commit to user
telah dikuasai. 4 Fasilitator, menyediakan kegiatan pelatihan dengan baik, mengatur sumber belajar yang dibutuhkan siswa,
melaksanakan pemberdayaan secara individu, kelompok kecil atau kelompok besar. 5 Penilai, membuat suatu keputusan mengenai
pengakuan atas ketrampilan atau pelatihan yang terdahulu, merencanakan dan menggunakan alat pengukuran yang tepat,
menilai prestasi siswa berdasarkan kriteria yang ditentukan dan mencatat serta melaporkan hasil penilaiannya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa indikator yang digunakan untuk mengetahui sikap profesional guru adalah
pernyataan guru yang menunjukkan adanya rasa sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju yang disertai dengan
kecenderungan tindakan yang dilakukan dalam melaksanakan tugasnya selaku tenaga pendidik yang ditunjukkan dengan
kompetensi yang dimiliki oleh guru yang meliputi : 1 Kompetensi pedagogik, 2 kompetensi kepribadian, 3 kompetensi sosial, 4
kompetensi profesional guru.
B. Hasil Penelitian yang relevan
Dalam penelitian Budi Setiono Hadi 2007 menyimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan mengenai manajemen mutu terpadu
terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Secara umum Kepala Sekolah yang menerapkan manajemen mutu terpadu di sekolahnya, cenderung
commit to user
memberikan kesempatan secara luas dan mendorong kinerja guru dalam pembelajaran lebih baik.
Ibnu Sarjono 2003 dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara sikap terhadap profesi guru dengan
kepemimpinan guru dalam proses belajar mengajar di Madrasah Aliyah Kota Surakarta. Hal ini merupakan masukan pada semua pihak yaitu
lembaga sekolah, guru serta pengelola pendidikan untuk senantiasa meningkatkan sikap positifnya terhadap profesi.
Muslih 2004 dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan guru dan
hubungan guru-murid terhadap keefektifan penyelesaian konflik di kelas.
C. Kerangka Berfikir
1. Korelasi Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008
terhadap Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Guru sebagai manajer dalam pembelajaran diharapkan mampu menunjukkan persahabatan saling percaya, saling menghargai,
mampu menciptakan kehangatan hubungan antar guru dan dengan murid, mampu menciptakan pola saluran komunikasi yang kondusif
dan jelas, mampu memberikan keteladanan dan bimbingan yang baik, serta mampu melakukan pengajaran dan latihan dengan
terampil, agar pembelajaran dapat berjalan secara optimal. Dalam
commit to user
menjalankan perannya, guru hendaknya mampu mengelola seluruh komponen pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 merupakan implementasi manajemen dalam pendidikan yang melibatkan semua
unsure pendidikan dalam mencapai tujuan. SMM ISO 9001:2008 berorientasi pada peningkatan mutu pelayanan, efisiensi, efektifitas
dan produktifitas pengelolaan lembaga pendidikan. Agar guru dapat mengelola seluruh komponen pembelajaran dengan
baik untuk memberikan pelayanan secara optimal. Implementasi Sistem manajemen Mutu ISO 9001:2008 di pendidikan kejuruan
meliputi dimensi penetapan tujuan dan strategi, perubahan budaya manajemen, kepuasan pelanggan, pelibatan dan pemberdayaan staff
dan perbaikan kualitas berkesinambungan. Dalam memberdayakan seluruh komponen, hendaknya guru memiliki kesetiaan dan
komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan
tugas lainnya, kreatifitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan
siswa, kepribadian yang baik, jujur dan obyektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya.
Dari uraian di atas dapat diasumsikan SMM ISO 9001:2008 memiliki kontribusi positif terhadap kinerja guru dalam
pembelajaran. Semakin baik Implementasi sistem manajemen mutu
commit to user
di sekolah, diasumsikan semakin tinggi pula kinerja guru dalam pembelajaran
2. Korelasi Kualitas Kepemimpinan terhadap kinerja guru dalam
pembelajaran.
Kepemimpinan adalah suatu kesiapan, kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam proses mempengaruhi, mendorong,
membimbing, mengarahkan dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan
dan pengajaran agar segenap kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan.
