Sikap Profesional Guru Sikap professional Guru

commit to user tersebut diperlihatkan oleh kesesuaian sikap antar waktu dan dipertahankan dalam waktu yang relatif lama. 5 Sikap bersifat spontanitas, maksudnya menyangkut sejauh mana kesiapan individu untuk menyatakan sikapnya secara spontan, sikap spontanitas yang tinggi terjadi apabila dinyatakan secara terbuka tanpa adanya desakan terhadap individu terlebih dahulu. Berdasarkan batasan-batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kecenderungan, perilaku atau perbuatan untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial yang mencakup perasaan penalaran dan tindakan seseorang terhadap aspek lingkungan di sekitarnya.

c. Sikap Profesional Guru

Pemberdayaan siswa didefinisikan sebagai upaya memberi daya atau kekuatan kepada siswa. Sebenarnya belajar dapat saja terjadi tanpa peberdayaan namun hasil belajar akan tampak jelas dari hasil suatu pemberdayaan. Pemberdayaan yang efektif ditandai dengan berlangsungnya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila dalam dirinya terjadi perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan sebagainya. Dalam pemberdayaan hasil belajar dapat dilihat langsung, oleh karena itu agar kemampuan siswa dapat dikontrol dan berkembang semaksimal mungkin dalam proses belajar di kelas maka program pemberdayaan tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh commit to user para guru dengan memperhatikan berbagai prinsip-prinsip pemberdayaan yang telah diuji keunggulannya Arief.Sadiman, 1991;12. Menurut Made Pidarta 1997:268 mendidik adalah menciptakan kesempatan dan situasi yang kondusif agar peserta didik sebagai subyek berkembang secara mandiri. Mendidik adalah suatu upaya membuat peserta didik mau dan dapat belajar atas dorongannya sendiri dalam mengembangkan bakat, pribadi dan potensi-potensi lainnya secara optimal. Lebih lanjut Made Pidarta 1997:270 menyatakan bahwa criteria keberhasilan mendidik dapat ditunjukks dengan : 1 memiliki sikap suka belajar, 2 mengetahui tentang cara belajar, 3 memiliki rasa percaya diri, 4 mencintai prestasi yang lebih baik, 5 memiliki etos kerja yang baik, 6 produktif dan kreatif, dan 7 memiliki rasa kepuasan atas keberhasilan yang dicapai. Guru sebagai pendidik yang professional hendaknya memiliki kompetensi khusus, sehingga mampu menciptakan kondisi yang memberikan kesempatan secara luas dalam pencapaian criteria tersebut. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dan PP No. 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kompetensi yang harus dimiliki tenaga pendidik guru adalah commit to user Kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi social. 1 Kompetensi pedagogic Dalam kompetensi pedagogic seorang guru harus mempunyai kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya PP RI No. 19 tahun 2005. Menurut HAK Tilaar 2002, perbuatan atau tindakan mendidik yang didasarkan teori dan konsep disebut pedagogi. Selain itu, ilmu mendidik yang didasarkan kepada kajian ilmiah disebut pedagogic. Ilmu pendidikan atau ilmu mendidik atau pedagofik merupakan suatu ilmu yang bukan semata-mata bersifat ilmu murni, juga bukan suatu tindakan yang tanpa dasar, tetapi merupakan ilmu yang diarahkan kepada tindakan ilmu praktis. Pedagogik bukan melihat proses pendidikan sekedar sebagai proses pendewasaan, proses sosialisasi, atau proses penyesuaian budaya, akan tetapi pedagogic juga mengkaji mengenai proses seorang manusia menjadi manusia sebenarnya, yang mempunyai kepribadian. Proses ini merupakan pengembangan potensi yang ada pada setiap individu agar potensi tersebut dapat dimanfaatkan commit to user bagi keluhuran martabatnya sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat. 2 Kompetensi kepribadian Pada kompetensi ini, seorang guru harus memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Selain itu, seorang guru juga mampu mengevaluasi kinerja sendiri dan mampu mengembangkan diri secara berkelanjutan. 3 Kompetensi professional Guru harus mempunyai kemampuan menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik sesuai dengan standar kompetensi. Dalam kompetensi ini seorang guru harus mampu : a Menguasai substansi bidang studi dan keilmuannya. b Menguasai struktur dan materi kurikulum bidang studi. c Menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. d Mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi. e Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui tindakan kelas. 4 Kompetensi sosial Guru menunjukkan kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan lain, commit to user orang tuawali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Selain itu guru harus mampu berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di sekolah, masyarakat, ditingkat lokal, regional, nasional, dan global serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunik asi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Pengertian tenaga sebagai jabatan profesional perlu dibedakan dari pekerjaan yang menuntut dan dapat dipenuhi lewat pembiasaan melakukan ketrampilan tertentu magang, keterlibatan langsung dalam situasi kerja dilingkunganya dengan ketrampilan kerja sebagai warisan orang tua atau pendahulunya. Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada pola mental dalam komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesinya. Menurut ISPI yang dikutip Made Pidarta 1997:266 bahwa ciri- ciri utama profesi adalah : a memiliki fungsi dan signifikansi sosial, b memiliki keahlian dan ketrampilan di tingkat tertentu, c memperoleh keahlian dan ketrampilan melalui metode ilmiah, d memiliki kerangka disiplin ilmu tertentu, e studi dalam waktu lama di pendidikan kejuruan, f pendidikan merupakan wahana sosialisasi nilai-nilai profesional dikalangan siswa-siswa yang mengikutinya, g berpegang teguh pada kode etik profesi, h memiliki kebebasan dalam memutuskan pemecahan masalah yang commit to user berkaitan dengan pekerjaannya, i memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada siswa atau yang menjadi tanggung jawabnya, j mempunyai prestise yang tinggi di masyarakat dan berhak mendapat imbalan yang layak. Dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 pasal 1 disebutkan bahwa professional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Guru sebagai jabatan profesional dalam pemberdayaan berperan sebagai; 1 penghubung yang membangun dan memelihara hubungan yang baik diantara siswa dengan penyangga pendidikan, 2 Penasehat, memberi pengarahan kepada siswa tentang strategibelajar, kegiatan-kegiatan dan urutan kegiatan yang harus diikuti, memberi motivasi dan mengmbangkan tanggung jawab belajar dari siswa, 3 Pembimbing, membantu peserta didik dalam mengembangkan rencana belajar individu, mengeembangkan cara berfikir kritis dan kemampuan memecahkan permasalahan dan mendorong dan membantu siswa melakukan refleksi atas apa yang commit to user telah dikuasai. 4 Fasilitator, menyediakan kegiatan pelatihan dengan baik, mengatur sumber belajar yang dibutuhkan siswa, melaksanakan pemberdayaan secara individu, kelompok kecil atau kelompok besar. 5 Penilai, membuat suatu keputusan mengenai pengakuan atas ketrampilan atau pelatihan yang terdahulu, merencanakan dan menggunakan alat pengukuran yang tepat, menilai prestasi siswa berdasarkan kriteria yang ditentukan dan mencatat serta melaporkan hasil penilaiannya. Dari beberapa pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa indikator yang digunakan untuk mengetahui sikap profesional guru adalah pernyataan guru yang menunjukkan adanya rasa sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju yang disertai dengan kecenderungan tindakan yang dilakukan dalam melaksanakan tugasnya selaku tenaga pendidik yang ditunjukkan dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru yang meliputi : 1 Kompetensi pedagogik, 2 kompetensi kepribadian, 3 kompetensi sosial, 4 kompetensi profesional guru.

