dalam pengelolaan yang terpadu dan lestari serta berkelanjutan, sehingga pengembangan ekowisata bahari di Pulau Poncan dapat dilakukan secara optimal
Gambar 16.
4.2.8.4. Daya dukung kawasan ekowisata bahari di Pulau Poncan
Sesuai konsep pembangunan berkelanjutan, maka pengembangan Pulau- Pulau Kecil sebagai kawasan ekowisata harus memperhitungkan daya dukung
kawasan tersebut. Daya dukung wisata merupakan tipe spesifik dari daya dukung lingkungan dan mengarah kepada daya dukung dari lingkungan biofisik dan sosial
sehubungan dengan aktifitas wisatawan. Analisis daya dukung ditujukan pada pengembangan wisata bahari dengan memanfaatkan potensi sumberdaya yang ada
secara lestari. Konsep daya dukung ekowisata mempertimbangkan dua hal, yaitu 1 kemampuan alam untuk mentolerir gangguan atau tekanaan dari manusia, dan 2
standar keaslian sumberdaya alam Yulianda, 2007. Perhitungan daya dukung wisata bahari berdasarkan karekteristik sumberdaya dan peruntukannya, untuk daya
dukung snorkeling dan selam ditentukan berdasarkan sebaran dan kondisi terumbu karang dengan mempertimbangkan potensi ekologis pengunjung, luas area dan
prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata Tabel 41. Tabel 41 Daya dukung kawasan ekowisata bahari di Pulau Poncan
Lokasi Penelitian Daya Dukung Kawasan
Total Snorkling orang
Selam orang orang
Pulau Poncan Besar 604
604 1208
Pulau Poncan Kecil 256
256 512
Sumber : Data primer hasil analisis 2009 Hasil analisis bahwa sesuai dengan kondisi dari terumbu karang di Pulau
Poncan Besar 27.27 dan di Pulau Poncan Kecil 34.69 maka telah dapat diketahui di Pulau Poncan Besar memiliki daya dukung kawasan DDK untuk
wisata snorkling sebanyak 604 orang dan untuk wisata selam sebanyak 604 orang. Sedangkan di Pulau Poncan kecil memiliki daya dukung kawasan DDK untuk
wisata snorkling sebanyak 256 orang dan untuk wisata selam sebanyak 256 orang. Perbedaan ini disebabkan karena luas hamparan terumbu karang berbeda antara
Pulau Poncan Besar dan Poncan Kecil. Pulau Poncan Besar memiliki luas hamparan terumbu karang seluas 27.6859 ha, dimana kondisi terumbu karang hanya 27.27
sehingga luas yang dapat dimanfaatkan adalah 27.27 dari luas hamparan terumbu karang sekitar 7.5499 ha. Pulau Poncan Kecil memiliki luas hamparan terumbu
karang seluas 11.5375 ha, dimana kondisi terumbu karang 34.69 sehingga luas yang dapat dimanfaatkan adalah 34.69 dari luas hamparan terumbu karang sekitar
4.0024 ha. Hal ini senada dengan pendapat Yulianda 2007, bahwa persentase tutupan karang menggambarkan kondisi dan daya dukung kawasannya. Jika kondisi
komunitas karang disuatu kawasan baik dengan tutupan 76, maka luas area untuk kegiatan wisata di terumbu karang yang dapat dimanfaatkan adalah 76 dari luas
hamparan karang. Selanjutnya Dixon et al. 1993 menggunakan data tutupan karang, keanekaragaman jenis, dan intensitas penyelaman di Taman Laut Bonaire
Karibia, untuk memperkirakan daya dukung ekologi terumbu karang disana hanya mampu menampung 4 000 – 6 000 orang penyelam lokasi tahun, sedangkan
Schleyer dan Tomalin 2000 mengemukankan daya dukung kawasan maksimum 7000 penyelamtahun di Sodwana Bay Afrika Selatan.
McNeely et al. 1992 menyatakan bahwa daya dukung wisata merupakan tingkat pengunjung yang memanfaatkan suatu kawasan wisata dengan perolehan
tingkat kepuasan yang optimal dengan dampak terhadap sumberdaya yang minimal. Konsep ini meliputi dua faktor yang utama yang membatasi perilaku pengunjung
berkaitan dengan daya dukung, yaitu : 1 kondisi lingkungan dan 2 kondisi sosial budaya masyarakat.