Seluruh pendidikan pada dasarnya kegiatan untuk memimpin atau membimbing siswa. Seorang pemimpin, guru diharapkan berperilaku
yang selalu berorientasi baik berhubungan dengan siswa maupun dengan tugas pengajarannya, sehingga kondisi belajar benar-benar
optimal. Sehingga diasumsikan kualitas kepemimpinan mempunyai kontribusi positif terhadap kinerja guru dalam pembelajaran.
3. Korelasi Sikap Profesional Guru terhadap Kinerja Guru dalam
Pembelajaran.
Sikap merupakan proses mental yang mempengaruhi pola piker dan perilaku seseorang, sehingga sikap dapat digunakan sebagai alat
untuk memprediksikan mengenai kecenderungan perilaku seseorang. Seorang guru yang mempunyai sikap positif terhadap profesinya,
akan mendorong dirinya melaksanakan tugasnya dengan baik.
commit to user
Mereka akan melaksanakan tugas dan perannya dengan sunguh- sungguh dan tidak mudah keluh kesah dalam menghadapi
permasalahan dan tantangan di kelasnya. Sikap guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarhkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Guru
mempunyai hasrat yang baik untuk mengenal dengan baik setiap murid. Guru yang mempunyai sikap positif terhadap profesinya akan
berusaha agar dapat membelajarkan dengan sukses pada setiap muridnya dan untuk menolong setiap kesulitan murid secara
perorangan. Mereka akan berusaha meningkatkan kemampunnya dalam penguasaan bahan pembelajaran, penyajian bahan pelajaran,
kemampuan memanfaatkan media pembelajaran, kepribadian guru, interaksi guru dengan siswa, interaksi guru dengan masyarakat.
Dari uraian di atas dapat diasumsikan bahwa guru yang memiliki sikap positif pada profesi akan berusaha meningkatkan kinerjanya
dalam pembelajaran. Semakin tinggi sikap professional guru, semakin tinggi pula kinerja guru dalam pembelajaran.
4. korelasi Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008,
Kualitas Kepemimpinan dan Sikap Profesional Guru terhadap Kinerja Guru dalam Pembelajaran.
Kinerja atau prestasi kerja sebagai pencapaian hasil kerja yang sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku pada masing-masing
commit to user
organisasi atau lembaga, dalam hal ini lembaga pendidikan sekolah. Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Profesional adalah pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Kinerja atau prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Prestasi kerja merupakan gabungan dari
tiga factor penting yaitu, kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta
peran dan tingkat motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi ketiga faktor diatas, semakin besarlah prestasi kerja karyawan
bersangkutan. Dalam usaha guru mempengaruhi aktifitas siswa pada pelaksanaan proses pembelajaran, perilaku guru masih perlu
difokuskan pada system manajemen, kualitas kepemimpinanny, yaitu memusatkan perhatiannya kepada proses dinamika kelompok.
Pemfokusan ini diperlukan, karena perilaku atau tindakan guru akan nampak dari gaya atau cara memimpin yang diterapkan. Disamping
itu sikap guru terhadap tugasnya dan kecakapan, ketrampilan serta
commit to user
kualitas kepeimpinn yang dimiliki guru memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Selanjutnya
untuk memudahkan melihat kerangka logis dari penelitian ini, peneliti mencoba merangkai variable-variabel yang diteliti sesuai
dengan judul penelitian. Secara skematik, kerangka piker yang diajukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Gambar 2 : Kerangka Berfikir Penelitian
Keterangan : r1 : Korelasi implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008
terhadap kinerja guru dalam pembelajaran
r1
R
r2
r3
Kinerja Guru dalam Pembelajaran Y
Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 X1
Kualitas Kepemimpinan X2
Sikap Profesionalis Guru X3
commit to user
r2 : Korelasi kualitas kepemimpinan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran
r3 : Korelasi sikap profesional guru terhadap kinerja guru dalam pembelajaran
R : Korelasi implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, kualitas kepemimpinan, sikap profesional guru secara bersama-
sama terhadap kinerja guru dalam pembelajaran
D. Hipotesis
Dari kajian teori dan kerangka berfikir di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
1. Terdapat korelasi yang signifikan mengenai implementasi sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja guru dalam pembelajaran ?
2. Terdapat korelasi yang signifikan mengenai kualitas kepemimpinan
terhadap kinerja guru dalam pembelajaran ? 3.
