Pemetaan zone kerawanan kebakaran hutan dan lahan

76 hubungan antara jumlah hotspot per km 2 y dengan skor komposit faktor-faktor penyusunnya x. Adapun model Z2 yang terbangun adalah sebagai berikut : y = 0,0000002x 3 - 0,000005x 2 + 0,0002x - 0,007 dengan koefisien determinasi R 2 sebesar 65,7 di mana y merupakan tingkat kepadatan hotspot sedangkan x merupakan skor komposit model Z2.

2. Pemetaan zone kerawanan kebakaran hutan dan lahan

Dalam penelitian ini, pembagian kelas kerawanan didasarkan pada data hotspot dan radius jarak dari titik hotspot tersebut, yang kemudian dikonversi menjadi informasi mengenai kepadatan hotspot. Dari hasil model matematik y = 0,0000002x 3 - 0,000005x 2 + 0,0002x - 0,007 dan hasil verifikasi dan validasi model maka definisi kepadatan hotspot terbaik yang mewakili skor kerawanan kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat adalah sebagai berikut : Tabel 33 Pembagian kelas kerawanan berdasarkan kepadatan hotspot dan radius dari hotspot Radius dari Titik Hotspot km Kepadatan hotspot Hotspotkm 2 Skor kelas kerawanan Kelas kerawanan ≤ 2,50 2,50 600 ≥ 6,00 ≥ 0,0509 0.0088 - 0,0509 ≤ 0.0088 0.00 ~ 38,30 38,30 ~ 64,35 64,35 ~ 100,00 Tinggi Sedang Rendah Berdasarkan Tabel 33, tingkat kerawanan dibagi menjadi 3 kelas yaitu rendah, sedang dan tinggi. Untuk kelas kerawanan rendah, radius hotspot 0~2,50 km 0,0509 hotspotkm 2 mewakili skor kerawanan dengan nilai 0,00~38,30. Skor kelas kerawanan bernilai 38,30~64,35 mewakili tingkat kepadatan hotpot 0,0088~00509 hotspotkm 2 . Sedangkan untuk kelas kerawanan tinggi, nilai skornya adalah 64,35~100 yang setara dengan tingkat kepadatan hotpot kurang dari 0.0088 hotspotkm 2 . Adapun luas masing-masing tingkat kerawanan kebakaran hutan ditunjukkan pada Tabel 34. 77 Tabel 34. Nilai skor dan luas dari masing-masing kelas kerawanan kebakaran Kelas Kerawanan Skor Luas Ha Rendah Sedang Tinggi 0.00 ~ 38,30 38.30 ~ 64.35 64,35 ~ 100,00 3.542.223 7.192.064 3.991.997 20,05 48,84 27,11 14.726.283 100,00 Pembagian kelas tersebut menunjukkan bahwa luas kelas kerawanan rendah memiliki luas 3.542.223 Ha dengan persentase 20,05 dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat. Sedangkan yang termasuk dalam kelas kerawanan sedang memiliki luas 7.192.064 Ha dengan persentase luas 48,84 dan untuk kelas kerawanan tinggi memiliki luas 3.991.997 Ha dengan persentase 27,11 . Berdasarkan pemetaan zona kerawanan kerawanan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Kalimantan Barat, daerah terluas untuk kategori kerawanan tinggi terletak pada Kabupaten Sanggau dengan luas 680.142 Ha disusul kemudian oleh Kabupaten Ketapang 567.097 Ha dan Kabupaten Sintang 522.032 Ha. Bila dilihat dari persentase luas wilayah yang termasuk kategori sangat rawan maka Kota Pontianak 100 wilayahnya tergolong kelas kerawanan tinggi sedangkan Kota Singkawang persentasenya berkisar 99,3. Tabel 35 Luas kerawanan kebakaran hutan dan lahan menurut kabupatenkota dan persentase luas berdasarkan tingkat kerawanan pada