KONTRIBUSI IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 90012008 KUALITAS KEPEMIMPINAN DAN SIKAP PROFESIONAL GURU TERHADAP KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KABUPATEN S
KONTRIBUSI IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN
MUTU ISO 9001:2008 KUALITAS KEPEMIMPINAN DAN
SIKAP PROFESIONAL GURU TERHADAP KINERJA GURU
DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN NEGERI KABUPATEN SRAGEN
TESIS
Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Teknologi Pendidikan
Disusun oleh :
Sugiyarso
S.810809233
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
(2)
commit to user
KONTRIBUSI IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 KUALITAS KEPEMIMPINAN DAN SIKAP
PROFESIONAL GURU TERHADAP KINERJA GURU
DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KABUPATEN SRAGEN
Diajukan oleh :
Sugiyarso S.810809233
Telah disetujui Tim Pembimbing Pada tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Samsi Haryanto, MPd Dr. Nunuk Suryani, MPd
Mengetahui
Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan
(3)
commit to user
LEMBAR PENGESAHAN
KONTRIBUSI IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 KUALITAS KEPEMIMPINAN DAN SIKAP
PROFESIONAL GURU TERHADAP KINERJA GURU
DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KABUPATEN SRAGEN
Oleh : Sugiyarso S.810809233
Telah disetujui dan disyakan oleh Tim Pembimbing
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Ketua Penguji Prof. Dr. Mulyoto, M..Pd NIP.194307121973011001
Sekretaris Prof. Dr. Yutmini, M.Pd
Anggota 1. Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd NIP. 194404041976031001
2. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd NIP.19661108199003200` Mengetahui
Direktur Ketua Program Studi
Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan
Prof. Drs. Suranto, MSc, Ph.D Prof. Dr. Mulyoto, MPd NIP. 195708201985031004 NIP.194307121973011001
(4)
commit to user
PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Sugiyarso NIM : S.810809233
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul :
Kontribusi Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Kualitas Kepemimpinan Dan Sikap Profesional Guru Terhadap Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kabupaten Sragen
Adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, Desember 2010 Yang membuat pernyataan
(5)
commit to user
MOTTO
The First and the most important step towards success is the feeling that we can succeed
~ Nelson Boswell
Our problems are man-made, therefore they may be solved by man. No problem of human destiny is beyond human beings.
~ John F. Kennedy
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Q.S. Al-Baqoroh : 286)
Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani (Ki Hajar Dewantoro)
(6)
commit to user
PERSEMBAHAN
Karya ini ku Persembahkan Kepada : Ibundaku dan Ayahandaku yang tersayang Isteriku Daryanti, S.Pd yang tersayang Anak-anakku tersayang, Anisa Fatqha Rufi Madani dan Hanin Khairani Ikhwan Almamaterku Tercinta
(7)
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillahi robbil’alamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang telah memberikan petunjuk, dan bimbingan pada penulis sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
Penyusunan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Magister pada Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
Dalam penyusunan tesis ini penulis telah memperoleh pertolongan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menggunakan fasilitas yang ada pada lingkungan kampus.
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan seluas-luasnya mengikuti pendidikan pada Program Pascasarjana.
3. Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan yang telah membimbing dan memotivasi dalam menyelesaikan program pembelajaran.
4. Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd, selaku pembimbing pertama, yang telah berkenan membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelitian sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
(8)
commit to user
5. Dr. Nunuk suryani, M.Pd, selaku pembimbing kedua, yang telah berkenan membimbing dan memotivasi dengan penuh kesabaran dan ketelitian sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
6. Tim Penguji Tesis ini, yang telah membantu terlaksananya ujian hingga berjalan dengan lancar.
7. Bapak Giyadi, SH, Msi, selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen yang telah memotivasi dan merestui untuk melanjutkan pendidikan di Program Pascasarjana.
8. Kepala SMK Negeri 2 Sragen, Bapak Drs. Subono yang telah berkenan memberikan ijin penelitian dan segala fasilitas yang diperlukan dalam penyusunan tesis ini.
9. Bapak Kepala SMK Negeri di Kabupaten Sragen yang telah berkenan memberikan ijin penelitian dalam penyusunan tesis ini.
10.Segenap Bapak/Ibu guru SMK Negeri di Kabupaten Sragen yang karena pengertiannya telah banyak membantu peneliti untuk menyelesaikan tesis ini.
11.Isteri tercinta Daryanti, S.Pd dan anak-anak tersayang yang telah memberikan dukungan penuh atas terselesainya tesis ini.
Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal sholeh dan mendapat imbalan dari Allah SWT.
Surakarta, Desember 2010 Penulis
(9)
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
PENGESAHAN PEMBIMBING... ii
PENGESAHAN TESIS... iii
PERNYATAAN... iv
MOTTO... v
PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
ABSTRAK... xviii
ABSTRACT... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C. Pembatasan Masalah ... 9
D. Perumusan Masalah ... 10
E. Tujuan Penelitian ... 10
(10)
commit to user
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori ... 13
1. Kinerja Guru... 13
a. Pengertian Kinerja ... 13
b. Tugas Guru dalam Pembelajaran ... 15
c. Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran ... 18
2. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 ... 22
a. Pengertian SMM ISO 9001:2008 ... 22
b. Prinsip Manajemen Mutu berdasarkan ISO 9001:2008.. 27
3. Kualitas Kepemimpinan ... 29
a. Pengertian Kualitas Kepemimpinan ... 29
b. Fungsi-fungsi Kepemimpinan ... 31
c. Prinsip-prinsip Kepemimpinan... 32
d. Ketrampilan-ketrampilan dalam Kepemimpinan ……. 34
4. Sikap Profesional Guru ... 37
a. Pengertian Profesi ………. 37
b. Pengertian Sikap ……….. 38
c. Sikap Profesional Guru ... 40
B. Hasil Penelitian yang Relevan... 46
C. Kerangka Berfikir... 47
1. Kontribusi Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Guru Dalam Pembelajaran... 49
(11)
commit to user
2. Kontribusi Kualitas Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru
Dalam Pembelajaran... 49
3. Kontribusi Sikap Profesional Guru Terhadap Kinerja Guru Dalam Pembelajaran... 49
4. Kontribusi Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Kualitas Kepemimpinan Sikap Profesional Guru Secara Bersama-sama Terhadap Kinerja Guru Dalam Pembelajaran... 50
D. Pengajuan Hipotesis ... 53
E. Hipotesis Statistik... 54
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 56
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 57
1. Tempat Penelitian ... 57
2. Waktu Penelitian ... 57
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 58
1. Populasi ... 58
2. Teknik Sampling ... 58
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 59
E. Teknik Pengumpulan data ... 62
1. Metode Angket ... 62
(12)
commit to user
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 65
1. Uji Validitas Instrumen ... 66
2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 69
G. Teknik Analisis Data ... 72
1. Uji Persyaratan Analisis ... 72
2. Analisis Data ... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 75
1. Implementasi Sistem manajemen Mutu ISO 9001:2008... 75
2. Kualitas Kepemimpinan... 77
3. Sikap Profesional Guru... 79
4. Kinerja Guru Dalam Pembelajaran... 80
B. Hasil Analisis Data Penelitian... 82
1. Hasil Uji Analisis Persyaratan Data... 82
a. Uji Normalitas... 82
b. Uji Keberartian dan Uji Linieritas... 84
c. Uji Independensi... 86
2. Hasil Analisis Data... 86
a. Kontribusi Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Guru Dalam Pembelajaran 87 b. Kontribusi Kualitas Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Dalam Pembelajaran... 87
(13)
commit to user
c. Kontribusi Sikap Profesional Guru Terhadap Kinerja Guru Dalam Pembelajaran... 87 d. Kontribusi Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 Kualitas Kepemimpinan Sikap Profesional Guru Secara Bersama-sama Terhadap Kinerja Guru Dalam Pembelajaran... 88 e. Koefisien Diterminasi, Sumbangan Relatif dan Sumbangan
Efektif... 89 f. Penafsiran Hasil Analisis Data... 90 C. Pembahasan Hasil Penelitian... 93
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN
A. Kesimpulan... 99 B. Implikasi Hasil Penelitian... 100 C. Saran-saran... 102 DAFTAR PUSTAKA
(14)
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Jumlah Guru SMK Negeri di Kabupaten Sragen ... 59
2. Distribusi Data Implementasi Sistem Manajemen ISO 9001:2008... 76
3. Distribusi Data tentang Kualitas Kepemimpinan... 78
4. Distribusi Data tentang Sikap Profesional Guru... 79
5. Distribusi Data tentang Kinerja Guru Dalam Pembelajaran... 81
6. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Independensi... 86
(15)
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1. Tahapan Implementasi SMM ISO 9001:2008... 26 2. Kerangka Berfikir Penelitian ... 52 3. Histogram Sebaran Frekuensi Skor Implementasi Sistem
manajemen Mutu ISO 9001:2008... 77 4. Histogram Sebaran Frekuensi Skor Kualitas Kepemimpinan ... 78 5. Histogram Sebaran Frekuensi Skor Sikap Profesional Guru ... 80 6. Histogram Sebaran Frekuensi Skor Kinerja Guru Dalam Pembelajaran 81
(16)
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Lampiran Hal
Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Lampiran 2. a. Angket SMM ISO 9001:2008
b. Angket Kualitas Kepemimpinan c. Angket Sikap Profesional Guru
d. Lembar Penilaian Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Lampiran 3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Iplementasi SMM ISO 9001 : 2008
b. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Kualitas Kepemimpinan
c. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Sikap Profesional guru
d. Uji Validitas dan reliabilitas Lembar Penilaian Kinerja Guru
Lampiran 4. Data Tentang Implementasi SMM ISO 9001:2008, Kualitas Kepemimpinan, Sikap Profesional Guru dan Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Lampiran 5. Hasil Uji Persyaratan Analisis Data a. Perhitungan Uji Normalitas Dara
(17)
commit to user
c. Uji Independensi
Lampiran 6. Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Lampiran 7. Perijinan
(18)
commit to user
ABSTRAK
Sugiyarso (S.810809233) Kontribusi Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Kualitas Kepemimpinan, Dan Sikap Profesional Guru Terhadap
Kinerja Guru Dalam Pembelajaran di SMK Negeri Kabupaten Sragen Tesis.
