalam sejarah pariwisata. Di Carribean setiap penyelaman dihasilkan US 2-3orang. Tiap tahun diperkirakan total pemasukan US 1-2 juta Green et al. 2003. Peningkatan aktivitas wisata selam jika tidak dikelola secara lestari akan menyebabkan kerusakan terumbu karang sebagai obyeknya. Beberapa studi melaporkan bahwa aktifitas penyelaman menyebabkan kerusakan, hancurnya fragmen terumbu karang Hawkins dan Roberts 1992; Milazzo et al. 2002; Zakai dan Chadwick-Furman 2002. Hubungan signifikan antara itensitas penyelaman dengan tingkat kerusakan suatu lokasi penyelaman. Semakin tinggi itensitas penyelaman di suatu kawasan maka semakin besar penutupan karang yang rusak, berkurangnya keanekaragaman sp.esies, menurunnya fisibilitas lokasi penyelaman dan lain sebagainya Dixon et al. 1993. Perubahan yang sangat dramatis terjadi pada ekosistem terumbu karang akibat aktivitas rekreasi ditambah dengan sistem manajemen yang kurang baik sehingga faktor perusak menjadi semakin terakumulasi. Manajemen untuk mengidentifikasi dan mengurangi penyebab kerusakan akan lebih efektif dibandingkan dengan pembatasan wilayah pemanfaatan sangat diperlukan Rouphael et al. 1997, yaitu suatu manajemen yang dapat memadukan antara kebutuhan ekonomi dengan kelestarian ekologi dalam pengelolaan wisata selam, sehingga dapat menjamin keberlanjutannya. Menurut Davis dan Tisdell 1995a, gambaran bersama mengenai ekonomi dengan ekologi wisata selam di kawasan konservasi ada beberapa pertimbangan yang muncul, antara lain : a Sumberdaya alam kawasan konservasi merupakan milik publik dan tidak dapat diperjual belikan. b Lokasi penyelaman merupakan salah satu faktor penentu besarnya permintaan. c Batas kritis kemampuan kawasan konservasi ditandai dengan terjadinya kerusakan ekologi, adanya resp.on wisatawan penyelam terhadap kelebihan jumlah penyelam terlalu padat atau banyak dan berkurangnya nilai kenyamanan. d Kemampuan konsumen untuk membayar tergantung dari lokasi penyelaman. Hubungan antara batasan kritis dengan kemauan untuk membayar konsumen merupakan suatu pertanyaan bagaimana mengatur penyelaman agar mencapai efisiensi lokasi pemanfaatan sumberdaya artinya memaksimalkan keuntungan sosial setiap lokasi yang digunakan untuk menyelam Davis dan Tisdell 1995b; Hawkins et al. 2005.

2.3. Konsep Daya Dukung Kawasan Pariwisata

Daya dukung suatu kawasan pariwisata adalah jumlah pengunjung wisatawan suatu kawasan yang dapat diakomodasikan dengan tingkat kepuasan pengunjung yang tinggi dan berdampak minimal pada sumberdaya WTO 1992 in Lim 1998. Sedangkan Bengen et al. 2002 mengemukakan pengertian daya dukung, terbagi atas : a Daya dukung: Tingkat pemanfaatan sumberdaya alam atau ekosistem secara berkesinambungan tanpa menimbulkan kerusakan sumberdaya dan lingkungan. b Daya dukung ekologis: Tingkat maksimum baik jumlah maupun volume pemanfaatan suatu sumberdaya atau ekosistem yang dapat diakomodasikan oleh suatu kawasan atau zona sebelum terjadi penurunan kualitas ekologis. c Daya dukung fisik: Jumlah maksimum pemanfaatan suatu sumberdaya atau ekosistem yang dapat diadopsi oleh suatu kawasan atau zona tanpa menyebabkan kerusakan atau penurunan kualitas fisik. d Daya dukung sosial: Tingkat kenyamanan dan apresiasi pengguna suatu sumberdaya atau ekosistem terhadap suatu kawasan atau zona akibat adanya penggunaan lain dalam waktu bersamaan. e Daya dukung ekonomi: Tingkat skala usaha dalam pemanfaatan suatu sumberdaya yang memberikan keuntungan ekonomi maksimum secara berkesinambungan. Daya dukung untuk wisata alam merupakan konsep dasar yang dikembangkan untuk kegiatan pemanfaatan jasa sumberdaya alam dan lingkungan secara lestari berdasarkan kemampuan sumberdaya alam itu sendiri. Konsep ini dikembangkan dengan tujuan untuk mengurangi atau meminimalisir kerusakan sumberdaya alam dan lingkungannya sehingga dapat dicapai pengelolaan sumberdaya alam yang optimal secara kuantitatif maupun kualitatif dan berkelanjutan Davis dan Tisdell 1995a; Hawkins et al. 2005. Lim 1998, ada beberapa hal yang harus diperhitungkan dalam penentuan daya dukung biofisik terumbu karang untuk aktivitas wisata selam, antara lain : a Ukuran dan bentuk terumbu karang Bentuk dan ukuran terumbu karang sangat mempengaruhi daya minat penyelam. Lokasi penyelaman yang cenderung heterogen bentuk dan ukuran terumbu karangnya akan menarik bagi wisatawan dan tingkat kerentanannya lebih tinggi di banding lokasi yang homogen Salim 1986 in Lim 1998. b Komposisi komunitas karang Karang branching dan foliose akan lebih disukai oleh penyelam dan akan