31 Akurasi umum biasanya memberikan hasil penilaian yang tinggi over
estimate karena hanya mempertimbangkan piksel-piksel diagonal saja, oleh
karena itu perlu dihitung dengan akurasi Kappa yang mempertimbangkan seluruh elemen dalam matrik. Persamaan yang dipakai adalah sebagai berikut :
1 2
1 1
r i
r i
r i
i i
i i
ii
x x
N x
x x
N k
di mana : k
adalah akurasi kappa; r
adalah jumlah baris dalam error matrix; x
ii
adalah jumlah pengamatan dalam baris i dan column i diagonal utama x
i+
adalah jumlah baris i; x
+i
adalah jumlah kolom i; N
adalah total jumlah pengamatan
8. Pemodelan spasial resiko kebakaran hutan dan lahan
a. Model kerawanan kebakaran hutan dan lahan terbaik Model kerawanan yang dijadikan acuan dari penelitian ini adalalah
model dengan akurasi model terbaik yang telah dilakukan validasi sebelumnya.
b. Pemetaan zone kerawanan kebakaran hutan dan lahan Perasamaan regresi dari tahapan sebelumnya, kemudian dibuat peta
kerawananannnya dengan mengalikan bobot dengan skor dari masing- masing sub faktor. Operasi pengalian tersebut menggunakan fasilitas
Calculator dalam software ArcView 3.2. Dari peta kerawanan ini akan
dapat dilihat jumlah luasan kerawanan kebakaran ditinjau dari berbagai sudut pandang.
c. Sebaran kelas resiko kebakaran hutan dan lahan Dengan melakukan overlay antara
peta kerawanan kebakaran hutan
dan kelompok
kelas penutupan
lahan berdasarkan
nilai kerugiannya maka akan didapati kelas resiko yang akan ditimbulkan
akibat kebakaran. .....................................................................6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Jumlah dan Sebaran Hotspot
Secara umum, hotspot merupakan istilah yang menggambarkan ambang minimal suhu pada titik tertentu dari suatu wilayah yang dapat terekam oleh satelit
pendeteksi panas. Dengan pengertian tersebut maka hotspot yang terekam tersebut dijadikan salah satu indikator awal terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Sebagai salah satu provinsi yang rawan kebakaran hutan, Kalimantan Barat memiliki jumlah hotspot yang cukup tinggi. Berdasarkan data yang terpantau pada
Stasiun Bumi Satelit NOAA Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan Departemen Kehutanan, jumlah hotspot selama periode Tahun 2004 – 2008 untuk
wilayah Kalimantan Barat disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Jumlah rata-rata hotspot bulanan di Provinsi Kalimantan Barat Tahun
2004 – 2008 versi Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan Departemen Kehutanan
Bulan Jumlah Hotsopt
Rata-Rata
2004 2005
2006 2007
2008
Januari 36
121 -
- 224
76 Februari
49 155
- 28
14 49
Maret 109
153 -
219 16
99 April
26 5
- 55
34 24
Mei 76
31 84
15 346
110 Juni
526 49
443 15
132 233
Juli 86
147 1.911
156 57
471 Agustus
5.630 1.942
19.834 3.349
2.108 6573
Septembar 2.548
386 3.988
3.436 2.284
2528 Oktober
1.212 33
3.006 283
270 961
November 13
- -
4 42
12 Desember
- -
1 1
Jumlah 10.311
3.022 29.266
7.561 5.528
11.136
Sumber : Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan Departemen Kehutanan, 2009
Selain dari data hotspot yang dicatat pada Stasiun Bumi Satelit NOAA Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan Departemen Kehutanan, ASMC juga
mencatat jumlah hotspot seperti pada Tabel 4.