Hasil perhitungan data lapangan diperoleh bahwa Pulau Poncan Besar dan Poncan Kecil masuk ke dalam kelas sesuai S2 berdasarkan indeks kesesuaian
wisata IKW. Fakta yang terlihat di lapangan bahwa Pulau Poncan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan ekowisata bahari, di samping karena telah
tersedia sarana dan prasarana, Pulau Poncan juga memiliki lokasi yang strategis dan indah untuk melakukan snorkling dan selam. Walaupun pada saat ini kondisi
terumbu karang yang ada di Pulau Poncan mengalami penurunan kualitas dan kuantitas. Dengan besarnya potensi sumberdaya pariwisata di daerah ini, diharapkan
peran pemerintah daerah khususnya Bappeda, Dinas Perikanan dan Dinas Pariwisata serta pihak terkait lainnya menjadi sangat penting, khususnya membuat sebuah
arahan pengembangan yang mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam
program pengembangan ekowisata bahari. Jumlah kunjungan wisatawan di Pulau Poncan dapat dilihat pada Tabel 42:
Tabel 42 Jumlah wisatawan yang berkunjung di Pulau Poncan tahun 2008-2009
Bulan Tahun 2008 orang
Tahun 2009 orang Domestik
Asing Domestik
Asing Januari
241 19
813 22
Februari 428
31 256
Maret 644
26 695
April 92
22 162
6 Mei
630 -
- Juni
280 16
- -
Juli 414
46 -
- Agustus
737 18
- -
September 273
16 -
- Oktober
974 4
- -
November 228
4 -
- Desember
915 4
- -
Jumlah 5 856
206 1 926
28
Sumber : Data primer PT. Sibolga Marine Resort – Poncan, 2009 Data kunjungan wisatawan di Pulau Poncan pada tahun 2008 sampai April
2009 menunjukkan bahwa potensi kunjungan wisatawan di Pulau Poncan sangat baik. Bulan Mei 2009 dan selanjutnya data belum dapat dihimpun atau dikumpulkan
dikarenakan bersamaan dengan waktu penelitian ini berlangsung. Dengan demikian pengembangan ekowisata bahari di Pulau Poncan dapat menjadi salah satu prioritas
bagi Pemerintah Daerah. Daya tampung wisatawan dapat dilihat pada Tabel 43: Tabel 43 Estimasi daya tampung wisatawan berdasarkan luas lahan untuk
akomodasi penginapan
No Objek wisata
Luas Lahan Akomodasi ha Daya Tampung orang
1 Pulau Poncan Kecil
4.0 44 – 400
2 Pulau Poncan Besar
10.7 120 – 1 070
Sumber: Dinas Pariwisata Sibolga 2004 Pulau Poncan Besar dengan luas akomodasi penginapan yang sudah ada
seluas 10.7 ha dapat menampung maksimal sebanyak 1 070 orang dan minimal sebanyak 120 orang. Bila diasumsikan dalam setahun ada 300 HOW hari orang
wisata, maka kapasitas daya tampung maksimal sebanyak 321 000 orang dan minimal sebanyak 36 000 orang. Sedangkan Pulau Poncan Kecil dengan luas 4 ha
dapat menampung maksimal sebanyak 400 orang dan minimal sebanyak 44 orang. Apabila diasumsikan juga setahun ada 300 HOW, maka daya tampung maksimal
menjadi sebanyak 120 000 orang dan minimal sebanyak 13 200 orang. Daya dukung wisata menunjukan tingkat maksimum pengunjung yang menggunakan dan
berhubungan dengan infrastruktur yang dapat ditampung suatu wilayah. Vantier dan Turak 2004 menyatakan bahwa dari perspektif estetika sosialkenyamanan
mengendalikan jumlah penyelam guna menjaga nilai kenyamanan dapat didasarkan pada jumlah rata-rata penyelam untuk memperoleh kenyaman untuk menyelam. Hal
senada juga dikemukakan oleh Scura dan van’t Hof dalam David dan Tisdell, 1995, bahwa daya dukung wisatawan selam dan snorkeling pada satu kawasan di
Kawasan koservasi sekitar 200 000 orang penyelam per tahun 300 hari, data hasil analisis daya dukung kawasan untuk kegiatan snorkling dan selam tabel 44 maka
masih tergolong sesuai. Jika daya dukung melampaui, akan mengakibatkan kemerosotan sumberdaya di wilayah, mengurangi kepuasan pengunjung dan atau
berdampak merugikan pada aspek sosial, ekonomi. Pengertian daya dukung wisata saat ini meliputi empat komponen dasar yaitu biofisik, sosial budaya, psikologi dan
manajerial Angamanna, 2005. Hasil penelitian ini, diharapkan Pemerintah Daerah nantinya mampu
memberikan dan membuka peluang kesempatan kerja kepada masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya, dengan melakukan pengembangan ekowisata bahari
di Pulau Poncan. Hal ini tentu saja harus didukung dengan adanya peningkatan kesadaran masyarakat serta peningkatan sarana dan prasarana guna menunjang
pengembangan yang akan dilakukan.
4.2.9. Pernyataan masyarakat dan pengunjung dalam pengembangan ekowisata bahari