Kepadatan Kepadatan hotspot dan jarak terhadap jalan

46 pertimbangan yang wajar karena petani akan lebih memilih lokasi yang dekat dengan pemukimannya untuk mempermudah dalam hal transportasi menuju lokasi dan kemudahan pengawasan areal pertanian. Masyarakat petani di Kalimantan Barat mempunyai tipikal petani subsisten di mana kegiatan pertanian bukan merupakan satu-satunya mata pencaharian. Oleh sebab itu jarak yang dekat dengan lahan pertanian akan memberikan peluang kepada masyarakat menghemat waktu dan tenaga untuk kemudian melakukan kegiatan lainnya seperti menyadap karet, memelihara ternak, mengambil rotan dan pekerjaan lainnya.

3. Kepadatan

hotspot dan jarak dari sungai Walaupun di Kalimantan Barat memiliki jaringan sungai yang cukup banyak namun dalam kegiatan pertanian penggunaan sungai sebagai akses menuju lahan pertanian bukan merupakan pilihan. Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat lebih mengutamakan jalan untuk dapat mencapai lokasi lahan karena alat transportasi dan prasarana jalan dapat membantu kemudahan mencapai lokasi pertanian masyarakat . Kemudahan dalam kepemilikan alat transportasi kendaraan roda dua untuk mencapai lokasi pertanian yang agak jauh, sudah umum digunakan oleh masyarakat. Hal ini didukung oleh data kepadatan hotspot pada Tabel 12 yang menunjukan adanya kecenderungan peningkatan kepadatan hotspot dengan bertambah jauhnya jarak dari sungai. Tabel 12 Kepadatan hotspot berdasarkan jarak dari sungai Jarak Sungai km Luas Ha Jumlah Hotspot Kepadatan Hotspot HSkm2 Jarak Sungai km Luas Ha Jumlah Hotspot Kepadatan Hotspot HSkm2 1 384823 142 0,0370 11 34055 17 0,0491 2 353792 123 0,0348 12 22742 11 0,0489 3 322282 120 0,0371 13 14933 8 0,0531 4 280222 107 0,0382 14 9626 6 0,0590 5 243587 92 0,0379 15 5305 4 0,0810 6 192049 75 0,0390 16 3180 3 0,1060 7 144348 60 0,0414 17 2671 3 0,1197 8 107122 48 0,0444 18 2047 3 0,1226 9 69654,4 32 0,0464 19 504 1 0,1177 10 46166,2 23 0,0493 47 Gambar 13. Pola hubungan kepadatan hotspot km 2 terhadap jarak dari sungai Sepertinya kondisi ini bertolak belakang dengan beberapa penelitian sebelumnya Purnama Jaya 2007; Thoha 2006. Hal ini perlu dilakukan pengkajian lebih dalam mengenai penyebab penggunaan jaringan sungai sebagai alat transportasi menjadi tidak begitu penting dalam kegiatan pertanian. Ada dugaan bahwa terjadi perbaikan sarana transportasi dan alat transportasi kendaraan yang mendukung kegiatan tersebut.

4. Kepadatan hotspot dan jarak terhadap jalan

Kepadatan hotspot berdasarkan jarak dari jalan menunjukkan pola yang jelas yaitu semakin dekat dengan jalan maka jumlah hotspot semakin banyak. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat kepadatan tertinggi dengan 0,0531 km 2 pada jarak 1000 m dan kepadatan terendah terjadi pada jarak 20000 m dari jaringan jalan yang hanya sebesar 0,0040 km 2 . Pada Gambar 14. terlihat nilai koefisien determinasi R 2 regeresi dengan model quadratic adalah 84,2 yang menunjukkan bahwa faktor keberadaan hotspot dapat dijelaskan dengan baik oleh faktor jarak terhadap jalan. Dengan semakin dekat dengan jaringan jalan maka aksesibilitas menuju lokasi pertanian menjadi semakin mudah. Kondisi ini bertolak belakang dengan kepadatan hotspot berdasarkan jarak dari sungai sehingga menjadikan jaringan jalan sebagai transportasi menuju lokasi pertanian. y = 2E-05x 3 - 6E-05x 2 - 0,000x + 0,037 R² = 0,936 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0,12 0,14 0,16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 HSKm2 Poly. HSKm2 Jarak dari sungai Km K e p a d a t a n H o t s p o t H S K m 2 48 Tabel 13 Kepadatan hotspot berdasarkan jarak dari jalan Jarak Jalan km Luas Ha Jumlah Hotspot Kepadatan Hotspot HSkm2 Jarak Jalan km Luas Ha Jumlah Hotspot Kepadatan Hotspot HSkm2 1 572566 220 0,0531 11 35254 14 0,0199 2 381310 146 0,0479 12 26000 10 0,0228 3 290576 112 0,0402 13 19943 8 0,0248 4 230994 89 0,0339 14 15533 6 0,0273 5 184983 71 0,0294 15 12611 5 0,0315 6 143132 55 0,0242 16 10909 4 0,0334 7 107510 41 0,0192 17 7735 3 0,0305 8 83855 32 0,0192 18 4796 2 0,0334 9 62772 24 0,0175 19 1760 1 0,0077 10 46469 18 0,0166 20 401 0,0040 Gambar 14 Pola hubungan kepadatan hotspot km 2 terhadap jarak dari jalan Alasan ini sangat logis mengingat kemudahan akses menuju lokasi pertanian akan menghemat waktu, tenaga dan biaya. Artinya pertimbangan ekonomis menjadi dasar berpikir dari masyarakat untuk menentukan lokasi lahan pertaniannya. Selain itu bila musim panen tiba maka pengangkutan hasil akan mudah dan mempunyai daya saing dengan kawasan yang jauh dari jaringan jalan. Dari beberapa hasil penelitian Arianti 2006; Purnama dan Jaya 2007; Samsuri 2008 menunjukkan bahwa kedekatan dengan jaringan jalan memiliki korelasi yang positif terhadap terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Oleh sebab itu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor kedekatan dengan jalan merupakan faktor penting yang mempengaruhi kejadian kebakaran di Kalimantan Barat pada tahun 2006. y = -5E-05x 3 + 0,001x 2 - 0,017x + 0,075 R² = 0,842 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 HSKm2 Poly. HSKm2 Jarak dari jalan Km K e p a d a ta n H o ts p o t H S K m 2 49

5. Kepadatan