Surakarta : Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Korelasi implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhdap kinerja guru dalam pembelajaran, 2) Korelasi kualitas kepemimpinan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran, 3) Korelasi sikap profesional guru terhadap kinerja guru dalam pembelajaran, 4) Korelasi implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, kualitas kepemimpinan, dan sikap profesional guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru dalam pembelajaran.
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan korelasional. Populasi penelitian ini adalah guru SMK Negeri di Kabupaten Sragen yang berjumlah 239 guru. Dari jumlah tersebut peneliti mengambil 142 guru sebagai sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan proportional cluster random sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa : angket. Untuk mengetahui ketepatan dan kesahihan angket, dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas. Validitas yang digunakan adalah validitas butir soal. Untuk menguji validitas butir soal digunakan rumus korelasi Product moment dari Pearson dan reliabilitasnya digunakan rumus Alpha Croanbach. Teknik analisis yang digunakan adalah korelasi sederhana dan regresi ganda pada taraf signifikansi 0,05.
Dari analisis data diperoleh hasil sebagai berikut : 1) ada korelasi yang signifikan mengenai implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja guru dalam pembelajaran (rhitung > rtabel atau 0,197 > 0,159 pada taraf signifikansi 0,05), 2) ada korelasi yang signifikan mengenai kualitas kepemimpinan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran r hitung >rtabel atau 0,456 >0,159 pada taraf signifikansi 0,05), 3) ada korelasi yang signifikan mengenai sikap profesional guru terhadap kinerja guru dalam pembelajaran (rhitung > rtabel atau 0,219 > 0,159 pada taraf signifikansi 0,05, 4) ada korelasi yang signifikan mengenai implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, kulitas kepemimpinan dan sikap profesional guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru dalam pembelajaran (f hitung lebih besar dari ftabel atau 17,704 > 2,67) pada taraf signifikansi 0,05).
Kata kunci : Implementasi Sistem manajemen Mutu ISO 9001:2008, Kualitas Kepemimpinan, Sikap Profesional Guru dan Kinerja Guru Dalam Pembelajaran
(19)
commit to user
ABSTRACT
Sugiyarso (S.810809233) Contribution Implementation of Quality Management System ISO 9001:2008, Quality Leadership, And The Performance of Professional Conduct Teacher Teacher Learning in SMK In Sragen Thesis. Surakarta: Education Technology Studies Program, Post Graduate Program, Sebelas Maret University , December 2010
This research objectives are to know: 1) Corelation of implementation of ISO 9001:2008 quality management system terhdap to performance in teaching, 2) Corelation of leadership qualities on teacher performance in teaching, 3) Corelations of teachers attitude in profession to teachers performance in teaching, 4) Corelations implementation ISO 9001:2008 quality management system, quality leadership, and teachers attitude in profession and teaching experience integratedly to teacher performance in teaching.
The Research method used is survey method with the correlation approach. As population is teacher in SMK of state Sragen Regency amount 239 teachers. Of these researchers took a sample of 142 teachers. Sampling was done with proportional cluster random sampling. The instrument used to collect data in the form: questionnaire. To determine the accuracy and validity of the questionnaire, conducted with test validity and reliability. The validity of items used is a matter of validity. To test the validity of the point about formulas used correlation Pearson Product Moment and reliability of the formula used Alpha Croanbach. The analysis technique used is simple and multiple regression correlation at the 0.05 level.
From the data analysis, as follows: 1) there is a significant corelation on the implementation of ISO 9001:2008 quality management system on the performance of teachers in learning (raunt> rtable or 0.197> 0.159 at significance level 0.05), 2) there is a significant corelation about the quality of leadership on the performance of teachers in the learning of (r count> rtable or 0.456> 0.159 at significance level 0.05), 3) there is a significant corelation on a teacher's professional attitude towards performance of teachers in learning (rcount> rtable or 0.219> 0.159 at significant level 0.05, 4) there is a significant corelation on the implementation of ISO 9001:2008 quality management system, professional-quality leadership and attitudes of teachers together to the performance of teachers in learning (F count > Ftable or 17.704> 2.67) on significance level 0.05). Keywords: Implementation of Quality Management System ISO 9001:2008, Quality Leadership, teacher’s attitude profession, and teacher’s performance in teaching.
(20)
(21)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia adalah sumber daya manusia yang memiliki karakter dan kemampuan untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Kualitas sumber daya manusia tersebut dapat dihasilkan melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, guru mempunyai fungsi, peran dan kedudukan yang sangat strategis.
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional pasal 39 ayat (2) menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga professional. Kedudukan guru sebagai pendidik professional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga Negara dalam memperoleh pendidikan yang bermutu.
Kebijakan “guru sebagai profesi” merupakan langkah transformative untuk mengubah jabatan guru sebagai profesi yang dapat meningkatkan mutu guru secara sistematik dan berkelanjutan. Disamping mengatur perlindungan terhadap hak-hak guru, UU guru juga memberikan peluang dan rangsangan berprestasi bagi guru dalam menjalankan tugasnya. Diharapkan bahwa
(22)
peningkatan mutu guru berlangsung secara berkelanjutan sebagai factor kunci dalam peningkatan mutu pendidikan nasional.
Dalam Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan Dosen pada pasal 5 disebutkan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogic, komptensi kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi, pelatihan dan pengalaman professional. Sejalan dengan itu Sudijarto (2001:60) mengemukakan bahwa kemampuan professional yang seharusnya dikuasai guru yaitu : penguasaan materi mata pelajaran yang memadai,kemampuan merencanakan program pembelajaran, kemampuan mengelola pembelajaran, kemampuan menilai kemampuan belajar, kemampuan mendiaknosis kesulitan belajar, dan kemampuan melaksanakan administrasi kurikulum.
Pendapat tersebut semakin memperkuat anggapan serta menambah keyakinan bahwa tinggi rendahnya mutu pendidikan ditentukan oleh tinggi rendahnya mutu guru. Winarno Surakhmad (1999:61) menyatakan bahwa kecakapan serta pengetahuan dasar seorang guru terletak dalam sedikitnya empat bidang utama, yaitu : 1) Guru harus mengenal murid yang dipercayakan padanya, 2) Guru mempunyai kecakapan memimpin atau membimbing, 3)Guru memiliki dasar pengetahuan yang luas tentang tujuan pendidikan, 4) Guru memiliki pengetahuan yang bulat dan baru mengenai ilmu yang diajarkan. Dedi Supriyadi (1999:176) seorang guru dikatakan memiliki kompetensi, jika memenuhi tiga criteria yaitu : 1) guru benar-benar menguasai bidang yang menjadi keahliannya, 2) guru memiliki ketrampilan mengajar, 3)
(23)
guru memiliki integritas pribadi sebagai pendukung nilai-nilai yang akan dikembangkan.
Raka Joni (2004:1) secara lebih rinci mengemukakan bahwa salah satu aspek kelemahan pendidikan kita yaitu : kinerja guru mengelola pembelajaran, sebagai titik strategis yang harus ditingkatkan, pembelajaran merupakan titik temu yang menentukan didalam proses pelaksanaan misi guru dengan pelaksanaan kewajiban suyek didik di sekolah. Hal itu memang ada benarnya, karena jika ditelusuri dari berbagai literatur yang ada, guru memiliki peran yang cukup strategis dalam pembelajaran yang dilakukan diberbagai lembaga pendidikan.
Dalam berbagai literature tentang pendidikan diakui bahwa guru sebagai fasilitator memegang peranan yang strategis dalam proses belajar yang ada. Banyak keluhan rendahnya mutu pendidikan dengan melihat sosok kualitas guru khususnya yang menjadi penyebab rendahnya mutu pendidik. Oemar Malik (2001:27) menyatakan bahwa guru merupakan key person dalam kelas, guru yang memimpin dan mengarahkan kegiatan belajar para siswa. Apabila pendidikan dilihat sebagai proses produksi, maka guru merupakan salah satu input instrumental yang bertanggungjawab mengembangkan potensi siswa yang memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang lebih sempurna. Bahkan guru dianggap sebagai seorang yang perkataannya dipercaya (digugu) dan perangainya dapat dipercaya (ditiru).
Tenaga guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai peran sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan dalam pencapaian tujuan
(24)
pendidikan selain tenaga kependidikan lainnya, karena guru langsung bersinggungan dengan peserta didik. Peran guru untuk memberikan bimbingan yang muaranya akan menghasilkan tamatan yang diharapkan. Untuk itu kinerja guru harus senantiasa ditingkatkan. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dilakukan dengan cara memberikan motivasi, mengadakan supervisi, memberikan insentive, memberikan kesempatn yang baik untuk berkembang dalam karir, meningkatkan kemampuan, kondisi kerja yang kondusif, pengalaman kerja, menciptakan kesadaran untuk mencintai profesinya, dan kualitas kepemimpinan yang baik. Sementara kinerja guru dapat ditingkatkan apabila yang bersangkutan memahami mekanisme kerja, dan memahami harapan-harapan yang akan diraih sebagai bentuk pengakuan hasil kerjanya (performance).
