spesies karang yang tidak mampu bertahan pada kedalaman hanya satu meter, disebabkan oleh karena kekeruhan air dan tingkat sedimentasi yang tinggi.
4. Kecepatan arus dan gelombang Hasil pengukuran dan pengamatan kecepatan arus serta gelombang yang
terjadi di perairan Pulau Poncan memiliki kecepatan arus berkisar antara 4 cmdt – 13 cmdt, dimana tinggi gelombang relatif stabil dengan ketinggian rata-rata dibawah
1 m, walaupun di Pulau Poncan Kecil pada stasiun 2 terjadi gelombang dengan ketinggian 2 m. Dilihat pada saat kondisi dilapangan hal ini tidak terlalu signifikan
atau tidak terlalu berpengaruh bagi kehidupan terumbu karang. Tekanan hydrodinamis seperti arus dan gelombang akan memberikan pengaruh terhadap
bentuk pertumbuhan karang dengan adanya kecenderungan semakin besar tekanan hydrodinamis, maka bentuk pertumbuhan karang lebih ke arah bentuk pertumbuhan
mengerak encrusting Supriharyono, 2000. Selain itu arus dibutuhkan untuk mendatangkan makanan berupa plankton. Menurut Nybakken 1992, pertumbuhan
karang pada daerah berarus akan lebih baik dibandingkan dengan perairan tenang. 5. Pasang surut
Data pasang surut yang digunakan dalam laporan ini adalah data pasut yang dikeluarkan oleh DISHIDROS TNI-AL pada buku daftar pasang surut kepulauan
Indonesia tahun 2009. Tipe pasang surut juga dapat ditentukan secara kuantitatif dengan menggunakan bilangan Formzahl, yakni bilangan yang dihitung dari nilai
perbandingan antara amplitudo tinggi gelombang komponen harmonik pasang
surut tunggal utama dan amplitudo komponen harmonik pasang surut ganda utama. Hasil perhitungan pasang surut di perairan Sibolga memiliki nilai F = 0.35, sehingga
perairan Sibolga memiliki pasang surut campuran bertipe ganda. Artinya setiap hari terjadi 2 kali pasang dan 2 kali surut yang berbeda tingginya.
4.2.4. Potensi terumbu karang di Pulau Poncan
Hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan di Pulau Poncan Besar dan Poncan Kecil menunjukkan kondisi terumbu karang masuk dalam kategori sedang
dengan rata-rata persentase 30.98, dengan variasi tutupan antara 27.27 – 34.69 Gambar 11.
Tabel 33 Persentase tutupan komunitas terumbu karang di Pulau Poncan
Tutupan Terumbu Karang Pulau Poncan Besar
Pulau Poncan Kecil St.1
St.2 St.3
St.1 St.2
St.3 Acropora
1.13 6.83
2.47 6.07
Non Acropora 23.8
30.17 17.4
43.33 24.27
30.4 Alga macro, turf coralline,
halimeda, algal assemblage 44.17
17.13 42.4
6.20 28.07
18.13 Other
Fauna soft
corals, sponge, zoantids, others
11.53 2.07
13.13 6.23
10.1 8
Abiotic sand, rubble, silt, water, rock
19.37 43.8
24.6 38.17
37.57 43.47
Total 100
100 100
100 100
100
Sumber : Data primer hasil analisis 2009 Tabel 33 diatas bahwa Persentase tutupan terumbu karang tertinggi tedapat di
Pulau Poncan Kecil dengan rata-rata 34.69. Persentase tutupan terumbu karang yang tertinggi di Pulau Poncan Kecil terdapat pada stasiun 1 sebesar 49.90 yang
terdiri dari Acropora dan non Acropora, kemudian stasiun 3 sebesar 30.40 yang terdiri hanya non Acropora serta stasiun 2 sebesar 24.27 juga terdiri hanya non
Acropora . Kategori lain yang cukup tinggi persentasenya adalah kategori abiotik
pasir, patahan karang, pasir berlumpur ,batu berkisar antara 37.57 – 43.47, kemudian kategori alga berkisar antara 6.20 – 28.07, serta kategori other soft
coral, sponge, zoanthids, others berkisar antara 8 – 10.1. Persentase tutupan terumbu karang di Pulau Poncan Besar rata-rata 27.27.
Dimana yang tertinggi di Pulau Poncan Besar terdapat pada stasiun 2 sebesar 37.00 yang terdiri dari Acropora dan non Acropora, kemudian stasiun 1 sebesar 24.93
yang terdiri dari Acropora dan non Acropora serta stasiun 3 sebesar 19.87 juga terdiri dari Acropora dan non Acropora. Kategori lain yang cukup tinggi
persentasenya adalah kategori alga berkisar antara 17.13 – 44.17, kemudian kategori abiotik pasir, patahan karang, pasir berlumpur ,batu berkisar antara 19.37 –
43.80, serta kategori other soft coral, sponge, zoanthids, others berkisar antara 2.07 – 13.13.
Hal yang sama juga berdasarkan penelitian CRITC-COREMAP II-LIPI 2007, menunjukkan bahwa kondisi terumbu karang di Pulau Poncan masuk dalam
kategori sedang, dengan variasi tutupan antara 32.73 –38.70 . Dimana persentase tertinggi terdapat di Pulau Poncan Kecil sebesar 48.60. Menurut Westmacott et al.
2000, menjelaskan bahwa ekosistem terumbu karang merupakan salah satu
ekosistem yang terancam di dunia. Tekanan terhadap ekosistem terumbu karang akibat aktifitas manusia. Persensate life coral di Pulau Poncan untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11 Persentase life coral di Pulau Poncan. Potensi terumbu karang yang berada pada kawasan pengelolaan yang
dilakukan oleh pihak swasta berada pada stasiun II di Pulau Poncan Besar, persentase terumbu karang hidup di kawasan pengelolaan tesebut 37. Apabila dilihat dari
kondisi ini dibandingkan dengan kondisi stasiun lainnya yang ada di Pulau Poncan Besar, maka stasiun II ini lebih baik kondisi terumbu karang. Dilihat dari data bahwa
pengelolaan ekowisata yang di lakukan oleh pihak swasta di Pulau Poncan Besar lebih baik dalam hal menjaga kondisi lingkungan terutama terumbu karang
dibandingkan dengan stasiun I dan III yang belum adanya pengelolaan, walaupun demikian kondisi ini masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Bruce et al. 2002,
ekowisata merupakan wisata yang berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alamlingkungan dan industri kepariwisataan.
Ekowisata adalah wisata yang berbasis pada memperbolehkan orang untuk menikmati lingkungan alam dalam arah yang sesuai dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan.
4.2.5. Potensi ikan karang di Pulau Poncan