Awal Munculnya Sekularisasi di Barat

a. Awal Munculnya Sekularisasi di Barat

Secara historis, awal munculnya diskursus sekularisasi dalam politik bisa dikaitkan dengan era renaisans. Masa renaisans 1350-1600 M merupakan masa transisi dalam sejarah Barat antara abad pertengahan dengan abad modern. Istilah renaissance merupakan bahasa Perancis yang dalam bahasa Latin disebut re plus nasci yang berarti lahir rebirth. Istilah ini biasanya digunakan oleh sejarawan untuk menunjuk berbagai periode kebangkitan intelektual khususnya yang terjadi di Eropa, dan lebih khusus lagi di Itali, sepanjang abad ke-15 dan ke-16. Istilah ini mula-mula digunakan oleh sejarawan terkenal, Michelet, lalu dikembangkan oleh J. Burchkhardt 1860 untuk konsep sejarah yang menunjuk kepada periode yang bersifat individualisme, kebangkitan kebudayaan antik, penemuan dunia dan manusia, sebagai periode yang dilawankan dengan periode abad pertengahan. Karya filsafat pada abad ini sering disebut filsafat renaisans. 195 Zaman renaisans sebagai titik balik zaman pertengahan di mana agama Kristen mengalami kejatuhannya, setelah sekian abad memperoleh kejayaan selama abad pertengahan. Pada zaman ide- ide dari dunia gereja Katolik Roma telah jatuh yang dibarengi dengan munculnya gereja-gereja nasional. Dengan kejatuhan otoritas gereja ini muncul gerakan reformasi Kristen. Munculnya – misalnya – individualisme Martin Luther merupakan akibat logis dari munculnya paham individualisme dan humanisme secara umum pada abad renaisans. Gerakan intelektual humanisme tidak mengusulkan untuk menempatkan kembali nilai-nilai Kristen tradisional abad pertengahan. Orang semacam Pico dan Erasmus mengajukan perlunya pengkayaan atau diadakannya purifikasi pada orang-orang Kristen Erasmus, khususnya sebagai pemikir humanis yang paling representatif, dengan tegas menyerang Katolikisme. Krisis agama yang terjadi pada masa-masa renaisans sifatnya lebih internal. Gereja tidak mampu lagi memenuhi harapan- harapan banyak orang pada masa renaisans. 196 Ciri utama renaisans ialah humanisme, individualisme, lepas dari agama tidak mau diatur oleh agama - Kristen, empirisme, dan rasionalisme. Hasil yang diperoleh dari watak itu ialah pengetahuan rasional berkembang. Pada era modern pasca renaisans filsafat menjadi berkembang. Sains pun akhirnya mengalami kemajuan karena semangat empirisme tersebut. Agama Kristen semakin ditinggalkan, ini karena semangat humanisme itu. Kelak zaman renaisans ini sebagai pintu pertama terbukanya era modern nanti. Ciri lain dari renaisans ini adanya sikap oposisi terhadap segala dominasi gereja yang menghambat kreativitas individual masyarakatnya. Akibat gerakan renaisans, muncul berbagai upaya untuk mengutamakan individu yang kreatif dan ingin kembali meraih kejayaan seperti pada era Yunani Kuno di mana aspek pemikiran dihargai secara positif. Secara politis, era renaisans merupakan simbol dari adanya sebuah revolusi individualisme dan humanisme menentang semangat dominasi dan kolektivisme gereja di abad tengah. Walaupun abad ini lebih ditandai dengan kebangkitan kembali aspek ilmu, seni kebudayaan, namun dapat diperkirakan hal ini juga melahirkan dimensi filsafat politik yang lebih bersifat “liberal”, individualistik, humanistik serta semangat anti dikator oleh tokoh-tokoh agama gereja; pola pemikiran politik yang bercorak antroposentrik berhadapan dengan pola teosentrik. Wibawa dan otoritas mereka para agamawan gereja sebagai “wakil” negara menjadi luntur. Implikasi dari perubahan ini mengakibatkan eksisnya filsafat pemikiran politik yang substantif- individualistik ketimbang institusionalistik. 197 Inilah awal terjadinya sekularisasi dalam politik kenegaraan.

b. Sekularisasi dalam Wacana Teologi