Kinerja guru atau prestasi kerja (performance) merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan waktu. Kinerja guru akan baik jika guru telah melaksanakan unsure-unsur yang terdiri dari kesetiaan dan komitmen yang tingi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreatifitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik jujur dan obyektif dalam membimbing siswa, serta tanggungjawab terhadap tugasnya.Oleh karena itu tugas kepala sekolah
(25)
selaku manajer adalah melakukan penlaian terhadap kinerja guru. Penilaian ini penting untuk dilakukan meningat fungsinya sebagai alat motivasi bagi pimpinan kepada guru maupun bagi guru itu sendiri.
Sejalan dengan rumusan tersebut, kinerja atau prestasi kerja sebagai pencapaian hasil kerja yang sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku pada masing-masing organisasi atau lembaga, dalam hal ini lembaga lembaga pendidkan sekolah. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi, peserta didik pada jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi kinerja guru dalam menjalankan tugas dan perannya, misalnya manajemen sekolah, kondisi lingkungan kerja, gaya kepemimpinan kepala sekolah, kelengkapan sarana prasarana, pengalaman kerja, sikap guru terhadap profesinya, kompetensi guru, kondisi siswa dan sebagainya. Pada penelitian ini, lebih difokuskan pada sistim manajemen mutu, pola kepemimpinan, dan sikap profesional guru kaitanya dengan kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya.
Kinerja guru merupakan bagian dari komponen pembelajaran yang memiliki posisi yang strategis dalam memberdayakan seluruh komponen yang tersedia. Posisi tersebut sangat dipengaruhi oleh manajemen yang diterapkan
(26)
oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan. Salah satu manajemen yang diterapkan dilembaga pendidikan dalam menggerakkan seluruh komponen pendidikan dalam meningkatkan kualitas lulusan adalah Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 merupakan pendekatan dalam pendidikan yang melibatkan semua unsure pendidikan dalam mencapai tujuan. SMM ini berorientasi pada peningkatan mutu pelayanan, efisiensi, efektifitas dan produktifitas pengelolaan lembaga pendidikan. Dalam lembaga pendidikan SMM bermula dari peserta didik sebagai input dan berakhir pada peserta didik sebagai output dan outcomes. Proses SMM memiliki input yang spesifik (keinginan, kebutuhan dan harapan peserta didik), transformasi (memproses input dalam lembaga pendidikan), dan memberikan kepuasan pada peserta didik. Dalam SMM, guru memiliki posisi yang sangat strategis dalam memberdayakan seluruh komponen yang ada, namun dalam realita menunjukkan bahwa sebagian besar guru di SMK Negeri Kabupaten Sragen belum memiliki komitmen yang optimal dalam melaksanakan tugasnya sesuai implementasi SMM ISO 9001:2008.
Sikap guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Secara individual dan berkenalan untuk menolong murid didalam penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi. Guru harus berusaha agar dapat mengajar dengan sukses untuk setiap muridnya dan siap untuk menolong setiap kesulitan murid secara perorangan. Guru hendaknya memnadang dirinya
(27)
sebagai guru dan manusia sebagai sumber bukan sebagai penjaga kedisiplinan. Sejalan dengan itu Winarno Surakhmad (1998:150) mengemukakan bahwa salah satu peran guru sebagai tenaga profesi tenaga pendidikan adalah pemimpinan yang profesional. Dimyati dan Mudjiono (1999:12) menjelaskan bahwa guru diharapkan menjadi wasit, pelerai kecemasan detektif, pencegah timbulnya perasaan permusuhan dan frustasi, teman dan orang kepercayaan, pengganti orang tua, sumber kasih sayang, serta pemberi semangat. Menurut Mochtar Buchri (2001:27) seluruh pendidikan pada dasarnya kegiatan untuk memimpin atau membimbing siswa. Seorang pemimpin, guru diharapkan berperilaku yang selalu berorientasi baik berhubungan dengan siswa maupun dengan tugas pengajarannya, artinya guru harus mampu menunjukkan persahabatan saling percaya, saling menghargai, menciptakan kehangatan hubungan anatara guru dengan kelompok atau sesama siswa. Juga mampu mengorganisasi dan menetapkan pola saluran komunikasi yang jelas dan menjelaskan cara, yang harus dilakukan siswa, sehingga kondisi belajar benar-benar optimal. Namun kenyataannya banyak guru yang telah lama bekerja sebagai guru, tetapi masih banyak yang melaksanakan tugas dengan menggunakan pendekatan konvensional, kurang inovatif dan produktif. Disampin itu ada guru dalam mengajar belum memiliki perangkat yang mendukung pembelajaran secara lengkap atau kurang professional. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi kinerja guru yang bersangkutan. Maka dari itu diperlukan penelitian yang berkaitan dengan factor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam pembelajaran. Adapun judul penelitian ini adalah
(28)
Kontribusi Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 Kualitas Kepemimpinan dan Sikap Profesional Guru terhadap Kinerja Guru dalam Pembelajaran.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat ditemukan beberapa permasalahan yang terkait dengan kinerja guru, yaitu :
1. Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kabupaten Sragen merupakan bentuk pembelajaran yang dilaksanakan dengan menciptakan hubungan komunikasi yang baik antara siswa dengan guru secara kondusif agar para siswa dapat meningkatkan kemampuan dirinya secara baik, namun sebagian besar guru masih menerapkan pendekatan pembelajaran konvensional, dalam implementasinya guru masih dominan dalam pembelajaran, guru aktif siswa pasif, sehingga menimbulkan suasana pembelajaran kurang kondusif.
2. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 merupakan pendekatan pengelolaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang melibatkan seluruh komponen pendidikan yang melingkupinya dengan mendasarkan pada pelayanan yang optimal pada pelanggan, namun masih banyak komponen SMK yang belum terlibat secara optimal dalam pencapaian tujuan pembelajaran, khusunya guru.
3. Dalam proses pendidikan para guru di SMK Negeri Kabupaten Sragen dituntut untuk memiliki sikap positif terhadap profesinya sebagai
(29)
pembimbing, pengajar, pelatih dan penasehat dalam pembelajaran, dan diwujudkan dalam perilaku mengajar dan dokumen-dokumen bahan ajar, namun implementasinya masih ada sebagian guru yang belum melaksanakan tugasnya dengan baik.
4. Dalam pendidikan inovatif peran guru lebih bersifat sebagai pembimbing proses belajar sehingga materi yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran memenuhi keinginan peserta didik, namun materi pembelajaran yang disampaikan sering tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
5. Guru sebagai opinion leader inovatif membimbing, mengarahkan dan selalu tanggap terhadap perubahan dan selalu berinovasi dalam pembelajaran, namun kenyataannya dalam mengajar guru masih menunggu perintah atasan.
6. Guru sebagai sosok pemimpin yang harus digugu dan ditiru, selain mengajar harus juga mendidik serta memberikan contoh perilaku yang baik dalam kesehariannya kepada peserta didik, namun kenyataannya masih banyak guru yang hanya sekedar mengajar tetapi belum mendidik atau memberi ketauladanan.
C. Pembatasan Masalah
Sebenarnya banyak factor yang mempengaruhi kinerja guru dalam pembelajaran. Mengingat berbagai keterbatasan kemampuan yang ada dalam peneliti, maka dalam penelitian ini dibatasi pada permasalahan pokok dari
(30)
sejumlah variable diduga mempunyai hubungan dengan kinerja guru dalam pembelajaran yang meliputi : 1) Implemetasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, 2) Kualitas Kepemimpinan, dan 3) Sikap professional guru
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan permasalahan di atas, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat korelasi yang signifikan mengenai implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja guru dalam pembelajaran ?
2. Apakah terdapat korelasi yang signifikan mengenai kualitas kepemimpinan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran ?
3. Apakah terdapat korelasii yang signifikan mengenai sikap profesional guru terhadap kinerja guru dalam pembelajaran ?
4. Apakah terdapat korelasi yang signifikan mengenai implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, kualitas kepemimpinan dan sikap profesional guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru dalam pembelajaran ?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui korelasi implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja guru dalam pembelajaran .
(31)
2. Untuk mengetahui korelasi kualitas kepemimpinan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran
3. Untuk mengetahui korelasi sikap profesional guru terhadap kinerja guru dalam pembelajaran
4. Untuk mengetahui korelasi implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, kualitas kepemimpinan dan sikap profesional guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru dalam pembelajaran
F. Manfaat Penelitian
Hasil peneltian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Dari segi praktis
a. Bagi kepala sekolah untuk menentukan kebijakan guna mendukung setiap upaya kondusif dalam menumbuhkan sikap professional guru dalam pembelajaran.
b. Bagi guru : 1) melaksanakan struktur pembelajaran yang lengkap, 2) memperbaiki kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya.
c. Bahan pertimbangan pengambil kebijakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memperhatikan factor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam pembelajaran.
(32)
2. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran yang berkaitan langsung dengan kinerja guru dalam pembelajaran.
b. Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, kualitas kepemimpinan, sikap professional guru terhadap kinerja guru dalam pembelajaran
(33)
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori 1. Kinerja Guru
a. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, work
performance atau job performance tetapi dalam bahasa Inggrisnya sering disingkat menjadi performance saja. Kinerja dalam bahasa Indonesia sering disebut juga prestasi kerja. Kinerja atau prestasi kerja sering diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, ketrampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu. Masalah kinerja selalu mendapat perhatian dari manajemen
karena sangat berkaitan dengan produktifitas lembaga atau organisasi.
