Problematika Lingkungan Hidup PEMIKIRAN ISLAM KONTEMPORER

nalar politik teokratik. Munculnya kemerdekaan negara pasca-kolonial tidak dimanfaatkan umat Islam untuk mengembangkan humanisme dan pluralisme, malah lebih terjebak pada nalar politik teokratik. Di sini sedikit terlihat kekaburan pemikiran Arkoun tentang paham humanisme ansich, di kesempatan lain ia menggunakan istilah humanisme spiritual. Menurut peneliti, boleh jadi pemakaian istilah “Humanisme” dalam konteks kebebasan wacana akademis yang sifatnya universal. Adapun istilah “Humanisme spiritual” dalam konteks teologis, untuk membedakannya dengan humanisme sekuler.

4. Problematika Lingkungan Hidup

Filofosi Islam tentang Alam Ajaran agama Islam sebenarnya memiliki banyak prinsip kehidupan yang universal, termasuk di dalamnya tentang hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan dengan alam. Secara prinsipal, realisasi manusia dengan Allah lebih bersifat vertikal di mana manusia berada di posisi “bawah” yang harus mengabdi ‘ibadah sebagai hamba ‘abdun terhadap Allah. Walaupun dalam praktek kehidupan terkadang manusia menempatkan Tuhan pada posisi di “bawah” bahkan sebaliknya manusia pada struktur “atas” yakni menafikan nilai-nilai ketuhanan sekaligus manusia menuhankan atau menyembah dirinya sendiri, sebagaimana yang difirmankan Allah: a-fata-aita ittakhaza ilahahu hawahu al-Jatsiah:22. Selain itu, struktur relasi antara manusia dengan manusia lebih bersifat horizontal dan egaliter. Dalam pengertian bahwa kedudukan manusia pada prinsipnya memiliki kesetaraan tanpa diskriminasi relasi baik bersifat jenis kelamin, suku, bangsa bahkan agama. Prinsip saling menghormati dan menghargai merupakan prinsip yang hakiki sebagai basis relasi antar manusia. Secara biologos, psikologis, sosiologis, antropologis setiap manusia memiliki karakteristiknya masing-masing. Namun secara kemanusiaan humanisme yang universal semua umat manusia memiliki kesamaan untuk disayang, dihargai, dihormati dan sejenisnya. Dalam bahasa Islam dikenal dengan konsep hak-hak kemanuisaan al-huquq al-insaniyyah diantaranya: hak kebebasan beragama hifzh al-din, hak hidup hifz al-nafz, hak berketurunan hifz al-nasl, hak berusaha dan memiliki harta hifz al-mal, hak kebebasan berpikir hifz al-‘aql. Maka pada segmen ketiga, hubungan antara manusia dengan alam lebih terkait dengan konsep “ketundukan alam” taskhir. Namun perlu dicatat bahwa walaupun alam bersifat tunduk pada manusia, namun hubungan manusia terhadap alam lebih didasari oleh konsep yang lebih apresiatif appreciation dan persahabatan friendly. Manusia dilarang keras untuk melakukan upaya permusuhan dan pemerkosaan terhadap alam exploitation. Segala musibah yang terjadi belakangan ini salah satunya tak lain disamping karena manusia sudah lupa berhubungan baik dengan Allah maupun manusia, tak kalah pentingnya kerena manusia sudah enggan bersahabat dengan alam bahkan memusuhinya. Konsep Islam tentang Konservasi Alam Berikut ini ada beberapa prinsip konversi alam yang wajib diperhatikan oleh umat manusia. Pertama, keseimbangan alam atau equilibrium at-tawazun di mana sejak awal kejadiannya, alam telah diciptakan secara serasi. Kedua, alam juga harus dimaknai sebagai tanda kebesaran dan kemahasucian Allah. Karena Allah Maha Suci, maka kewajiban umat manusia untuk