Penentuan peubah pembangunan model kerawanan kebakaran Analisis data spasial

27

3. Penentuan peubah pembangunan model kerawanan kebakaran

Secara umum, terjadinya kebakaran hutan dan lahan disebabkan oleh dua hal yaitu faktor alam biofisik dan faktor akibat aktivitas manusia. Oleh sebab itu maka pendekatan spasial dalam membangun model kerawanan kebakaran hutan dan lahan harus memperhatikan 2 faktor tersebut sehingga peubah-peubah yang digunakan dalam menyusun model diturunkan dari faktor- faktor tersebut. Dalam penelitian ini, pengkelasan dari masing-masing faktor tersebut ditunjukkan pada Tabel 1 dan 2. Tabel 1 Peubah dari aspek aktifitas manusia Faktor Sub Faktor X 1 Jarak terhadap pusat kota Buffer dengan interval 1000 m 1 km X 2 Jarak terhadap pusat desa Buffer dengan interval 1000 m 1 km X 3 Jarak terhadap sungai Buffer dengan interval 1000 m 1 km X 4 Jarak terhadap jalan Buffer dengan interval 1000 m 1 km X 5 Penggunaan Lahan Areal Penggunaan Lain HPH Aktif HPH Tidak Aktif Hutan Tanaman Industri Perkebunan Transmigrasi Hutan Lindung Kawasan Konservasi Tabel 2 Pengkelasan peubah dari aspek biofisik Faktor Sub Faktor X 6 Tutupan Lahan Hutan lahan kering Hutan rawa Hutan mangrove Sawah Pertanian lahan kering Pemukiman Perkebunan Tanah kosong SemakAlang-alangBelukar X 7 Keberadaan Gambut Gambut Non Gambut X 8 Curah Hujan 179.0 ~ 209.4 mm bulan 209.4 ~ 239.8 mm bulan 239.8 ~ 207.2 mm bulan 207.2 ~ 300.6 mm bulan 300.6 ~ 331.0 mm bulan 28

4. Analisis data spasial

Kajian yang dilakukan dalam analisis data spasial antara lain meliputi proses data spasial, overlay, manipulasi, pengkelasan, skoring, pembobotan dan pembuatan model sehingga menghasilkan peta kerawanan kebakaran hutan dan lahan. Overlay dilakukan pada semua data spasial peubah pembangunan model Jaya, 2002. a. Penentuan Bobot Pada penelitian ini bobot setiap peubah untuk mengindentifikasi derajat pengaruhnya terhadap kerawanan kebakaran hutan dan lahan dilakukan dengan pendekatan kuantifikasi metode analisis pemetaan komposit CMA. b. Penentuan skor aktual actual score Penentuan nilai berdasarkan metode CMA diperoleh dengan mengetahui informasi dari luasan setiap sub faktor, jumlah hotspt yang ada observed pada setiap sub faktor serta jumlah hotspt yang diharapkan atau yang seharusnya ada expected. Dalam penelitian ini, hubungan sub faktor dalam setiap faktor diklasifikasikan berdasarkan persentase terjadinya hotspt dalam setiap sub-faktor. Adapun perhitungan skor relatif untuk setiap sub faktor pada setiap faktor menggunakan persamaan 1 dan 2. Nilai kerawanan sub-faktor x i dan z i , x i dan z i =            i i i i e o x e o 100 .......................................................... 1 e i =     100 TxF .................................................................................... 2 di mana : x i adalah skor kelas sub-faktorbiofisik z i adalah skor nilai kerawanan sub-faktor aktifitas manusia o i adalah jumlah hotspt yang terdapat pada setiap sub-faktor observed hotspt e i adalah jumlah hotspt yang diharapkan ada dalam setiap sub-faktor T adalah jumlah total titik panas hotspt F adalah persentase daerah dalam setiap sub-faktor 29 c. Penentuan skor dugaan estimated score Skor dugaan digunakan untuk merapikan pola nilai skor aktual yang tidak teratur. Skor dugaan didapatkan dengan meregresikan antara masing- masing sub faktor dengan skor aktual dengan pola regresi terbaik. d. Perhitungan nilai skor skala rescalling score Standarisasi skor antara pada semua faktor yang digunakan dalam penyusunan model kerawanan kebakaran hutan dan lahan dilakukan dengan menghitung kembali skor sehingga didapatkan skor skala dengan nilai antara 10 sampai 100 dengan menggunakan persamaan 3 Jaya et al., 2007. Min R Min R Max R E Max E E input E ROut Score Score Score Score Score Score Score Score . . . min . . min . .            ..3 di mana : Score R.out = nilai skor hasil rescalling Score E.input = nilai skor dugaan estimated score input Score E.Min = nilai minimal skor dugaan Score E.Max = nilai maksimal skor dugaan Score R.Max = nilai skor tertinggi hasil rescalling Score R.Min = nilai skor terendah hasil rescalling e. Pembuatan persamaan matematik Pembangunan model tingkat dan zona kerawanan kebakaran hutan dan lahan dilakukan dengan pendekatan kuantitatif empiris dengan metode analisis pemetaan komposit Composite Mapping AnalysisCMA. Model dibangun berdasarkan nilai skor komposit, disusun dengan persamaan regresi yang menggambarkan hubungan antara jumlah hotspt per km 2 dengan skor komposit faktor-faktor penyusunnya.

5. Uji signifikansi