“performance = Ability + motivation”. Dan factor-faktor utama yang mempengaruhi kinerja adalah kemampuan dan kemauan. Memang diakui bahwa banyak orang mampu tetapi tidak mau sehingga tetap tidak menghasilkan kinerja. Demikian pula banyak orang mau tetapi tidak mampu juga tetap tidak menhasilkan kinerja apa-apa. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan bekerja, dengan kata lain bahwa kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kerja.
(34)
Heri Simamora (1999:423) menyatakan bahwa prestasi kerja (performance) diartikan sebagai suatu pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan baik kuantitas maupun kualitasnya. Hasibuan (2001:94) mendefinisikan prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga factor penting yaitu, kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi ketiga faktor diatas, semakin besarlah prestasi kerja guru bersangkutan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa apabila seorang pegawai telah memiliki kemampuan dalam penguasaan bidang pekerjaannya, mempunyai minat untuk melakukan pekerjaan tersebut, adanya kejelasan pean dan motivasi pekerjaan yang baik, maka orang tersebut memiliki landasan yang kuat untuk berprestasi lebih baik.
Menurut Hendri Simamora (1999:415) Ukuran kinerja secara umum meliputi : (1) kualitas kerja, (2) kuantitas kerja (3) pengetahuan tentang pekerjaan (4) pendapat atau pernyataan yang disampaikan (5) keputusan yang diambil (6)perencanaan kerja (7) daerah organisasi kerja.
(35)
Jika kinerja adalah kuantitas dan kualitas pekerjaan yang diselesaikan oleh individu, maka kinerja merupakan output peaksanaan tugas. Kinerja mempunyai hubungan yang erat dengan masalah produktivitas, karena merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi. Hasibuan menyatakan bahwa produktivitas adalah perbndingan antara keluaran (output) dengan masukan (input). Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Sedarmayanti (2001) antara lain : (1) sikap mental (motivasi kerja, disiplin kerja, etika kerja); (2) pendidikan; (3) ketrampilan; (4) manajemen kepemimpinan; (5) tingkat penghasilan; (6) gaji dan kesehatan; (7) jaminan social; (8) iklim kerja (9) sarana prasarana; (10) teknologi; (11) kesempatan berprestasi.
Bertolak dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kinerja guru atau prestasi kerja (performance) adalah hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu dengan output yang dihasilkan tersermn baik kuantitas maupun kualitasnya
b. Tugas Guru dalam Pembelajaran
Guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai peran sangat besar dan strategis dalam menentukan keberhasilan tujuan pendidikan. Guru secara langsung bersinggungan dengan peserta didik
(36)
dalam memberikan bimbingan, pengajaran dan pelatihan yang muaranya akan menghasilkan tamatan yang diharapkan. Dalam melaksanakan tugasnya, guru tidak berada dalam lingkungan yang kosong. Guru sebagai bagian dari sebuah ”mesin besar” pendidikan nasional, dan karena itu guru terikat pada rambu-rambu yang telah ditetapkan secara nasional mengenai kegiatan yang mesti dilakukannya. Dalam konteks profesionalisme guru, mengajar dianggap sebagai pekerjaan profesional, maka guru dituntut untuk profesional dalam melaksanakan tugasnya.
Dalam Undang-undang nomor 14 tahun 2005 pasal 1 dinyatakan bahwa guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Kedudukan guru sebagai tenaga professional berfungsi untuk meningkatkan martabat, dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Guru sebagai agen pembelajaran (learning agent) memiliki peran sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan memberi inspirasi belajar bagi peserta didik.
Kedudukan guru sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan system pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
(37)
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Guru memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam membantu mengembangkan kemampuan peserta didik secara optimal dan menyeluruh. Berbagai aspek bidang kemampuan yang dimiliki peserta perlu mendapat perhatian dan stimulans dari para guru melalui proses pengajaran, pembimbingan, dan pelatihan dalam proses pendidikan.
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 pasal 20 mengamanatkan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban :
1) merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran
yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
2) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan
kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;
3) Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan
jenis kelmin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
4) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan
kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika, dan memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.
(38)
Untuk itu kinerja guru harus selalu ditingkatkan. Upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja itu biasanya dilakukan dengan cara memberikan motivasi, mengadakan supervisi, memberikan insentif, memberikan kesempatan yang baik untuk berkembang dalam berkarir, meningkatkan kemampuan, yang didukung dengan ualitas kepemimpinan yang baik. Sementara kinerja guru dapat ditingkatkan apabila yang brsangkutan mengetahui kondisi yang diharapkan dan aturan main yang jelas dalam menetapkan harapan-harapan yang akan diperoleh melalui hasil kerjanya.
Dari uraian diatas dapat dirumuskan bahwa tugas guru dalam pembelajaran meliputi : mendidik dan mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi aktifitas pembelajaran peserta didik.
c. Penilaian Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Tugas Kepala Sekolah terhadap guru salah satunya adalah melakukan penilaian atas kinerjanya. Penilaian inimutlak dilaksanakan untuk mengetahui kinerja yang telah dicapai oleh guru. Apakah kinerja yang dicapai setiap guru baik, sedang, kurang. Penilaian ini penting bagi setiap guru dan berguna bagi sekolah dalam menetapkan kegiatannya.
Dengan penilaian berarti guru mendapat perhatian dari atasannya sehingga dapat mendorong mereka untuk bersemangat bekerja, tentu saja asal penilaian ini dilakukan secara objektif dan jujur serta ada
(39)
tindak lanjutnya. Tindak lanjut penilaian ini guru memungkinkan untuk memperoleh imbalan balas jasa dari sekolah seperti memperoleh kenaikan jabatan seperti menjadi wakil, ketua jurusan, modal untuk mendapatkan kenaikan pangkat dengan system kredit.
Penilaian kinerja menurut Heri Simamora (1999:445) adalah alat yang berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari para guru, tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivasi kalangan guru. Sejalan dengan pendapat tersebut, Hasibuan (2001:87) menyatakan penilaian prestasi adalah kegiatan kepala sekolah untuk mengevaluasi perilaku prestasi kerja guru serta menetapkan kebijaksanaan selanjutnya.
Dalam penilaian kerja tidak semata-mata menilai hasil fisik, tetapi pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan yang menyangkut berbagai bidang seperti kemampuan, kerajinan, disiplin, hubungan kerja atau hal-hal khusus sesuai bidang tugasnya semuanya layak untuk dinilai. Unsur prestasi guru yang dinilai oleh setiap organiasi tidaklah selalu sama, tetapi pada dasarnya unsure-unsur yang dinilai itu mencakup seperti hal-hal di atas. Demikian juga untuk menilai kinerja guru, unsure-unsur yang telah dipaparkan di atas dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk melakukan penilaian namun tentu saja berkaitan dengan profesinya sebagai guru dengan utamanya sebagai pengajar.
Dalam jurnal pendidikan, Educational Leadership edisi 1993
(40)
Menurut jurnal itu untuk menjadi professional, seorang guru dituntut
untuk memiliki lima hal : Pertama, guru mempunyai komitmen kepada
siswa dan proses belajarnya. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru
adalah kepada kepentingan siswa; Kedua, guru menguasai secara
mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada siswa. Bagi guru hal ini merupakan dua hal
yang tidak dapat dipisahkan; Ketiga, Guru bertanggung jawab
memantau hasil beljr siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar;
Keempat, guru mampu berfikir sistematis tentang yang akan
dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Artinya, harus selalu ada waktu bagi guru guna mengadakan refleksi dan koreksi terhadap aktivitas yang dilakukannya. Untuk bias belajar dari pengalaman, guru harus tahu bagian yang benar dan salah, serta baik dan buruk
dampaknya pada proses belajar siswa; Kelima, guru seyogyanya
merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
Menurut Undang-undang nomor 14 thun 2004 tentang Guru dan Dosen disbeutkan bahwa kopetensi merupakan seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kmpetensi social, dan kompetensi professional yang
(41)
diperoleh melalui pendidikan profesi, pelatihan dan pengalaman professional. Kompetensi pedagogic adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.
Sehubungan dengan uraian tersebut, maka secara rinci kinerja guru dalam pembelajaran yang diukur dalam penelitian ini merupakan penilaian yang dilakukan oleh kepala sekoalah selaku supervisor kepada guru yang menyngkut tugasnya sebagai pengajar. Dalam lembar penilaian guru (LPKG) yang dikeluarkan oleh Diknas (2006 : 180-197) dinyatakan bahwa penilaian kinerja guru meliputi : 1) penilaian guru dalam merencanakan pembelajaran, 2) penialain guru dalam melaksanakan pembelajaran, 3) penilaian guru dalam hubungan pribadi. Kinerja guru dalam pembelajaran yang diukur dalam penelitian ini berdasarkan total skor yang diperoleh dari hasil penilaian kepala sekolah terhadap guru dengan indicator-indikator sebagai berikut : 1) penilaian guru dalam merencanakan pembelajran, terdiri dari : a) merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran, b) merencanakan pengorganisasian bahan pembelajaran, c) merencanakan pengelolaan kelas, d) merencanakan penggunaan peralatan dan metode pembelajaran, e) merencanakan penilaian prestasi belajar, 2) penilaian guru dalam melaksanakan pembelajaran, terdiri dari : a) memulai pembelajaran, b) mengelola kegiatan pembelajaran, c) mengorganisasi waktu, siswa dan fasilitas pembelajaran, d) melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar, e) mangakhiri pembelajaran, 3) Penilaian
(42)
melaksanakan hubungan antar pribadi, terdiri dari : a) membantu mengembangkan sikap positif pada diri murid, b) menampilkan kegairahan dan kesungguhan dalam pembelajaran, c) mengelola interaksi perilaku di dalam kelas.
2. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 a. Pengertian SMM ISO 9001:2008
Indradinata (2006:6) menjelaskan bahwa ISO (The Standart
Organization for Standarization) adalah suatu federasi badan standar nasional seluruh dunia yang berasal lebih dari 100 negara. Selain itu, regristrasi sistem manajemen mutu ISO 9000 yang telah ada di lebih dari 32 negara menunjukkan bahwa ISO 9000 merupakan standar yang bersifat umum dan dapat diterapkan berbagai jenis organisasi dan industri (Indradinata 2006:8). Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Mendéz (2006:2) bahwa :
The ISO 9000 quality assurance standard became popular throughout the world, many companies have successfully implemented it; in fact, 561,747 companies had obtained certification by December 2002(ISO 9000 patokan jaminan mutu menjadi populer sepanjang dunia, banyak perusahaan sudah dengan sukses menerapkannya; sesungguhnya, 561,747 perusahaan telah memperoleh sertifikasi pada Desember
2002).
ISO adalah organisasi non pemerintah yang didirikan pada tahun 1947. Misi dari ISO adalah meningkatkan pengembangan standarisasi dan aktivitas yang terkait dengan Sistem Manajemen Mutu (SMM). Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 adalah suatu standar
(43)
internasional untuk sistem manajemen mutu/kualitas. ISO 9001:2008 menetapkan persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu. ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk akan tetapi lebih menekankan pada standar mutu dalam proses manajemen organisasi.
ISO memiliki standar, pedoman dan laporan teknis yang terangkum didalamnya dan dinamai ISO 9000 series, diantaranya ISO 9001:2008. ISO 9001:2008 berisi persyaratan standar yang digunakan untuk mengakses kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang sesuai. ISO 9001:2008 ini dikembangkan untuk meningkatkan kesesuainnya dengan standar lain, seperti ISO 14001:1996, ISO 17025:2005, ISO 22000:2005 dan OHSAS 18001. Seperti dijelaskan oleh Depdiknas khususnya Direktorat Pembinaan SMK halaman 5 dan 6 dengan gambarnya :
KELUARGA ISO 9000 :2008
ISO 9001 :2008, Sistem Manajemen Mutu , Persyaratan - persyaratan ISO 9004 :2000, Sistem Manajemen Mutu, Panduan utk peningkatan kinerja ISO 9000 :2000, Sistem Manajemen Mutu - Fundamental dan Kosakata ISO Seri 10011 , ISO Seri 19011: 2002 , Panduan Audit SMM
(44)
Suatu produk yang berupa barang ataupun jasa apabila akan dibuat maka pihak produsen dan pihak konsumen akan membuat standar yang digunakan untuk menetapkan spesifikasi produk yang dihasilkan. Dikarenakan kebutuhan yang semacam itulah maka perlu disusun standar suatu produk oleh berbagai Negara di dunia. Standar produk tidak hanya terdiri dari standar fisik produk saja tetapi juga adanya standar tentang pengelolaan atau manajemen.
Kebutuhan untuk membuat standar manajemen itulah beberapa Negara bersatu membuat standar yang diberi nama sistem Standar Manajemen Mutu (SMM) menurut ISO. ISO adalah organisasi international yang berupa lembaga pemberi kewenangan tentang standar mutu internasional, sehingga standar tersebut sering disebut Standar Internasional. Sertifikat yang diberikan kepada produsen atau institusi dari ISO 9001:2008 membuktikan bahwa organisasi yang menerimannya menerapkan sistem manajemen ISO dengan baik dan benar. Melalui penerapan sistem Manajemen Mutu menurut ISO 9001:2008 tersebut sebuah organisasi dapat menjamin bahwa mutu yang dihasilkan telah dikelola dengan baik. Sistem tersebut telah banyak digunakan hampir diseluruh dunia termasuk Indonesia saat ini.
Standart ISO 9001:2008 sebagai standar mutu internasional yang telah diadopsi oleh banyak Negara, tentu saja banyak faktor positif yang menguntungkan. Menurut Indradinata (2006 : 14) manfaat
(45)
menerapkan ISO 9001:2008 dibagi menjadi dua yaitu manfaat secara eksternal dan secara internal.
Manfaat secara eksternal itu diantaranya :
a.Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan.
b.Meningkatkan citra organisasi menjadi lebih baik.
c.Menjamin peningkatan mutu organisasi secara terus
menerus.
d.Meningkatkan kompetisi dengan organisasi lain.
Manfaat secara internal tersebut diantaranya :
a.Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh
karyawan dan manajer organisasi melalui prosedur yang benar.
b.Meningkatkan system kerja yang lebih baik dan konsisten.
c.Meningkatkan efektifitas dan efisiensi produk yang
dihasilkan sesuai dengan keinginan pelanggan.
d.Media untuk meningkatkan organisai dan perkembangan
secara berkelanjutan.
Pada tahap penerapan ISO harus melalui beberapa tahapan mulai dari penetapan komitmen, pembentukan tim sampai pada proses sertifikasi. Secara skema tahap proses sertifikasi dari ISO 9001:2000 dapat digambarkan sebagai berikut (Indradinata 2006:19) :
(46)
Gambar 1 : Tahapan Implementasi SMM ISO 9001:2008
Permohonan organisasi “Quotation”
Laporan Pra Audit Pra Audit Tindak Koreksi
Kontrak
Ketidaksesuaian
Tindak Koreksi Ketidaksesuaian
Pengawasan Berkala Setifikasi
Tindak Lanjut
Kaji Ulang Dokumen Tidak Dapat Diterima
Dapat Diterima
Audit
Tidak Dapat Diterima Dapat Diterima
(47)
b.Prinsip manajemen mutu berdasarkan ISO 9001:2000
ISO 9001:2000 disusun berlandaskan pada delapan prinsip
manajemen kualitas yang dapat digunakan sebagai acuan kerja (frame
work) yang membimbing organisasi pada peningkatan kinerja.
Prinsip-prinsip ini ditulis berdasarkan pengetahuan dan pengalaman oleh komite teknik ISO selaku yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pengembangan standar-standar ISO 9000.
Gaspersz (2005:75-84) dan Sudarto (2005:13-16) menjelaskan delapan prinsip manajemen mutu yang menjadi landasan penyusunan ISO 9000 adalah sebagai berikut :
a. Fokus Pelanggan, organisasi tergantung kepada pelanggan mereka.
Oleh karena itu organisasi yang menerapkan SMM ISO 9001:2000 harus mempelajari kebutuhan pelanggan diwaktu sekarang, dan yang akan datang dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut.
b. Kepemimpinan, pemimpin organisasi harus berusaha menetapkan
kesatuan tujuan dan arah organisasi. Pemimpin harus menciptakan suasana yang kondusif kepada semua komponen internal agar orang-orang dapat secara penuh terlibat dalam pencapaian tujuan.
c. Keterlibatan orang-orang, orang adalah sebagai komponen dalam
organisasi mereka merupakan faktor yang sangat penting dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh akan mensukseskan dalam pencapaian tujuan.
(48)
d. Pendekatan proses,suatu hasil yang diinginkan akan tercapai lebih efektif dan efisien apabila sumberdaya dan aktifitas yang berkenaan dengan hasil dikelola sebagai proses.
e. Pendekatan sistem terhadap manajemen, mengidentifikasi,
pemahaman dan pengelolaan dari proses yang saling berkaitan dalam suatu sistem akan memberikan kontribusi efektif dan efisien dalam mencapai tujuan.
f. Peningkatan terus menerus, peningkatan terus menerus
didefinisikan sebuah upaya terus-menerus meningkatkan efektifitas dan/atau efisiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi itu. Peningkatan terus menerus dan berkelanjutan (Improvement continuous and continental) dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus menjadi tujuan tetap dari organisasi.
g. Pendekatan fakta dalam pembuatan keputusan, fakta yang didapat
dari analisis data dan informasi dapat menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah kualitas dapat terpecahkan lebih efektif dan efisien.
h. Hubungan pemasok yang saling menguntungkan, organisasi dan
pemasoknya adalah saling tergantung. Suatu hubungan antara organisasi dan pemasok yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama.
Dari pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa indikator yang digunakan untuk mengetahui implementasi sistem manajemen mutu
(49)
ISO 9001:2008 adalah kepuasan pelanggan menurut persepsi guru, keterlibatan total, pengukuran, komitmen dan perbaikan keberlanjutan.
3. Kualitas Kepemimpinan
a. PengertianKualitasKepemimpinan
Istilah kualitas mengandung berbagai macam makna. Pada dasarnya kualitas merupakan suatu istilah yang merujuk pada suau kondisi kesesuaian dengan persyaratan atau tuntutan, bebas dari kerusakan dan memberikan kepuasan bagi pemakainya. Reeves & Bednar dalam Lestari (1999) mendefinisikan kualitas sebagai nilai, kesesuaian suatu spesifikasi atau persyaratan tertentu atau juga kecocokan manfaat. Sementar Spencer dalam Lestari (1999) menjabarkan kualitas sebagai suatu yang memuaskankonsumen, sehingga setiap upaya pengembangan kualitas harus dimulai dari pemahaman terhadap persepsi dan kebutuhan konsumen.
Kepemimpinan adalah kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. (T. Hani Handoko, 1997:294).
Definisi lain dari kepemimpinan adalah merupakan suatu kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing dan mengarahkan atau mengelola orang lain agar mereka mau berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan bersama (Burhanuddin,1994 :62) . Dalam pengertian ini seseorang yang ingin diakui sebagai pemimpian harus memiliki kelebihan dalam beberapa fungsi diatas,
(50)
yakni:mempengaruhi, membimbing sampai pada mengelola orang lain. Sedangkan menurut Wiles dalam Burhanuddin (1994:62) kepemimpinan merupakan segenap bantuan yang dapat diberikan oleh seseorang bagi penetapan dan pencapaian tujuan kelompok.
