Peran Takmir Masjid PEMIKIRAN ISLAM KONTEMPORER

dapat mereduksi munculnya berbagai penyakit sosial semacam KKN maupun tindak kriminalitas lainnya. j. Pemerintah dan segenap anggota masyarakat untuk secara terus-menerus meningkatkan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan melalui berbagai sarana pengawasan yang sudah tersedia, di samping media informal lainnya.

5. Peran Takmir Masjid

Salah satu upaya yang cukup strategis dalam proses pemberantasan korupsi adalah maksimalisasi potensi institusi masjid yang cukup banyak bertebaran di tanah air. Semakin hari makin banyak bangunan masjid yang didirikan. Ini berarti bahwa boleh jadi kesadaran umat Islam tentang pentingnya masjid sebagai pusat pembinaan umat semakin menjadi kenyataan. Dengan demikian, amatlah strategis bila upaya pemberantasan korupsi juga melibatkan takmir jamaah masjid yang hampir dimiliki setiap komunitas umat di Indonseia. Proses penyadaran melalui media pengajian, pengkajian, khutbah Jumat serta medium dakwah lainnya yang terkait dengan betapa bahayanya penyakit kronis yang bernama korupsi, menjadi sangat signifikan di masa mendatang. Para jamaah, khasusnya para khatibda’i perlu diberi wawasan yang luas tentang tema korupsi ditinjau dari segi ajaran Islam. Bagi para da’i, kini juga sudah tidak terlalu sulit untuk mengupas masalah korupsi, mengingat banyaknya buku-buku rujukan tentang ini. Salah satu buku yang relevan untuk dijadikan pegangan atau bahkan kajian bagi jamaah masjid khususnya para da’ikhatib adalah buku Korupsi dalam Perspektif Agama-agama, Panduan untuk Pemuka Umat. Selain itu, kepada para jamaah masjid atau masyarakat yang ada di lingkungan masjid perlu pula diberi pencerahan tentang lika-liku tindakan korupsi, baik yang berskala kecil maupun berskala besar, melalui pelatihan antikorupsi maupun media iklanlainnya. Di samping itu, para takmir masjid sudah saatnya untuk menerapkan sistem pengelolaan adminisrtrasi dan manajemen modern yang kondusif bagi tereleminirnya kasus korupsi di tubuh umat Islam, hal ini juga berlaku bagi amal usaha yang dimiliki umatormas Islam lainnya. Dengan demikian, budaya audit serta sistem pengelolaan dana infak, zakat dan shadaqah, sudah saatnya dibenahi secara accountable, tansparan dan amanah. Perintah agama Islam kepada umat Islam untuk selalu memakmurkan masjid harus diperluas, dari sekedar meramaikan shalat jamaah belaka menjadi memakmurkan dalam arti menjaga kemakmuran masjid dari bahaya tindak pidana korupsi. Dengan menerapkan budaya audit serta sistem administrasi dan manajemen modern Islami maupun upaya maksimalisasi penggalian dan pendistribusian dana umat ke sasaran yang tepat, ini berarti umat sudah memperluas pemaknaan tentang memakmurkan masjid itu sendiri. Sistem manajemen masjid – termasuk amal usaha umat Islam lainnya – yang menggunakan teori ikhlas tradisional – yang cenderung bersifat pasif – konsumtif jabariyyah determinism – sudah saatnya ditransformasikan ke sistem manajemen ikhlas professional yang aktif – produktif qodariyyah indeterminism. Dengan demikian masjid telah turut serta dalam mereduksi adanya peluang-peluang bagi tindak pidana korupsi sekaligus mendistribusikan hartanya ke masjid, yang secara jangka panjang akan berdampak pula pada peningkatan kesejahteraan bagi kaum dlu’afa dan mustad’afin di masyarakat sekitar masjid. Badan komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid BKPRM serta Dewan Masjid Indonesia DMI bisa mempelopori potensi masjid yang ada dewasa ini, bersama-sama dengan ormas Islam lainnya.

6. Memeperbaiki Sistem Upah