masing- masing kabupatenkota Luas Ha Luas Ha Luas Ha Luas Ha Bengkayang 3464 0,6 244177 41,8 337029 57,6 584670 100 Kapuas Hulu 1661362 54,0 1151922 37,4 263639 8,6 3076923 100 Ketapang 845577 24,6 2030207 59,0 567097 16,5 3442882 100 Kota Pontianak - - 10000 100 10000 100 Singkawang - 33 0,7 4567 99,3 4600 100 Landak 14694 1,8 475476 58,3 325234 39,9 815404 100 Melawi 772227 40,6 860689 45,2 271296 14,2 1904212 100 Pontianak 100995 9,1 665070 60,0 341481 30,8 1107546 100 Sambas 11080 1,9 262561 44,1 321424 54,0 595065 100 Sanggau 14682 1,2 552566 44,3 680142 54,5 1247390 100 Sekadau 18166 3,1 227669 38,3 348055 58,6 593889 100 Sintang 99975 7,4 721694 53,7 522032 38,9 1343702 100 KELAS KERAWANAN Rendah Sedang Tinggi KABKOTA TOTAL 78 Berdasarkan persentase luas berdasarkan tingkat kerawanan antar kabupatenkota Tabel 36, Kabupaten Kapuas Hulu memiliki wilayah terluas kelas kerawanan rendah 46,90 sedangkan Kota Pontianak dan Kota Singkawang merupakan wilayah yang paling rendah 0,00. Berdasarkan persentase luas antar kabupatenkota, wilayah dengan kelas kerawanan sedang terluas dimiliki oleh Kabupaten Ketapang 28,23 sedangkan untuk kelas kerawanan tinggi, Kabupaten Sanggau memiliki wilayah terluas 17,04. Tabel 36 Luas kerawanan kebakaran hutan dan lahan menurut kabupatenkota dan persentase luas berdasarkan tingkat kerawanan antar kabupatenkota Luas Ha Luas Ha Luas Ha Bengkayang 3464 0,10 244177 3,40 337029 8,44 Kapuas Hulu 1661362 46,90 1151922 16,02 263639 6,60 Ketapang 845577 23,87 2030207 28,23 567097 14,21 Kota Pontianak - - 10000 0,25 Singkawang - 33 0,00 4567 0,11 Landak 14694 0,41 475476 6,61 325234 8,15 Melawi 772227 21,80 860689 11,97 271296 6,80 Pontianak 100995 2,85 665070 9,25 341481 8,55 Sambas 11080 0,31 262561 3,65 321424 8,05 Sanggau 14682 0,41 552566 7,68 680142 17,04 Sekadau 18166 0,51 227669 3,17 348055 8,72 Sintang 99975 2,82 721694 10,03 522032 13,08 TOTAL 3542222 100,00 7192064 100,00 3991996 100,00 KABKOTA KELAS KERAWANAN Rendah Sedang Tinggi Areal terluas untuk kelas kerawanan rendah berdasarkan jenis penggunaan lahan dimiliki oleh hutan lindung dengan persentase 31,36 1.110.941 Ha dan kawasan konservasi dengan persentase 29,32 1.038.756. Dengan kondisi hutan yang masih baik, minimnya jaringan jalan dan sedikitnya jumlah pemukiman jika dibandingan dengan jenis penggunan lain, memberikan kontribusi terhadap ketidakrawanan hutan lindung dan kawasan konservasi. Keberadaan pasukan pemadaman Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan Brigdalkar dengan peralatan pemadaman yang memadai mampu mendukung kegiatan pengawasan, pencegahan dan pemadaman sehingga kejadian kebakaran hutan dapat ditekan. 