dengan pihak tours travel yang ada di Sumatera Utara. Akan tetapi promosi yang dilakukan belum efektif karena strategi pemasaran yang dilakukan selama ini masih
bersifat pasif atau menungu pasar. Sehingga diperlukan suatu manajemen yang baik untuk menarik minat para wisatawan datang berkunjung ke Pulau Poncan.
4. Tekanan terhadap ekosistem terumbu karang yang terus berlangsung dan kurangnya kesadaran masyarakat terkait pelestarian terumbu karang
Kondisi terumbu karang di Pulau Poncan termasuk ke dalam kategori sedang dengan rata-rata persentase 30.98, dengan variasi tutupan antara 27.27 – 34.69
Gambar 11. Hal ini dikarenakan adanya tekanan yang terjadi terhadap terumbu karang yang terus berlangsung. Beberapa penyebab kerusakan terumbu karang antara
lain disebabkan oleh jangkar, bahan peledak, bubu, jaring, sampah, racun, penambangan dan pencemaran Gambar 13 dan 14.
5. Lemahnya penegakan hukum Belum adanya peraturan yang resmi dikeluarkan oleh pemerintah daerah Kota
Sibolga mengenai pengelolaan terumbu karang untuk menjaga kelestarian terumbu karang, sehingga masih sangat sulit untuk melakukan penegakan hukum terhadap
para pelaku perusakan terhadap terumbu karang di Pulau Poncan.
4.3.2. Identifikasi faktor-faktor strategis eksternal a. Peluang Opportunities
1. Akses yang cukup dekat dengan kota pemerintahan Salah satu nilai lebih untuk pengembangan ekowisata bahari di Pulau Poncan
dikarenakan akses yang cukup dekat dengan pusat Kota Sibolga. Untuk mencapai Pulau Poncan hanya membutuhkan waktu sekitar 15 – 30 menit dari Kota Sibolga
tergantung dari jenis kapal yang ditumpangi. Hal ini merupakan peluang positif dalam mempercepat dan memudahkan kunjungan para wisatawan dari pusat Kota
Sibolga Gambar 5. 2. Visi dan misi Pemda yang mendukung pengembangan ekowisata bahari di Pulau
Poncan Visi Kota Sibolga adalah “Terwujudnya Kota Sibolga Sebagai Sentra
Perdagangan Barang dan Jasa di Wilayah Pantai Barat Sumatera Utara”. Salah satu program prioritas dalam rencana pembangunan jangka menengah RPJM Kota
Sibolga adalah pengembangan pariwisata dengan melakukan berbagai kegiatan untuk mendukung pembangunan kepariwisataan.
3. Adanya dukungan dari LSM Salah satu yang dapat mempercepat pengembangan ekowisata bahari di Pulau
Poncan secara berkelanjutan adalah dengan adanya dukungan dari LSM lembaga Swadaya Masyarakat. LSM mempunyai peran yang sangat penting terutama dalam
meningkatkan kapasitas dan kemampuan yang diperlukan masyarakat untuk pengembangan ekowisata bahari misalnya kemampuan menyelam, merehabilitasi,
melakukan kegiatan konservasi dan kemampuan mengelola kelompok masyarakat yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
4. Terbukanya lapangan pekerjaan Dengan adanya pengembangan ekowisata bahari maka akan bertambahnya
jumlah kunjungan wisatawan di Pulau Poncan Tabel 42, sehingga akan semakin terbuka lapangan pekerjaan yang lebih banyak untuk mendukung segala kegiatan
yang akan ditimbulkan dari pengembangan ekowisata bahari tersebut misalnya pemandu wisata, pemandu menyelam dan snorkling.
5. Kawasan lintas pariwisata Kota Sibolga merupakan pintu gerbang untuk melakukan kegiatan wisata ke
daerah lainnya yang berdekatan dengan Sibolga, seperti beberapa daerah wisata yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah, Nias maupun Nias Selatan. Sehingga ini
merupakan kekuatan tersendiri bagi Kota Sibolga untuk pengembangan ekowisata bahari. Kota Sibolga juga berfungsi sebagai daerah transit menuju objek-objek wisata
yang ada di Pulau-Pulau sekitar Pantai Barat Sumatera.
b. Ancaman Threats