Terdapat korelasi yang signifikan mengenai sikap profesional guru terhadap kinerja guru dalam pembelajaran ?
4. Terdapat korelasi yang signifikan mengenai implementasi sistem
manajemen mutu ISO 9001:2008, kualitas kepemimpinan dan sikap profesional guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru dalam
pembelajaran ?
commit to user
E. Hipotesis Statistik
Berdasarkan pada masalah penelitian, hipotesis statistic dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
1 Hipotesis Pertama
H : r
x1y
= 0 tidak ada korelasi antara X
1
terhadap Y H
1
: r
x1Y
≠ 0 ada korelasi antara X
1
terhadap Y Angka hasil perhitungan tersebut, kemudian dikonsultasikan dengan
tabel r pada taraf signifikansi 5. Dengan asumsi jika r
hitung
r
tabel
, H
ditolak dan H
1
diterima, berarti ada korelasi X
1
terhadap Y, namun jika r
hitung
r
tabel
, H diterima dan H
1
ditolak, berarti tidak ada kontribusi X
1
terhadap Y 2
Hipotesis Kedua H
: r
x2y
= 0 tidak ada korelasi antara X2 terhadap Y H
1
: r
x2Y
≠ 0 ada korelasi antara X2 terhadap Y Angka hasil perhitungan tersebut, kemudian dikonsultasikan dengan
tabel r pada taraf signifikansi 5. Dengan asumsi jika r
hitung
r
tabel
, H
ditolak dan H
1
diterima, berarti ada korelasi X2 terhadap Y, namun
jika r
hitung
r
tabel
, H diterima dan H
1
ditolak, berarti tidak ada kontribusi X2
terhadap Y 3
Hipotesis Ketiga H
: r
x3y
= 0 tidak ada korelasi antara X3 terhadap Y H
1
: r
x3Y
≠ 0 ada korelasi antara X3 terhadap Y
commit to user
Angka hasil perhitungan tersebut, kemudian dikonsultasikan dengan tabel r pada taraf signifikansi 5. Dengan asumsi jika r
hitung
r
tabel
, H
ditolak dan H
1
diterima, berarti ada korelasi X
3
terhadap Y, namun jika r
hitung
r
tabel
, H diterima dan H
1
ditolak, berarti tidak ada kontribusi X
3
terhadap Y 4
Hipotesis Keempat H
: r
x1,2,3y
= 0 tidak ada korelasi antara X
1
, X
2
, X
3
terhadap Y H
1
: r
x1,2,3Y
≠ 0 ada korelasi antara X
1
,X
2
, X
3
terhadap Y Keterangan :
X
1
= Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 X
2
= Kualitas Kepemimpinan X
3
= Sikap profesional Guru Y = Kinerja Guru Dalam Pembelajaran
Angka hasil perhitungan tersebut, kemudian dikonsultasikan dengan tabel F pada taraf signifikansi 5. Dengan asumsi H
diterima dan H
1
ditolak, jika F
hitung
F
tabel
, sebaliknya H ditolak dan H
1
diterima, F
hitung
F
tabel
.
commit to user
commit to user 56
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Nana Syaodih Sukmadinata 2008 mengemukakan bahwa dalam sebuah penelitian terdapat dua jenis pendekatan yakni pendekatan kuantitatif dan
pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif didasarkan pada semua informasi atau data yang ada diwujudkan dalam angka-angka, selanjutnya berdasarkan
angka-angka tersebut dilakukan analisis dengan menggunakan statistic. Dalam penelitian ini sesuai dengan tujuannya maka peneliti
bermaksud untuk mengetahui hubungan antara beberapa variable yang berpengaruh terhadap kinerja guru. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam
penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif, karena gejala-gejala yang ada dikonversikan ke dalam bentuk angka-angka dan kemudian dianalisis dengan
menggunakan teknik statistik. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan suatu fenomena dan
perbandingan antara beberapa fenomena. Untuk itu ditinjau dari metode penelitian yang dilakukan, desainrancangan penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian deskriptif korelasional, yang ditujukan untuk menentukan besarnya arah hubungan antara variable-variabel.
Pemilihan rancangan ini dipandang relevan karena dalam penelitian ini, peneliti berusaha memotret kinerja guru dalam pembelajaran, dengan