Dari beberapa batasan tersebut bila kita garis bawahi bahwa kepemimpinan atau kegiatan memimpin merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk mempengaruhi, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan orang-orang yang dipimpin supaya mereka mau bekerja dengan penuh semangat dan kepercayaan dalam mencapai tujuannya.
Kepemimpinan menurut Burhanuddin (1994:63) dapat muncul kapan dan dimanapun apabila ada unsur-unsur sebagai berikut :
1. Ada orang–orang yang memimpin, mempengaruhi dan memberikan
bimbingan.
2.Ada orang-orang yang dipengaruhi.
3.Ada kegiatan tertentu dalam menggerakkam bawahan.
4.Adanya tujuan.
Definisi tentang pendidikan adalah :
1. Proses dimana seseorang yang mengembangkan kemampuan, sikap
dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya dimasyarakat tempat dia hidup.
2. Proses dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang
(51)
kemampuan sosial dan individu yang optimal. (Moch. Idochi Anwar,1991 :)
Dari definisi di atas, maka pengertian dari kepemimpinan pendidikan adalah suatu kesiapan, kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam proses mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dan pengajaran agar segenap kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan.
b. Fungsi-fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan adalah memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi atau membangunkan motivasi-motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan perencanaan. (Kartono, 2001:8)
Menurut Handoko (1997:299) fungsi utama dari kepemimpinan adalah :
(1). Fungsi yang berhubungan dengan tugas atau pemecahan masalah
(saran, informasi dan pendapat)
(2). Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok, mencakup segala sesuatu
yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar persetujuan dengan kelompok lain, penengah dan perbedaan pendapat.
(52)
kepemimpinan adalah :
(1). Menetapkan dan memantapkan tingkatan tujuan dan nilai-nilai
kelompok.
(2). Menetapkan dan mengintegrasikan bermacam-macam pikiran
(kognisi) yang ada dalam kelompok.
(3). Mengoptimasikan penggunaan atau pemanfaatan kemampuan
anggota kelompok.
(4). Membantu para anggota memecahkan masalah yang berhubungan
dengan penyesuaian diri dengan kebutuhan interpersonal.
Dari beberapa fungsi diatas dapat diklasifikasikanmenjadi tiga fungsi pokok kepemimpinan pendidikan yaitu :
(1).Fungsi yang berhubungan dengan tujuan yang dicapai.
(2).Fungsi yang berhubungan dengan pengarahan pelaksanaan.
(3). Fungsi yang berhubungan dengan penciptaan suasana kerja yang
mendukung proses kegiatan administrasi berjalan dengan lancar, penuh semangat, sehat dan dengan kreatifitas yang tinggi. (Burhanuddin,1994:66)
c. Prinsip-prinsip Kepemimpinan
Prinsip-prinsip kepemimpinan yang ditekankan dalam bahasan ini prinsip kepemimpinannya dalam pelaksanaannya sehari-hari. Nilai-nilai yang terkandung didalamnya menjadi pedoman utama bagi para pemimpin untuk melaksanakan fungsi kepemimpinannya agar berjalan sesuai dengan apa yang dicita-citakan masyarakat, organisasi maupun
(53)
secara nasional.
Prinsip-prinsip kepemimpinan digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu :
1) Prinsip Fundamental
Prinsip ini mendasarkan pada aspek ideologis dan yuridis :
a) Aspek ideologis
Pancasila sebagai landasan ideologi atau falsafah negara sehingga sebagai pemimpin pendidikan harus berjiwa pancasila, dalam arti bahwa setiap tindak tanduk kepemimpinan yang nampak didasarkan kepada nilai-nilai pancasila yang membawa pengaruh yang sangat besar pada masyarakat.
b) Aspek yuridis
Pada aspek yuridis ini yang dijadikan prinsip dasar kepemimpinan pendidikan adalah segala tata hukum yang harus dijadikan pedoman dalam setiap mempertimbangkan sesuatu masalah, memutuskan dan sampai kepada pelaksanaan segala kebijakan yang telah ditetapkan tersebut.
2) Prinsip-prinsip praktis
Dikatakan prinsip praktis karena prinsip ini yang berhubungan dengan karakteristik atau sifat-sifat seorang pemimpin yang baik dan prinsip dimensi fungsional yakni yang menyangkut
(54)
tugasnya sebagai pemimpin.
d. Ketrampilan-ketrampilan Dalam Kepemimpinan
Ketrampilan-ketrampilan yang perlu dimiliki seorang pemimpin menurut Katz (1979:25) dalam Burhanuddin (1994; 91-92) dikelompokkan menjadi tiga :
1) Ketrampilan Teknis (Techincal skills)
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, metode dan tehnik-tehnik tertentu dalam menyelesaikan suatu tugas secara spesifik. Dalam kegiatan belajar mengajar didalam kelas seorang guru dituntut supaya bisa menggunakan metode dan tehnik sesuai dengan kondisi dan kemampuan belajar siswa yang didukung dengan sarana ataupun komponen-kompenen belajar yang lain.
Metode dan tehnik adalah suatu cara kerja yang sistematik dan umum. Ia berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik suatu metode dan tehnik makin efektif pula dalam pencapaiannya. Tetapi, tidak ada satu metode dan tehnik pun yang dikatakan paling baik/ dipergunakan bagi semua macam usaha pencapaiannya. Baik tidaknya, tepat tidaknya suatu metode dan tehnik dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor utama yang menentukan metode adalah tujuan yang akan dicapai.
Penerapan suatu metode dan tehnik pengajaran harus memiliki : Tujuan pengajaran yang jelas dan tepat akan membantu dalam
(55)
memilih metode dan tehnik belajar mengajar, bahan pelajaran menjadi acuan untuk menerapkan sesuatu jenis metode. Bahan itu mengandung unsure emosi, memerlukan pengamatan, memerlukan gerakan/ketrampilan tertentu, mengandung materi hafalan dan sebagainya, kemampuan guru, metode dan tehnik yang digunakan oleh guru untuk mengajar haruslah dikuasai betul olehnya. Metode pengajaran harus juga mempertimbangkan keadaan/kesediaan peserta didik. Dalam suatu peristiwa pengajaran seyogyanya digunakan lebih dari satu metode dan tehnik dan menggunakan metode yang bervariasi hingga tidak menimbulkan kejemuan dan keberhentian motivasi belajar peserta didik, situasi pengajaran berkaitan dengan motivasi belajar/mengajar, cuaca, keadaan lingkungan kelas/ sekolah.
2) Ketrampilan Manusiawi (Human skills)
Ketrampilan ini menunjukkan kemampuan seseorang dalam bekerja dengan dan melalui orang lain secara efektif, dan untuk membina kerja sama. Letak kunci keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahan, yakni sejauh mana dia mampu melaksanakan ketrampilan-ketrampilan yang menyangkut kemanusiaan. Jadi ketrampilan ini mencerminkan aspek-aspek :
a. Pengetahuan perilaku manusia dan proses kerjasama.
b.Kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan motif orang lain
(56)
c. Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif.
d. Kemampuan untuk menciptakan kerjasama yang efektif dan
kooperatif, praktis dan diplomatis.
3) Ketrampilan konseptual (conceptual skills)
Ketrampilan ini menunjukkan kemampuan berpikir, seperti menganalisa suatu persoalan, memutuskan dan memecahkan masalah.
Ketrampilan konseptual mencerminkan aspek-aspek sebagai berikut :
a. Kemampuan analisis.
b.Berfikir secara rasional.
c. Ahli atau cakap dalam berbagai macam konsepsi.
d. Kreatif dalam berbagai ide dalam pemecahan masalah.
e. Mampu untuk mengemukakan analisis berbagai kejadian serta
memahami berbagai macam kecenderungan.
f. Mampu mengantisipasikan perintah.
g. Mampu mengenali berbagai macam kesempatan dan
problem-problem potensial.
Dari pembahasan di atas tentang ketrampilan-ketrampilan dalam kepemimpinan maka penulis mengambil kesimpulan dalam penelitian ini yang akan dijadikan indikator adalah: kemampuan menggunakan metode dan tehnik, kemampuan bekerja dan bekerjasama dengan orang lain dan kemampuan menganalisa dan memecahkan masalah.
(57)
4. Sikap professional Guru a. Pengertian Profesi
Pengertian profesi menurut Hornby dalam Roestiyah NK. (1982:176) “accuption is one reguiring, advanced educational and special raining” Profesi adalah suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut dan latihan khusus. Oteng Sutisna (1983:302) mengemukakan bahwa profesi adalah suatu pekerjaan yang meminta pendidikan tertentu dalam liberal
arts atau science dan biasanya meliputi pekerjaan mental, seperti :
mengajar, pekerja social, pengarang dan seterusnya terutama kedokteran, hokum/teologi. Pengertian profesi, yang pada hakekatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka (to profess artinya menyatakan), bahwa sseorang itu mengabdikan dirinya pada suatu jabatan atau pelayanan karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu (Sahertian, 1994 : 26).
