berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat itu sendiri. Akan tetapi sangat disayangkan apabila tingkat pendidikan masyarakat nelayan hanya sampai di tingkat
SLTA saja, sehingga kesempatan untuk memperbaiki kehidupan kearah yang lebih baik sedikit terhambat.
Komposisi besarnya pendapat keluarga responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 30 dan komposisi besarnya pendapat keluarga responden dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 31: Tabel 30 Komposisi pendapatan nelayan responden
Pendapatan Responden Jumlah orang
Persentase Rp. 400 000 – Rp. 750 000
5 25
Rp. 800 000 – Rp. 1 200 000 12
60 Rp. 1 200 000
3 15
Total 20
100
Sumber : Data primer 2009 Tabel 31 Komposisi pengeluaran nelayan responden
Pengeluaran Responden Jumlah orang
Persentase Rp. 400 000 – Rp. 750 000
15 75
Rp. 800 000 – Rp. 1 200 000 5
25 Rp. 1 200 000
- -
Total 20
100
Sumber : Data primer 2009 Komposisi pendapatan dan pengeluaran keluarga nelayan dalam penelitian ini
menunjukkan keterkaitan antara kedua faktor tersebut yaitu pendapatan akan selalu mempengaruhi tingkat pengeluaran. Apabila pendapatannya rendah, maka terdapat
kecenderungan pengeluarannya akan lebih rendah dari pendapatannya, hal ini secara otomatis terjadi karena pengeluaran nelayan pasti akan disesuaikan dengan
pendapatannya. Sehingga ekonomi masyarakat nelayan akan terus dan dapat berjalan.
4.2.3. Potensi biofisik perairan di Pulau Poncan
Pulau Poncan Besar memiliki luas 89.6639 ha dan Pulau Poncan Kecil memiliki luas 4.1544 ha. Pulau Poncan Besar telah di manfaatkan secara profesional,
luas yang dimanfaatkan sampai saat ini seluas 10.7 ha dari total seluruh Pulau Poncan Besar seluas 89.6639 ha Tabel 44. Pulau Poncan Kecil belum dimanfaatkan
secara optimal. Sedangkan untuk luas hamparan terumbu karang di Pulau Poncan
Besar yaitu sebesar 27.6859 ha dan Pulau Poncan Kecil sebesar 11.5375 ha. Panjang pantainya Pulau Poncan Besar memiliki panjang 3.28 km
2
, sedangkan Pulau Poncan Kecil memiliki panjang 0.99 km
2
. Lebar pantai yang dimiliki Pulau Poncan Besar rata-rata 11 m sampai pasang tertinggi, sedangkan Pulau Poncan Kecil memiliki rata-
rata lebar 15 m sampai pasang tertinggi. Material dasar di Pulau Poncan merupakan pasir dengan memiliki tipe pantai yang landai dengan tingkat kemiringan
α di Pulau Poncan Besar berkisar antara 1.4952
– 1.5011 . Sedangkan di Pulau Poncan Kecil
memiliki tingkat Kemiringan α berkisar antara 1.5178
– 1.5248 Tabel 32.
Tabel 32 Parameter biofisik perairan selama penelitian di Pulau Poncan
Parameter Pulau Poncan Besar
Pulau Poncan Kecil St 1
St 2 St 3
St 1 St 2
St 3 Salinitas
00
28 28
28 29
28 29
Suhu permukaan C
30 31
31 31
31 31
Kecerahan m 5
5 4,5
4,5 5
5 Kecepatan Arus cmdet
13 6
8 4
6 5
Kedalaman m 5
5 4,5
4,5 5
5 Tinggi Gelombang m
1 1
1 1
2 1
Pasang Surut 0.35
0.35 0.35
0.35 0.35
0.35 Panjang Pantai m
1030 1390
856 425
353 212
Lebar Pantai m 12
9 12
15 15
15 Material Dasar
Pasir Pasir
Pasir Pasir
Pasir Pasir
Tipe Pantai Landai
Landai landai
landai Landai
Landai Kemiringan
1.4963 1.4952
1.5011 1.5248
1.5224 1.5178
Koordinat 1
42.271 98
45.805 1
42.804 98
45.563 1
42.370 98
46.395 1
43.983 98
45.043 1
43.747 98
45.347 1
43.768 98
45.097
Sumber : Data primer hasil analisis 2009 Parameter biofisik perairan yang telah diamati dapat menunjukkan kondisi
terumbu karang yang hidup di perairan Pulau Poncan, serta menunjukkan hasil pengukuran berada pada nilai kisaran yang masih bisa mendukung terhadap
perkembangan terumbu karang antara lain: 1. Salinitas
Salinitas diketahui juga merupakan faktor pembatas bagi kehidupan binatang karang. Salinitas pada Pulau Poncan Besar dan Pulau Poncan Kecil memiliki nilai
kisaran 28 – 29
00
. Hal ini disebabkan adanya pengaruh air tawar yang masuk ke perairan, dimana jarak Pulau Poncan tidak terlalu jauh dengan daratan Sibolga.
