Metode Angket Teknik Pengumpulan Data

commit to user 62

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Angket

Dalam penelitian ini data yang diambil adalah data tentang system manajemen mutu SMM ISO 9001:2008, sikap professional guru, pola kepemimpinan dan kinerja guru dalam pembelajaran. Untuk memperoleh data tersebut, digunakan teknik pengumpulan data dengan kuesionerangket yang diberikan kepada guru. Angket kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi, atau hal-hal yang diketahui Suharsimi Arikunto, 1999:120. Metode pertanyaan sangat efektif digunakan dalam pendekatan survey, metode ini lebih reliable bila pertanyaan-pertanyaan dibuat sebelumnya dan bila sample pertanyaan yang disiapkan cukup mewakili semua pertanyaan yang diperlukan dalam masalah penelitian. Penggunaan kusioner merupakan hal yang pokok untuk mengumpulkan data pada penelitian survey. Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untu; a memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survey, dan b memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1999:175. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang implementasi system manajemen mutu ISO 9001:2008, kualitas kepemimpinan, sikap professional guru memiliki empat pilihan dengan skala commit to user 63 bertingkat empat alternative jawaban, yaitu a, b, c, dan d, serta masing-masing diberi bobot 1, 2, 3, dan 4. Alasan penggunaan angketkuesioner adalah; a subyek adalah orang yang paling tahu tentang sesuatu yang ada pada dirinya; b apa yang dinyatakan subyek kepada peniliti adalah benar dan dapat dipercaya; c interpretasi subyek tentang pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan yang dimaksud oleh peneliti Sutrisno Hadi, 1999:173 Untuk mengumpulkan data implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008, kualitas kepemimpinan, dan sikap professional guru, peneliti menggunakan model skala likert dengan empat pilihan, yaitu : a SS : Sangat Setuju b S : Setuju c Belum memutuskan d TS : Tidak Setuju e STS : Sangat Tidak Setuju Dalam penelitian ini, kategori jawaban belum memutuskan yang ada di skala Likert tidak dipakai atau dihilangkan, karena akan menimbulkan kecenderungan responden menjawab pilihan belum memutuskan. Hal ini sesuai dengan alas an yang dikemukakan oleh sutrisno Hadi 1999:20 sebagai berikut : commit to user 64 a kategori belum memutuskan mempunyai arti ganda, bias diartikan belum dapat memutuskan atau memberi jawaban, juga bias diartikan setuju tidak, tidak setuju pun tidak, atau bahkan ragu-ragu. Kategori jawaban yang mempunyai arti ganda ini tentu saja tidak diharapkan dalam suatu instrument. b Tersediaya jawaban belum memutuskan menimbulkan kecenderungan menjawab pilihan belum memutuskan, terutama bagi mereka yang ragu- ragu atas arah kecenderungan jawabannya, kea rah setuju ataukah kea rah tidak setuju. c Maksud kategori sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju, adalah terutama untuk melihat kecenderungan pendapat responden kea rah setuju atau kea rah tidak, jika disediakan kata jawaban belum memutuskan, akan menghilangkan banyak data penelitian sehingga mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring oleh responden. Dari pendapat tersebut, maka cara pemberian skor yang dipakai dalam penelitian ini adalah : a Untuk pernyataan positif, skor diberikan sebagai berikut : • Sangat Setuju SS = diberi skor 4 • Setuju S = diberi skor 3 • Tidak Setuju TS = diberi skor 2 • Sangat Tidak Setuju STS = diberi skor 1 b Untuk pernyataan negatif, skor diberikan sebagai berikut : • Sangat Setuju SS = diberi skor 1 • Setuju S = diberi skor 2 • Tidak Setuju TS = diberi skor 3 • Sangat Tidak Setuju STS = diberi skor 4 Penetapan alternatif jawaban dirancang dalam skala genap empat ini dimaksudkan untuk menghindari opsi kepda responden memilih pada pilihan commit to user 65 tengah-tengah atau netral. Pada skala ganjil, ada kecenderungan responden untuk menyamaratakan penilaian dengan memilih titik netral atau titik tengah. Untuk pengumpulan data mengenai kinerja guru dalam pembelajaran menggunakan lembar observasi yang disusun berdasarkan pedoman Lembar Penilaian Kinerja Guru LPKG yang dikeluarkan dari Diknas tahun 2006. Pemberian skor dilakukan dengan skala 1 samapi 5. Pengumpulan data mengenai kinerja guru dalam pembelajaran dilakukan oleh observer. Observer disini adalah guru yang ada disekolah dimana penelitian dilakukan, tetapi diluar sampel penelitian dan sudah mendapatkan pelatihan sebelumnya tentang penilaian kinerja guru. Jumlah observer di masing- masing sekolah ada 8 observer, sehingga masing-masing observer akan melakukan penilaian antara 5 sampai 7 guru.

2. Analisis Dokumen

Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN BREBES

0 9 133

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL, PERSEPSI GURU TENTANG SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL, PERSEPSI GURU TENTANG SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PADA SMK BER-ISO DI KOTA SALATIGA.

0 1 15

PENDAHULUAN PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL, PERSEPSI GURU TENTANG SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PADA SMK BER-ISO DI KOTA SALATIGA.

0 1 12

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KINERJA GURU, FASILITAS BELAJAR, DAN PARTISIPASI DUNIA INDUSTRI TERHADAP MUTU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI DI JAWA BARAT.

0 5 95

MANAJEMEN MUTU PEMBELAJARAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN:Studi Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah, Kemampuan Profesional Guru, Media Pembelajaran dan Budaya Sekolah Terhadap Mutu Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Se Kabupaten Indramayu.

0 0 74

MANAJEMEN SEKOLAH BERMUTU :Studi tentang Kontribusi Kepemimpinan, Implementasi Manajemen Mutu Terpadu terhadap Mutu Sekolah Menengah Kejuruan Di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Subang.

0 0 38

PENGARUH MOTIVASI GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP SIKAP KINERJA GURU KEJURUAN.

0 1 57

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( Studi Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 di SMK Negeri 2 Magetan).

0 1 16

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KOTA SURAKARTA.

0 0 22

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI DI TEMANGGUNG.

0 2 191