B. Hasil Penelitian yang relevan

Dalam penelitian Budi Setiono Hadi 2007 menyimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan mengenai manajemen mutu terpadu terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Secara umum Kepala Sekolah yang menerapkan manajemen mutu terpadu di sekolahnya, cenderung

Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN BREBES

0 9 133

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL, PERSEPSI GURU TENTANG SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL, PERSEPSI GURU TENTANG SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PADA SMK BER-ISO DI KOTA SALATIGA.

0 1 15

PENDAHULUAN PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL, PERSEPSI GURU TENTANG SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PADA SMK BER-ISO DI KOTA SALATIGA.

0 1 12

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KINERJA GURU, FASILITAS BELAJAR, DAN PARTISIPASI DUNIA INDUSTRI TERHADAP MUTU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI DI JAWA BARAT.

0 5 95

MANAJEMEN MUTU PEMBELAJARAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN:Studi Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah, Kemampuan Profesional Guru, Media Pembelajaran dan Budaya Sekolah Terhadap Mutu Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Se Kabupaten Indramayu.

0 0 74

MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU :Studi tentang Kontribusi Kepemimpinan, Implementasi Manajemen Mutu Terpadu terhadap Mutu Sekolah Menengah Kejuruan Di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Subang.

0 0 38

PENGARUH MOTIVASI GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP SIKAP KINERJA GURU KEJURUAN.

0 1 57

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( Studi Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 di SMK Negeri 2 Magetan).

0 1 16

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KOTA SURAKARTA.

0 0 22

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI DI TEMANGGUNG.

0 2 191