Salinitas air laut rata-rata di daerah tropis adalah sekitar 35
00
, dan binatang karang hidup subur pada kisaran salinitas sekitar 34-36
00
Kinsman, 1964. Akan tetapi pengaruh salinitas terhadap kehidupan binatang karang sangat bervariasi tergantung
pada kondisi perairan laut setempat atau juga adanya pengaruh dari alam seperti run-
off, badai, hujan, sehingga kisaran salinitas bisa sampai dari 17.5-52.5
00
Vaughan, 1919; Wells, 1932 dalam Supriharyono, 2007. Bahkan juga seringkali terjadi
salinitas di bawah minimum dan di atas maksimum karang masih bisa hidup, seperti tercatat di perairan Pantai Bandengan, Jepara, Jawa Tengah salinitas mencapai nol
permil 0
00
untuk beberapa jam pada waktu air surut yang menerima limpahan air tawar sungai Supriharyono, 1986.
2. Suhu Suhu di Pulau Poncan berada pada kisaran nilai 30-31
C, dimana suhu pada saat pengukuran relatif stabil. Suhu air merupakan faktor penting yang menentukan
kehidupan karang. Hal ini juga menunjukkan bahwa nilai yang didapat pada pengukuran di lapangan masih mendukung untuk perkembangan ekosistem terumbu
karang. Menurut Wells 1954; Kinsman 1964, dalam Supriharyono 2007, suhu yang yang baik untuk pertumbuhan karang adalah berkisar antara 25-29
C. sedangkan batas minimum dan maksimum suhu berkisar antara 16-17
C untuk minimum dan sekitar 36
C untuk suhu maksimum. 3. Kecerahan
Kecerahan merupakan kemampuan cahaya untuk menembus lapisan air pada kedalam tertentu. Kecerahan dan kedalaman perairan di Pulau Poncan merupakan
pengukuran yang dilakukan sejalan dan bersamaan pada saat dilapangan. Dimana pada saat pengamatan kedalaman perairan sekitar 4.5 - 5 m, dengan tingkat
kecerahan pada semua stasiun pengamatan tersebut 100. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kecerahan perairan di Pulau Poncan baik dengan tingkat kecerahan
100. Intensitas cahaya matahari mampu menembus perairan hingga kedalaman dimana ditemukan hamparan terumbu karang pada kisaran kedalam 4.5 – 5 m,
sehingga menjamin kelangsungan hidup organisme yang membutuhkan cahaya matahari di terumbu karang. Hal senada juga diungkapkan oleh Supriharyono 2007,
mengingat binatang karang hermatypic atau reef-building corals hidupnya bersimbiose dengan ganggang zooxanthellae yang melakukan proses fotosintesa,
maka pengaruh cahaya illumination adalah penting sekali. Terkait dengan pengaruh cahaya tersebut terhadap karang, maka faktor kedalaman juga membatasi kehidupan
binatang karang. Menurut Kinsman 1964, secara umum karang tumbuh baik pada kedalaman kurang dari 20 m. Akan tetapi menurut Supriharyono 2007, tidak sedikit
spesies karang yang tidak mampu bertahan pada kedalaman hanya satu meter, disebabkan oleh karena kekeruhan air dan tingkat sedimentasi yang tinggi.
4. Kecepatan arus dan gelombang Hasil pengukuran dan pengamatan kecepatan arus serta gelombang yang
terjadi di perairan Pulau Poncan memiliki kecepatan arus berkisar antara 4 cmdt – 13 cmdt, dimana tinggi gelombang relatif stabil dengan ketinggian rata-rata dibawah
1 m, walaupun di Pulau Poncan Kecil pada stasiun 2 terjadi gelombang dengan ketinggian 2 m. Dilihat pada saat kondisi dilapangan hal ini tidak terlalu signifikan
atau tidak terlalu berpengaruh bagi kehidupan terumbu karang. Tekanan hydrodinamis seperti arus dan gelombang akan memberikan pengaruh terhadap
bentuk pertumbuhan karang dengan adanya kecenderungan semakin besar tekanan hydrodinamis, maka bentuk pertumbuhan karang lebih ke arah bentuk pertumbuhan
mengerak encrusting Supriharyono, 2000. Selain itu arus dibutuhkan untuk mendatangkan makanan berupa plankton. Menurut Nybakken 1992, pertumbuhan
karang pada daerah berarus akan lebih baik dibandingkan dengan perairan tenang. 5. Pasang surut
Data pasang surut yang digunakan dalam laporan ini adalah data pasut yang dikeluarkan oleh DISHIDROS TNI-AL pada buku daftar pasang surut kepulauan
Indonesia tahun 2009. Tipe pasang surut juga dapat ditentukan secara kuantitatif dengan menggunakan bilangan Formzahl, yakni bilangan yang dihitung dari nilai
perbandingan antara amplitudo tinggi gelombang komponen harmonik pasang
surut tunggal utama dan amplitudo komponen harmonik pasang surut ganda utama. Hasil perhitungan pasang surut di perairan Sibolga memiliki nilai F = 0.35, sehingga
perairan Sibolga memiliki pasang surut campuran bertipe ganda. Artinya setiap hari terjadi 2 kali pasang dan 2 kali surut yang berbeda tingginya.
4.2.4. Potensi terumbu karang di Pulau Poncan