selalu menjaga kesucian semua ciptaan-Nya, baik kesucian akan martabat manusia maupun kesucian alam. Sebagaimana manusia, maka alam juga harus dibela dan dipelihara dari berbagai upaya yang mengotorinya. Ketiga, manusia sebagai co-creator of God khalifatullah fi al-ardl yang punya kewajiban memakmurkan alam dan segala isinya. Allah sudah menciptakan bahan baku alam, maka tugas manusialah mengolahnya secara konstruktif. Keempat, adanya larangan bersifat destruktif terhadap alam, wa la tufsidu fi al-ardl, innallahu la-yuhibbu al-mufsidin. Kelima, musibah dan bencana umumnya karena ulah manusia sendiri zhahara al-fasad fi al-barri wa al-bahri bima kasabat aidin-nas. Keenam, jangan sembarangan membunuh hewan, buang air di lubang semut, membunuh kodok serta binatang kecil lainnya sebagimana pernah diwasiatkan oleh Nabi Muhammad saw. Ketujuh, memelihara alam dari penebangan hutan secara liar illegal logging, eksplorasi tambang secara berlebihan illegal mining, pencurian ikan illegal fishing, emisi udara-knalpot yang tidak sesuai standar. Perlunya menjaga kelestarian hutan, gunung,lautan dan sebagainya. Penyebab Kerusakan Alam Bila kita perhatikan secara seksama maka terjadinya berbagai kerusakan lingkungan alam secara mendasar disebabkan oleh sistem pendidikan yang skriptual. Dalam konteks pendidikan Islam, misalnya, pengajaran konsep tentang thaharah lebih bersifat parsial, eksklusif; belum mengarah pada upaya perluasan atau kontekstualisasi dari konsep thaharah dimaksud. Konsep thaharah yang mengandung makna kebersihan, sudah saatnya diperluas maknanya kepada konsep kebersihan sistem politik, sistem ekonomi, sistem kebudayaan dan lingkungan hidup. Bukanlah sistem kehidupan yang penuh najis atau polusi akan membuat kehidupan menjadi tidak nyaman? Di sini perlu diformulasikan konsep Tauhid lingkungn atau Fiqh al-bi’ah, Fiqh lautan, dan sebagainya. Demikian pula halnya tentang masih lemahnya law inforcement di Indonesia. Sebagai perbandingan, di Singapura, orang yang kedapatan membuang sampah termasuk puntung rokok sembarangan, akan dikenakan denda. Selain itu, kesadaran umat Islam juga masih terlalu lemah untuk menyadari adanya bahaya polusi maupun kerusakan lingkungan. Karena sistem pengajaran Islam buku-buku teks, kurikulum maupun para guru, majlis taklim, khutbah Jumat, belum banyak menyinggung hal ini. Tak kalah pentingnya, kerusakan lingkungan hidup di Indonesia selama ini juga banyak disebabkan oleh model kebijakan pembangunan yang bertumpu pada ideology developmentalism, yang dikenal kurang peduli dengan konsep analisis dampak lingkungan maupun masalah community development. Maka dalam kaitan ini, patut diberi penghargaan bagi para pejuang lingkungan hidup seperti kelompok Green Peace, WALHI, dan sejenisnya. Wadah mahasiswa pecinta alam semacam MAPALA maupun Gerakan pramuka laik pula dikembangkan di berbagai daerah di tanah air secara lebih fokus pada upaya melestarikan alam. Belakangan ini muncul pula model Sekolah Alam, Qaryah Thayyibah dan lain-lain yang layak dijadikan rujukan bagi generasi muda agar kelak mereka lebih memiliki kepekaan terhadap pelestarian lingkungan alam. Tidak salah pula kita belajar dari mendiang YB Mangunwijoyo di Kali Code Yogyakarta yang mendapat pengharhaan internasional, karena sukses dalam membina lingkungan perumahan