Pemanfaatan dan pengelolaan terumbu karang sebagai kawasan wisata

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Terumbu karang dapat memberikan manfaat ekonomi yang maksimal dalam waktu lama bagi masyarakat yang tinggal sekitar ekosistem terumbu karang jika dikelola dengan baik dan bijaksana. Namun jika dieksp..loitasi belebihan, terumbu karang dan ekosistemnya perubahan yang cepat menuju kerusakan degradasi. Agar tetap berkelanjutan dalam pemanfaatan ekosistem terumbu karang, maka perlu upaya pengelolaan dengan memprtimbangkan daya dukung carying capacity ekosistem terumbu karang, dengan cara: a. Penetapan secara formal zonasi kawasan pemanfaatan ekosistem terumbu karang untuk wisata bahari kategori selam yang disesuaikan dengan karakteristik dan daya dukungnya. Kawasan yang memilki IKW sangat sesuai S1 dan sesuai S2 untuk kegiatan selam dapat dilakukan aktivitas wisata sesuai dengan daya dukungnya, perairan Pulau Biawak dan sekitar walaupun masuk dalam kategori sesuai S2 dengan nilai IKW di bawah 60, jika tetap dilakukan aktivitas wisata selam disarankan untuk mengurangi pemanfaatannya di bawah daya dukung kawasan tersebut. b. Melakukan tindakan preventif terhadap ekosistem karang dari dampak yang diakibatkan oleh aktivitas selam. Dengan mengetahui karakteristik lokasi penyelaman diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan akibat kegiatan selam. c. Memperkuat pendidikan lingkungan bagi pemandu selam maupun wisatawan yang akan melakukan penyelaman. d. Pengelolaan baik terhadap akses maupun pemanfaatan lokasi penyelaman yang dikoordinasikan dengan para pemangku kepentingan.

2. Pengelolaan kawasan wisata bahari dengan berbagai upaya pencegahan

kerusakan ekosistem terumbu karang Kerusakan ekosistem terumbu karang di perairan Pulau Biawak dan sekitarnya umumnya disebabkan oleh penangkapan ikan dengan cara destruktif seperti bom. Perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan seperti: a. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan arti penting ekosistem terumbu karang, dampak dan akibat penggunaan alat tangkap yang merusak. b. Pengendalian atas pembuangan jangkar, pemasangan tambatan mooring bouys yang lebih tepat di kawasan yang akan dijadikan lokasi penyelaman. c. Perbaikan sarana dan prasaran yang sudah ada dan pembuatan sarana dan prasarana yang belum ada. Untuk menghindari dampak negatif, baik secara alami maupun buatan, perlu adanya instansi yang bertanggung jawab melakukan pengawasan terhadap ekosistem terumbu karang dalam waktu yang panjang. Pengawasa juga harus melibatkan masyarakat, pengawasan tidak hanya dilakukan pada perairan saja tetapi juga seluruh aktivitas manusia di peisir yang berdampak terhadap terumbu karang.

3. Mengembangkan sistem informasi dan kelembagaan serta meningkatkan

sarana dan prasarana pengelolaan wisata bahari Tujuan pengelolaan terumbu karang untuk wisata bahari adalah untuk dapat memanfaatkan segenap sumberdaya terumbu karang secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat. Informasi sumberdaya terumbu karang sangat penting dalam pengelolaan suatu kawasan wisata bahari. Informasi dapat berupa: 1 data potensi kawasasan selam berdasarkan karakteristik sumberdaya, 2 data daya dukung tingkat pemanfaatan terumbu karang untuk kegiatan wisata selam, 3 informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan keselamatan wisatawan sperti musin dan pola arus. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat berupa : a. Pelatihan standar dengan sertifikasi kelulusan dan ijin resmi untuk bekerja di kawasan penyelaman. b. Penyuluhan pengelolaan usaha wisata dan kelompok sadar wisata Pokdarwis serta pelaksanaan sapta pesona. c. Pelatihan pengelolaan usaha wisata d. Pelatihan keterampilan kerajinan tangan e. Penguatan dan efektifitas kelompok sadar wisata POKDARWIS f. Pengelolaan operasional perahu dan pengadan perlengkapan selam g. Kursus dasar bahasa asing kepada Pokdarwis, pemandu dan pengelola usaha wisata. h. Studi banding ekowisata ke daerah ekowista lain yang sudah maju.