Sejalan dengan itu, orpstein dn Levine (1986:155) menytakan bahwa profesi adalah jabatan yang mengandung pengertian; 1) melayani siswa, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat (tidak berganti-ganti pekerjaan), 2) memerlukan bidang ilmu dan ketrampilan tertentu diluar jangkauan khalayak ramai (tidak setiap orang dapat melakukannya), 3) menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek (teori baru dikembangkan dari hasil penelitian) 4) memerlukan latian khusus dengan waktu yang panjang, 5) terkendali berdasarkan lisensi baku dan/atau mempunyai persyaratan masuk, 6)
(58)
otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu atau adanya persyaratan tertentu, 7) menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja yang ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan, 9) menggunakan administrator untuk memindahkan profesinya; relative bebas dari supervise dalam jabatan, 10) mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri, 11) mempunyai profesi dan atau kelompok elit untuk mengetahui dan mengakui keberhasilan, 12) mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau menyaksikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan, 13) mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari public kepercayaan diri setiap anggotanya,
b. Pengertian Sikap
Sikap merupakan kecenderungan seseorang dalam melakukan aktifitas. Tiap-tiap manusia memiliki karakteristik dan kepribadian masing-masing. Sikap percaya diri yang dimiliki seseorangpun juga berbeda-beda.
La Pierre dalam Allen, Guy & Edgle (1981:86 mendefinisikan sikap sebagai pola perilaku, kondisi atau kesiapan antisifatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi social atau secara sederhana sikap adalah respon terhadap stimuli social atau secara sederhana sikap adalah respon terhadap stimuli social yang tidak dikondisikan, sedangkan Secord &Backman dalam Saifuddin Azwar (2000:5) mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan
(59)
(afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (kognisi) seseorang terhadap aspek lingkungan disekitarnya.
Menurut Sax dalam Saifuddin Azwar (2000:25) menunjukkan beberapa karakteristik sikap yaitu : 1) arah, 2) intensitas, 3) keleluasaan, 4) konsistensi dan 5) spontanitas. Masing-masing karakteristik sikap dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Sikap memiliki arah, maksudnya sikap dapat dibagi menjadi dua
bagiannyang sangat jelas, yaitu bagian setuju atau tidak setuju, bagian memihak atau tidak memihak suatu objek sikap. Orang yang setuju, memihak terhadap suatu objek yang arahnya positif, sedangkan orang yang tidak setuju memihak terhadap suatu objek yang arahnya negatif.
2) Sikap memiliki intensitas maksudnya kekuatan sikap terhadap
suatu objek belum tentu sama, walaupun arahnya sama. Dua orang yang sama-sama tidak suka terhadap suatu objek dan sama-sama memiliki sikap yang berarah negatif, namun belum tentu memiliki intensitas yang sama.
3) Sikap memiliki keleluasaan, maksudnya sikap kesetujuan atau
ketidaksetujuan terhadap suatu objek hanya dapat mengenai aspek yang sangat spesifik, tetapi dapat pula mencakup banyak aspek yang ada pada suatu objek.
4) Sikap memiliki konsistensi, maksudnya adanya kesesuaian antara
(60)
tersebut diperlihatkan oleh kesesuaian sikap antar waktu dan dipertahankan dalam waktu yang relatif lama.
5) Sikap bersifat spontanitas, maksudnya menyangkut sejauh mana
kesiapan individu untuk menyatakan sikapnya secara spontan, sikap spontanitas yang tinggi terjadi apabila dinyatakan secara terbuka tanpa adanya desakan terhadap individu terlebih dahulu. Berdasarkan batasan-batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kecenderungan, perilaku atau perbuatan untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial yang mencakup perasaan penalaran dan tindakan seseorang terhadap aspek lingkungan di sekitarnya.
c. Sikap Profesional Guru
Pemberdayaan siswa didefinisikan sebagai upaya memberi daya atau kekuatan kepada siswa. Sebenarnya belajar dapat saja terjadi tanpa peberdayaan namun hasil belajar akan tampak jelas dari hasil suatu pemberdayaan. Pemberdayaan yang efektif ditandai dengan berlangsungnya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila dalam dirinya terjadi perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan sebagainya. Dalam pemberdayaan hasil belajar dapat dilihat langsung, oleh karena itu agar kemampuan siswa dapat dikontrol dan berkembang semaksimal mungkin dalam proses belajar di kelas maka program pemberdayaan tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh
(61)
para guru dengan memperhatikan berbagai prinsip-prinsip pemberdayaan yang telah diuji keunggulannya (Arief.Sadiman, 1991;12).
Menurut Made Pidarta (1997:268) mendidik adalah menciptakan kesempatan dan situasi yang kondusif agar peserta didik sebagai subyek berkembang secara mandiri. Mendidik adalah suatu upaya membuat peserta didik mau dan dapat belajar atas dorongannya sendiri dalam mengembangkan bakat, pribadi dan potensi-potensi lainnya secara optimal. Lebih lanjut Made Pidarta (1997:270) menyatakan bahwa criteria keberhasilan mendidik dapat ditunjukks dengan : 1) memiliki sikap suka belajar, 2) mengetahui tentang cara belajar, 3) memiliki rasa percaya diri, 4) mencintai prestasi yang lebih baik, 5) memiliki etos kerja yang baik, 6) produktif dan kreatif, dan 7) memiliki rasa kepuasan atas keberhasilan yang dicapai. Guru sebagai pendidik yang professional hendaknya memiliki kompetensi khusus, sehingga mampu menciptakan kondisi yang memberikan kesempatan secara luas dalam pencapaian criteria tersebut. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dan PP No. 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kompetensi yang harus dimiliki tenaga pendidik (guru) adalah
(62)
Kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi social.
1) Kompetensi pedagogic
Dalam kompetensi pedagogic seorang guru harus mempunyai kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (PP RI No. 19 tahun 2005).
Menurut HAK Tilaar (2002), perbuatan atau tindakan mendidik yang didasarkan teori dan konsep disebut pedagogi. Selain itu, ilmu mendidik yang didasarkan kepada kajian ilmiah disebut pedagogic. Ilmu pendidikan atau ilmu mendidik atau pedagofik merupakan suatu ilmu yang bukan semata-mata bersifat ilmu murni, juga bukan suatu tindakan yang tanpa dasar, tetapi merupakan ilmu yang diarahkan kepada tindakan ilmu praktis. Pedagogik bukan melihat proses pendidikan sekedar sebagai proses pendewasaan, proses sosialisasi, atau proses penyesuaian budaya, akan tetapi pedagogic juga mengkaji mengenai proses seorang manusia menjadi manusia sebenarnya, yang mempunyai kepribadian. Proses ini merupakan pengembangan potensi yang ada pada setiap individu agar potensi tersebut dapat dimanfaatkan
(63)
bagi keluhuran martabatnya sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat.
2) Kompetensi kepribadian
Pada kompetensi ini, seorang guru harus memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Selain itu, seorang guru juga mampu mengevaluasi kinerja sendiri dan mampu mengembangkan diri secara berkelanjutan.
3) Kompetensi professional
Guru harus mempunyai kemampuan menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik sesuai dengan standar kompetensi. Dalam kompetensi ini seorang guru harus mampu :
a) Menguasai substansi bidang studi dan keilmuannya.
b) Menguasai struktur dan materi kurikulum bidang studi.
c) Menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran.
d) Mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi.
e) Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui tindakan
kelas.
4) Kompetensi sosial
Guru menunjukkan kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan lain,
(64)
orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Selain itu guru harus mampu berkontribusi terhadap pengembangan pendidikan di sekolah, masyarakat, ditingkat lokal, regional, nasional, dan global serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunik asi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Pengertian tenaga sebagai jabatan profesional perlu dibedakan dari pekerjaan yang menuntut dan dapat dipenuhi lewat pembiasaan melakukan ketrampilan tertentu (magang, keterlibatan langsung dalam situasi kerja dilingkunganya dengan ketrampilan kerja sebagai warisan orang tua atau pendahulunya). Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada pola mental dalam komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesinya.
Menurut ISPI yang dikutip Made Pidarta (1997:266) bahwa ciri-ciri utama profesi adalah : a) memiliki fungsi dan signifikansi sosial, b) memiliki keahlian dan ketrampilan di tingkat tertentu, c) memperoleh keahlian dan ketrampilan melalui metode ilmiah, d) memiliki kerangka disiplin ilmu tertentu, e) studi dalam waktu lama di pendidikan kejuruan, f) pendidikan merupakan wahana sosialisasi nilai-nilai profesional dikalangan siswa-siswa yang mengikutinya, g) berpegang teguh pada kode etik profesi, h) memiliki kebebasan dalam memutuskan pemecahan masalah yang
(65)
berkaitan dengan pekerjaannya, i) memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada siswa atau yang menjadi tanggung jawabnya, j) mempunyai prestise yang tinggi di masyarakat dan berhak mendapat imbalan yang layak. Dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 pasal 1 disebutkan bahwa professional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Guru sebagai jabatan profesional dalam pemberdayaan berperan sebagai; 1) penghubung yang membangun dan memelihara hubungan yang baik diantara siswa dengan penyangga pendidikan, 2) Penasehat, memberi pengarahan kepada siswa tentang strategibelajar, kegiatan-kegiatan dan urutan kegiatan yang harus diikuti, memberi motivasi dan mengmbangkan tanggung jawab belajar dari siswa, 3) Pembimbing, membantu peserta didik dalam mengembangkan rencana belajar individu, mengeembangkan cara berfikir kritis dan kemampuan memecahkan permasalahan dan mendorong dan membantu siswa melakukan refleksi atas apa yang
(66)
telah dikuasai. 4) Fasilitator, menyediakan kegiatan pelatihan dengan baik, mengatur sumber belajar yang dibutuhkan siswa, melaksanakan pemberdayaan secara individu, kelompok kecil atau kelompok besar. 5) Penilai, membuat suatu keputusan mengenai pengakuan atas ketrampilan atau pelatihan yang terdahulu, merencanakan dan menggunakan alat pengukuran yang tepat, menilai prestasi siswa berdasarkan kriteria yang ditentukan dan mencatat serta melaporkan hasil penilaiannya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa indikator yang digunakan untuk mengetahui sikap profesional guru adalah pernyataan guru yang menunjukkan adanya rasa sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju yang disertai dengan kecenderungan tindakan yang dilakukan dalam melaksanakan tugasnya selaku tenaga pendidik yang ditunjukkan dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru yang meliputi : 1) Kompetensi pedagogik, 2) kompetensi kepribadian, 3) kompetensi sosial, 4) kompetensi profesional guru.