di pinggir kali. Saat ini PT Unilever, misalnya, juga terus berupaya melakukan penilaian terhadap lingkungan RT yang asri di tanah air. Upaya Pelestarian Alam Berikut ini ada beberapa tips untuk upaya pelestarian lingkungan hidup. Pertama, kurikulum Islam yang kontekstual atau fiqh al-bia’ah dan fiqh al-bahriyyah saatnya dikembangkan di lembaga pendidikan Islam. Kedua, perlu upaya penegakan hukum atau sanksi yang tegas bagi para perusak lingkungan. Ketiga, melakukan upaya penanaman bibit poon di area hutan yang telah gundul rebosisasi. Keempat, di kota-kota besar maupun pedesaan yang padat penduduk perlu dilakukan tamanisasi. Pembuatan konblok mati sedapat mungkin dihindari agar air tidak lari dari halaman rumah yang akhirnya menjadi “air jalanan”. Kelima, menggali kearifan lokal tentang upaya pelestarian alam. Sebagaimana contoh di Sumbar dibuat ikan tawar yang dilestarikan. Keenam, membersihkan sampah di kalisungai serta proyek kanalisasi. Ketujuh, menanam hutan-hutan bakau di pinggir pantai agar tidak terjadi abrasi, sekaligus bisa dijadikan pemecah air bila ada tsunami. Kedelapan, pemeliharaan terumbu karang sebagai tempat penyemaian aneka jenis ikan. Para nelayan perlu dididik untuk tidak menggunakan bom molotov dalam menangkap ikan yang berdampak pada rusaknya rumah ikan terumbu karang. Kesembilan, pembuatan hutan-hutan kota atau ruang terbuka hijau RTH. Kini banyak kota-kota besar dunia yang mulai menyadari betapa pentingnya RTH ini. Bahkan tidak sedikit kantor-kantor yang menjulang tinggi kini menanam pohon yang bisa menjalar di dinding, maupun pembuatan taman-taman hijau di atas atap rumah atau kantor. Orang Jepang juga selalu memanfaatkan tanahnya yang sempit sekiar 1-2 meter untuk menanam cabe, terong, tomat, dan lain-lain. Kesepuluh, penggunaan pupuk organik dan pemisahan sampah plastik dan kertas serta pembuatan pupuk kompos. Salah satu kota kecil di Amerika yang pada mulanya kelihatan asri dan indah, namun akhirnya walikota kota tersebut suatu hari menginstruksikan agar semua penduduk kota itu hijrah, akibat air yang ada di bawah tanah sudah tercemar karena bertahun-tahun rumput dan ranamannya disirami dengan zat atau pupuk non-organik. Kesebelas, pembuatan sumur-sumur resapan di sekitar rumah. Keduabelas, penebangan kayu ala Thailand di mana penebangan tersebut bukan dari batang dekat akar, tetapi cukup diambil dua tiga batang bagian cabang yang sudah besar serta menyisakan bagian cabang yang lain, sambil menunggu beberapa tahun tumbuhnya tunas dari batang yang telah ditebang. Dengan demikian akar batang yang menyimpan air tidak rusak. Wapres Yusuf Kalla pernah menganalogikan, bila kita mengambil seribu pohom tanamlah sekitar dua ribu pohon. Ketigabelas, bisa juga dicanangkan gerakan bersih lingkungan, misalnya setiap minggubulan. Keempatbelas, perlu peraturan daerah perda tentang larangan merokok di depan umumruang publik. Kelimabelas, perlu dibuatkan berbagai brosur, buku dan sejenisnya sebagai media kampanye cinta lingkungan. Demikianlah beberapa upaya pelestarian lingkungan yang dapat dilakukan, mudah-mudahan bangsa Indonesia yang mayoritas penduduk muslim bisa menjadi penggerak cinta lingkungan melalui program qaryah thayyibah dengan melibatkan segenap potensi masyarakat, instansiLSM terkait.

5. Kepedulian Terhadap Anak Jalanan