Dekonstruksi Budaya yang Melestarikan Korupsi

penggajian karyawan atau buruh di Cina juga lumayan ideal yakni 7:1 sebagai skala banding antara gaji majikan dengan buruh. Sistem penggajian seperti ini akan mengeliminir kesenjangan antara atasan dan bawahan dan lebih mencerminkan rasa keadilan. Di Cina, juga dibangun sebuah museumpameran yangs isinya berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi yang pernah terjadi di Cina. Museum ini sengaja dibuat untuk mengingatkan penduduk Cina tentang bahaya korupsi. Langkah-langkah Memulai Pemberantasan Korupsi Beberapa langkah strategis umum yang dapat dilakukan sebagai pencegahan dan perlawanan bagi tindak pidana korupsi, antara lain sebagai berikut:

1.1 Dekonstruksi Budaya yang Melestarikan Korupsi

Dalam kaitan dengan marak dan suburnya praktek korupsi di Indonesia, tidak terlepas dari kontribusi besar yang dianut oleh budaya masyarakatnya. Karena masyarakat sudah menganggap apa yang dilakukan menjadi bagian dari budaya yang telah dilakukan selama ini, akhirnya masyarakat bersikap permisif, dan bahkan dalam banyak hal menganggap lumrah. Hal itulah yang kemudian terkadang melahirkan sikap pesismis terhadap upaya-upaya pemberantasan korupsi. Untuk itu, harus dilakukan dekonsatruksi budaya yang telah beranak-pinak dalam kehidupan masyarakat, antara lain: a. Memberantas budaya kultus dan paternalistik yang sudah berlangsung secara turun temurun telah mendorong suburnya praktek korupsi. Budaya ini telah melahirkan sikap ewuh pakewuh atau rikuh dalam upaya pemberantasan korupsi atau penyimpangan lainnya yang dilakukan oleh orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan terhormat di masyarakat. Bahkan tidak jarang dijumpai, orang yang sudah “tercemari korupsi” pun masih dihormati dan disanjung-sanjung. b. Memberantas budaya hadiah yang diberikan kepada orang yang memiliki kewenangan tertentu dalam kaitannya dengan urusan publik. Sebab dalam prakteknya, makna hadiah telah mengalami reduksi dan penyimpangan dari konteks yang dimaksudkan oleh konsep hadiah itu sendiri. Hadiah semacam inilah yang semakin menyuburkan praktek korupsi di Indonesia. c. Memberantas budaya komunalisme dalam kehidupan masyarakat Indonesia dalam konteks ketergantungan akan kehidupan kolektif yang kemudian melahirkan sikap toleransi terhadap praktek-praktek korupsi, karena hal itu dipandang merupakan bagian dari kehidupan komunalnya. Konteks komunalisme semacam ini yang menyimpang dan harus dikikis. d. Budaya instan telah mendorong praktek penyimpangan dan korupsi, karena sesuatu ingin diraih dengan serba singkat dan tidak mau bekerja keras. Etos kerja pun telah dikesampingkan karena dipandang memperlama proses pencapaian terhadap sesuatu yang diinginkan. Akibatnya aturan atau prosedur yang sudah menjadi ketentuan dengan mudah dilanggarnya. e. Mengikis budaya permisif, hedonis, dan materialis. Pola kehidupan seperti ini telah menghilangkan idealisme dalam menegakkan nilai-nilai kebajikan. Akibatnya parameter yang digunakan bersandar pada kenikmatan duniawi dan materi. Fenomena ini sudah menjadi wabah endemic di masyarakat. f. Perlunya membangun budaya kritis dan akuntabilitas pada masyarakat, sehingga tidak memberi ruang terhadap lahirnya praktek dan tindak pidana korupsi. Orang akan berpikir panjang untuk melakukan korupsi karena munculnya kesadaran kritis masyarakat terhadapnya dan sekaligus menuntut adanya akuntabilitas terhadap setiap jabatankewenangan yang diembannya. 1.2 Pendekatan Keagamaan dan Pendidikan a. Mendorong para tokoh dan lembaga agama mengeluarkan fatwa atau opini umum terhadap para pelaku korupsi yang merugikan masyarakat. Hal ini sejalan dengan anjuran Nabi Muhammad SAW: “Fa-idza ro-a minkum munkaran, fal-yughayyirhu biyadihi, fa illam tastathi’ fa-bilisanihi, fa-illam tastathi’ fa-biqolbihi, wa huwa adl’afu al iman”.

b. Merumuskan dan mensosialisasikan pelajaranmata kuliah civic education tentang KKN di