B. Hasil Penelitian yang relevan
Dalam penelitian Budi Setiono Hadi (2007) menyimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan mengenai manajemen mutu terpadu terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Secara umum Kepala Sekolah yang menerapkan manajemen mutu terpadu di sekolahnya, cenderung
(67)
memberikan kesempatan secara luas dan mendorong kinerja guru dalam pembelajaran lebih baik.
Ibnu Sarjono (2003) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif antara sikap terhadap profesi guru dengan kepemimpinan guru dalam proses belajar mengajar di Madrasah Aliyah Kota Surakarta. Hal ini merupakan masukan pada semua pihak yaitu lembaga sekolah, guru serta pengelola pendidikan untuk senantiasa meningkatkan sikap positifnya terhadap profesi.
Muslih (2004) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan guru dan hubungan guru-murid terhadap keefektifan penyelesaian konflik di kelas.
C. Kerangka Berfikir
1. Korelasi Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 terhadap Kinerja Guru dalam Pembelajaran
Guru sebagai manajer dalam pembelajaran diharapkan mampu menunjukkan persahabatan saling percaya, saling menghargai, mampu menciptakan kehangatan hubungan antar guru dan dengan murid, mampu menciptakan pola saluran komunikasi yang kondusif dan jelas, mampu memberikan keteladanan dan bimbingan yang baik, serta mampu melakukan pengajaran dan latihan dengan terampil, agar pembelajaran dapat berjalan secara optimal. Dalam
(68)
menjalankan perannya, guru hendaknya mampu mengelola seluruh komponen pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran. Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 merupakan implementasi manajemen dalam pendidikan yang melibatkan semua unsure pendidikan dalam mencapai tujuan. SMM ISO 9001:2008 berorientasi pada peningkatan mutu pelayanan, efisiensi, efektifitas dan produktifitas pengelolaan lembaga pendidikan.
Agar guru dapat mengelola seluruh komponen pembelajaran dengan baik untuk memberikan pelayanan secara optimal. Implementasi Sistem manajemen Mutu ISO 9001:2008 di pendidikan kejuruan meliputi dimensi penetapan tujuan dan strategi, perubahan budaya manajemen, kepuasan pelanggan, pelibatan dan pemberdayaan staff dan perbaikan kualitas berkesinambungan. Dalam memberdayakan seluruh komponen, hendaknya guru memiliki kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisiplinan dalam mengajar dan tugas lainnya, kreatifitas dalam pelaksanaan pengajaran, kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan siswa, kepribadian yang baik, jujur dan obyektif dalam membimbing siswa, serta tanggung jawab terhadap tugasnya.
Dari uraian di atas dapat diasumsikan SMM ISO 9001:2008 memiliki kontribusi positif terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Semakin baik Implementasi sistem manajemen mutu
(69)
di sekolah, diasumsikan semakin tinggi pula kinerja guru dalam pembelajaran
2. Korelasi Kualitas Kepemimpinan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran.
Kepemimpinan adalah suatu kesiapan, kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam proses mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dan pengajaran agar segenap kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan.
Seluruh pendidikan pada dasarnya kegiatan untuk memimpin atau membimbing siswa. Seorang pemimpin, guru diharapkan berperilaku yang selalu berorientasi baik berhubungan dengan siswa maupun dengan tugas pengajarannya, sehingga kondisi belajar benar-benar optimal. Sehingga diasumsikan kualitas kepemimpinan mempunyai kontribusi positif terhadap kinerja guru dalam pembelajaran.
3. Korelasi Sikap Profesional Guru terhadap Kinerja Guru dalam Pembelajaran.
Sikap merupakan proses mental yang mempengaruhi pola piker dan perilaku seseorang, sehingga sikap dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksikan mengenai kecenderungan perilaku seseorang. Seorang guru yang mempunyai sikap positif terhadap profesinya, akan mendorong dirinya melaksanakan tugasnya dengan baik.
(1)
commit to user
pembelajaran, perilaku guru masih perlu difokuskan pada kualitas kepemimpinannya dan sistem manajemen yang diterapkan di sekolah, yaitu memusatkan perhatiannya kepada proses dinamika kelompok. Pemfokusan ini diperlukan, karena perilaku atau tindakan guru akan nampak dari gaya atau cara mengelola proses pembelajaran. Disamping itu sikap profesional gurunya (tugasnya) dan kecakapan, ketrampilan serta pengalaman yang dimiliki guru memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kinerja guru dalam pmbelajaran.
(2)
commit to user
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang telah dilakukan terhadap guru-guru SMK Negeri di Kabupaten Sragen yang telah mengimplementasikan Sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 dengan menggunakan taraf signifikansi 5 %, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Terdapat korelasi yang signifikan mengenai implementasi sistem manajemen
mutu ISO 9001:2008 terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Secara umum kepala sekolah yang menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di sekolahnya, cenderung memberikan kesempatan secara luas dan mendorong kinerja guru dalam pembelajaran lebih baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 berkontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. 2. Terdapat korelasi yang signifikan mengenai kualitas kepemimpinan terhadap
kinerja guru dalam pembelajaran. Secara umum guru yang mempunyai kualitas kepemimpinan didalam kelas dengan baik, cenderung memiliki kinerja dalam pembelajaran lebih baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas kepemimpinan berkontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran.
(3)
commit to user
3. Terdapat kontribusi yang signifikan mengenai sikap profesional guru terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Secara umum guru yang mempunyai sikap profesional baik, cenderung memiliki kinerja dalam pembelajaran lebih baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap profesional guru berkontribusi yang signifikan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran.
4. Terdapat kontribusi yang signifikan antara implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, kualitas kepemimpinan, sikap profesional guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru dalam pembelajaran. Secara umum kepala sekolah yang menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di sekolahnya memiliki komitmen yang baik dalam meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran, sehingga memberikan kesempatan dan dorongan pada guru untuk bekerja lebih baik, guru yang memiliki kualitas kepemimpinan baik cenderung memiliki kinerja dalam pembelajaran juga baik. Disamping itu guru yang mempunyai sikap profesional baik, cenderung memiliki kinerja dalam pembelajaran lebih baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 kualitas kepemimpinan, sikap profesional guru secara bersama-sama berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja guru dalam pembelajaran.
B. Implikasi Hasil Penelitian
Dari kesimpulan penelitian di atas mengandung implikasi lebih lanjut dalam proses pembelajaran yang lebih efektif. Peran guru dalam pembelajaran hendaknya berusaha memberikan kesempatan secara luas kepada peserta didik
(4)
commit to user
untuk mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Untuk menciptakan kondisi tersebut, maka kepala sekolah hendaknya menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, guru memiliki kualitas kepemimpinan yang baik dan meningkatkan sikap profesional guru. Guru sebagai pengelola pembelajaran perlu mempertimbangkan kesesuaian pendekatan yang akan diterapkan dengan materi pembelajaran dan karakteristik peserta didik.
Disamping itu guru hendaknya memiliki kemampuan dalam memilih pendekatan yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pembelajaran peserta didik agar memberikan hasil yang optimal. Seorang guru harus mempunyai kinerja dalam pembelajaran yang lebih baik, karena peserta didik adalah orang yang telah memiliki pengalaman dan sangat mudah mengakses informasi. Semua ini perlu dilakukan untuk menciptakan pelaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas agar mampu memberi sumbangan positif pada tingkat pencapaian prestasi belajar yang lebih baik.
Kinerja guru dalam pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa, untuk itu perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Kepala sekolah memberikan kesempatan dan akses dalam upaya peningkatan
kualitas pembelajaran yang sifatnya lebih individual kepada guru dalam meningkatkan kompetensinya, misal : a) mengikuti TOT, b) latihan membuat persiapan mengajar, c) penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, d) meremajakan silabi sesuai dengan perkembangan dan tuntutan kebutuhan
(5)
commit to user
masyarakat, dan e) memberikan kesempatan kepada guru untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya, serta f) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh hasil penelitian.
2. Meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan media komunikasi, dan
penyajian informasi serta data secara konkret.
3. Mendorong dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan tematik, karena
dapat mengurangi jurang pemisah antara peserta didik yang bersifat abstrak dengan realita yang sifatnya konkrit, serta memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
4. Memungkinkan penyajian materi pembelajaran yang lebih luas bersama
dengan adanya penggunaan media pembelajaran.
C. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian maka disampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Setiap guru dapat meningkatkan kinerjanya dalam pembelajaran secara optimal dengan menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 di sekolah secara intens dan berkesinambungan, guna meningkatkan kualitas diri dan profesionalias.
2. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten hendaknya :
a. Mengupayakan dan memberikan kesempatan secara luas kepada para guru
untuk mengikuti TOT dan pelatihan-pelatihan lain yang mendukung peningkatan kemampuan guru dalam pembelajaran.
(6)
commit to user
b. Menyediakan fasilitas pembelajaran yang memadai, seperti : buku-buku
perpustakaan, alat peraga, komputer, LCD, multi media, dan ruang belajar yang menyenangkan, sehingga guru akan lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran..
3. Dapat dikembangkan dengan penelitian-penelitian yang terkait dengan peningkatan kinerja guru, agar hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam skala yang luas, khususnya dalam pemberdayaan masyarakat.