Kepadatan hotspot dan skor komposit model Z1 X1, X4, X6 Kepadatan hotspot dan skor komposit model Z2 X1, X2, X4, X6 X8

69

2. Kepadatan hotspot dan skor komposit model Z1 X1, X4, X6

Berdasarkan verifikasi skor yang dibuat sebelumnya, nilai koefisien tertinggi hingga terendah secara berurutan adalah sebagai berikut : 1 tutupan lahan R 2 = 45,1 2 jarak terhadap jalan R 2 = 32,2 3 penggunaan lahan R 2 = 25,7 4 jumlah curah hujan R 2 = 24.5 5 jarak terhadap pusat kota R 2 = 13,5 6 jarak terhadap pusat desa R 2 = 10,4 7 keberadaan gambut R 2 = 3,6 dan 8 jarak terhadap sungai R 2 = 2,2. Nilai skor komposit disusun berdasarkan beberapa variabel yang memiliki koefisien determinasi tertinggi. Untuk model Z1, 3 variabel yang digunakan yaitu jarak terhadap jalan X4, penggunaan lahan X5 dan tutupan lahan X6. Dengan menggunakan persamaan regresi linier, bobot dari masing-masing variabel dapat dihitung sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 27. Tabel 27 Nilai koefisien dan bobot penyusun skor komposit model Z1 Variabel Koefisien Bobot Jarak terhadap jalan X4 Penggunaan lahan X5 Tutupan lahan X6 0.000673 0.000717 0.000307 0.181 0.396 0.423 Hubungan antara kepadatan hotspot dan skor komposit varibel penduganya X4, X5 dan X6 ditunjukkan dengan nilai R 2 terbaik dari model polinomial cubic sebesar 61,2 Gambar 36. Gambar 36 Hubungan antara skor komposit model Z1 dengan kepadatan hotspot y = 3E-05x 2 - 0,000822x + 0,0104 R² = 0,612 y = 0,001e 0,061x R² = 0,587 y = 7E-07x 2,702 R² = 0,583 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 Model Polinomial Model Eksponensial Model Power K e p a d a ta n H o ts p o t H S K m 2 Skor komposit model Z1 70

3. Kepadatan hotspot dan skor komposit model Z2 X1, X2, X4, X6 X8

Agar memperoleh nilai koefisien determinasi R 2 yang lebih tinggi perlu ditambahkan beberapa variabel yang belum dimasukkan dalam penyusunan skor komposit sehingga dapat dilihat kontribusi dari varibel-variabel tersebut terhadap kejadian kebakaran hutan dan lahan. Penambahan variabel tetap mempertimbangkan nilai koefisien determinasi terbaik. Model Z2 dibangun dengan menggunakan 5 variabel yaitu jarak terhadap pusat kota X1, jarak terhadap pusat desa X2, jarak terhadap jalan X4, tutupan lahan X5 dan curah hujan X8. Dengan menggunakan regresi linier berganda, bobot dari 5 variabel dijabarkan seperti pada Tabel 28. Tabel 28 Nilai koefisien dan bobot penyusun skor komposit model Z2 Peubah Koefisien Bobot Jarak terhadap pusat kota X1 Jarak terhadap jalan X4 Penggunaan lahan X5 Tutupan lahan X6 Curah hujan X8 0,000261 0,000288 0,000555 0,000576 0,000218 0,138 0,152 0,292 0,304 0,115 Bobot tertinggi berada pada faktor tutupan lahan, penggunaan lahan dan jarak dari jalan yang masing-masing bernilai 30.4, 29.2 dan 15.2. Hal ini menunjukkan bahwa kedekatan dengan jalan sebagai akses masyarakat untuk melakukan kegiatan pembakaran untuk pembersihan lahan lahan menjadi faktor penting. Perusahaan perkebunan maupun HTI juga bergantung pada akses jalan dalam melakukan kegiatan pembersihan lahan. Tutupan lahan sebagai indikator keadaan bahan bakar juga merupakan faktor penting terhadap kejadian kebakaran. Hal ini dapat dipahami mengingat jenis bahan bakar yang ada di atas suatu lahan akan mempengaruhi kecepatan pembakaran. Untuk wilayah bervegetasi hutan, kebakaran akan lambat terjadi dikarenakan kandungan air yang cukup besar dari bahan bakar penyusunnya. Sedangkan untuk tutupan lahan berupa kebun dan sawah, campur tangan manusia untuk membersihakan lahan menentukan kecepatan bahan bakar untuk terbakar karena bahan bakar telah dikeringkan terlebih dahulu dan siap untuk dibakar. Faktor penggunaan lahan juga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kejadian kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat antara lain disebabkan oleh semakin meningkatnya pemberian ijin pembangunan perkebunan 71 kelapa sawit, peningkatan luas area penggunaan lain yang dimanfaatkan untuk perkebunan dan areal perladangan serta kegiatan pertanian intensif dengan pola tebas bakar di wilayah transmigrasi. Setelah faktor tutupan lahan dan faktor penggunaan lahan, faktor jarak terhadap jalan memberikan kontribusi terhadap kejadian kebakaran hutan dan lahan. Kedekatan terhadap akses jalan memudahkan kegiatan masyarakat untuk melakukan pembersihan lahan di area pertaniannya sehingga meminimalkan waktu, biaya dan tenaga yang dikeluarkan. Untuk faktor curah hujan, jarak terhadap pusat kota, jarak terhadap pusat desa, jarak terhadap sungai dan keberadaan gambut memiliki pengaruh yang kecil dibandingkan dengan tutupan lahan, penggunaan lahan dan jarak dari jalan. Walalupun curah hujan memiliki hubungan yang dekat dengan titik hotspot, namun kejadian kebakaran hutan dan lahan banyak dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Kondisi cuaca yang cocok untuk pembakaran dan kalender tahunan pembersihan lahan untuk pertanian oleh masyarakat lebih berpengaruh terhadap kejadian kebakaran hutan dan lahan. Hubungan antara skor komposit Model Z2 X1, X4, X5, X6, X8 dengan kepadatan hotspot tersebut memiliki nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 65,7 dengan pola polinomial cubic. Nilai ini hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan model Z1 X4, X5, X6. Gambar 37 Hubungan antara skor komposit model Z2 dengan kepadatan hotspot y = 2,25E-07x 3 - 0,0002x + 0,003841 R² = 0,657 y = 0,000e 0,068x R² = 0,627 y = 2E-08x 3,574 R² = 0,622 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 Model Polinomial Model Eksponensial Model Power K e p a d a ta n H o ts p o t H S K m 2 Skor komposit model Z2 72

F. Validasi Model