79 Tabel 37 Luas kerawanan kebakaran hutan dan lahan berdasarkan jenis penggunaan lahan Catatan : APL = Areal Penggunaan Lain, HL = Hutan Lindung, HPH-A = HPH Aktif, E-HPH = Eks HPH, KK = Kawasan Konservasi, HTI = Hutan Tanaman Industri, KEBUN = Perkebunan, TRANS = Transmigrasi Areal transmigrasi dan perkebunan merupakan jenis penggunaan lahan yang memiliki luas terkecil untuk kelas kerawanan rendah dengan persentase berturut-tutut sebesar 0 dan 0,41 dari total seluruh areal kelas kerawanan rendah. Kegiatan pembersihan lahan menggunakan cara bakar diduga menjadi penyebab rendahnya luas daerah dengan kategori kerawanan rendah. Eks HPH dan areal penggunaan lain APL merupakan jenis penggunaan lahan yang memiliki areal terluas untuk kelas kerawanan sedang. Eks HPH memiliki persentase luas areal yang termasuk dalam kategori sedang sebesar 37,91 2.726.282 Ha dan APL sebesar 22,50 1.618.464 Ha. Untuk kategori kelas kerawanan tinggi, APL memiliki persentase luas areal untuk tingkat kerawanan tinggi sebesar 66,56 2.656.986 Ha dan eks HPH sebesar 16.65 664.860 Ha. Apabila kategori kerawanan sedang dan tinggi disatukan, maka persentase luas areal untuk tingkat kerawanan sedang dan tinggi untuk APL sebesar 38,23 4.275.451 Ha dan eks HPH sebesar 30,33 3.391.688 Ha. Tingginya persentase luas APL yang tergolong kelas kerawanan sedang dan tinggi disebabkan sekitar 60 luas APL dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan 10 berupa semak belukar dan perkebunan. Dengan Luas Ha Luas Ha Luas Ha Luas Ha APL 65981 1,86 1618464 22,50 2656986 66,56 4275451 38,23 HL 1110941 31,36 458554 6,38 24643 0,62 483197 4,32 HPH-A 562230 15,87 752086 10,46 46642 1,17 798728 7,14 E-HPH 619989 17,50 2726828 37,91 664860 16,65 3391688 30,33 KK 1038756 29,32 365072 5,08 7629 0,19 372701 3,33 HTI 129964 3,67 846745 11,77 265498 6,65 1112243 9,94 KEBUN 14359 0,41 422388 5,87 282842 7,09 705230 6,31 TRANS 0,00 1925 0,03 42897 1,07 44822 0,40 TOTAL 3542222 100 7192063 100 3991996 100 11184060 100 KABKOTA Rendah Sedang Tinggi Sedang + Tinggi KELAS KERAWANAN 80 demikian maka kegiatan tebang, tebas dan bakar menjadi hal umum di areal APL. Setelah APL, areal eks HPH merupakan wilayah dengan persentase luas tingkat kerawanan dengan kategori sedang dan tinggi yang cukup tinggi. Eks HPH merupakan daerah yang open access dimana secara de jure kepemilikan lahan dikuasai oleh pemerintah karena konsesi HPH sudah habis masa berlakunya. Namun secara de facto di lapangan, keberadaannya seperti tidak “bertuan”. Keadaan seperti ini menjadikan daerah rawan kebakaran pada Eks HPH menjadi lebih rentan terhadap bahaya kebakaran. Peta kerawanan kebakaran hutan dan lahan model Z2 menunjukkan bahwa areal dengan kerawanan tinggi berada di lahan gambut seluas 199.917 Ha atau 11,41 dari luas areal gambut. Sedangkan areal dengan kerawanan tinggi berada di lahan bukan gambut seluas 12.974.671 atau 29,23 dari luas areal bukan gambut. Kondisi ini sebenarnya cukup baik di mana hanya 11,41 dari luas gambut yang masuk dalam kelas kerawanan tinggi dibandingkan dengan areal bukan gambut yang 29,23 arealnya masuk dalam kelas kerawanan tinggi. Meskipun demikian, penanganan kegiatan pencegahan di lahan gambut perlu diprioritaskan terutama dalam hal mempertahankan kondisi lahan gambut dan tutupan hutan di atasnya.

3. Sebaran kelas resiko kebakaran hutan dan lahan